Belalang Ranting yang Tergambar di Situs Megalitik Tutari Papua, Terkait Religi?

Belalang Ranting yang Tergambar di Situs Megalitik Tutari Papua, Terkait Religi?
info gambar utama

Belalang ranting merupakan spesies endemik yang eksis di Papua. Hewan ini bisa ditemukan ketika mengunjungi Situs Megalitik Tutari. Letaknya hanya 15 menit dari Bandara Sentani, Jayapura Papua.

Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, Hari Suroto menjelaskan belalang ranting memiliki warna putih menyerupai ranting pohon kayu putih. Tetapi ada juga yang berwarna hijau menyerupai daun.

“Warna ini sebagai bentuk kamuflase, untuk menghindari serangan pemangsa. Belalang ranting ini memakan daun-daun pohon kayu putih,” tulisnya yang dimuat Detik.

Tokok Sagu, Kearifan Lokal Papua untuk Merawat dan Mengolah Sagu

Dikatakan olehnya, belalang ranting memiliki tubuh bulat memanjang seperti ranting dan memiliki kaki yang ramping memanjang. Belalang ranting dewasa memiliki panjang tubuh maksimal mencapai 20 sentimeter.

“Mereka sering bergantungan pada ranting tanaman kayu putih. Jika mereka disentuh akan menjatuhkan diri, berdiam dan berkamuflase seperti ranting,” paparnya.

Berkaitan dengan religi

Hal menarik ditemukan oleh Hari Suroto ketika melakukan konservasi di Situs Megalitik Tutari. Konservasi ini berhasil menemukan data terbaru mengenai gambar prasejarah, salah satunya adalah belalang ranting.

“Motif yang baru ditemukan di bongkahan batu yaitu belalang ranting,” ungkapnya yang dimuat Mongabay Indonesia.

Solidaritas Kemanusiaan, Mengurai Krisis Palestina, Rohingya, dan Papua

Hari menduga belalang ranting merupakan implementasi pengetahuan masyarakat Tutari tentang lingkungan alam, yang dituangkan pada media batu. Juga sebagai nilai-nilai kehidupan sosial budaya, ekonomi, dan religi Suku Tutari.

“Motif belalang ranting digoreskan pada permukaan batu, memiliki makna, mereka berharap akan mendapatkan binatang buruan. Ritual ini dilakukan sebelum berburu ke hutan,” ujar Hari.

Banyak jenis

Rahmadi R dalam Ada Lukisan Prasejarah Belalang Ranting di Situs Megalitik Tutari menjelaskan belalang ranting dapat ditemui di negara subtropis, namun lebih banyak di negara-negara tropis seperti di Indonesia.

Hewan ini termasuk dalam famili Phasmatodea dan diperkirakan sebanyak 3.500 spesies tersebar di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis. Sementara di Selandia Baru, peneliti menemukan 23 spesies.

Menguak Potensi Furnitur dan Obat Langka di Pegunungan Cyclops, Papua

“Meski demikian jumlah ini kemungkinan akan bertambah seiring dengan kemajuan penelitian taksonomi dan para ilmuwan sudah mengetahui adanya spesies yang belum terdeskripsi dari berbagai lokasi,” ucapnya.

Hal yang unik, beberapa spesies bisa bereproduksi tanpa jantan atau tanpa perkawinan. Meski demikian, ketika gagal berkamuflase, jenis belalang ini akan menjadi santapan yang empuk bagi para predator.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini