Menguak Potensi Furnitur dan Obat Langka di Pegunungan Cyclops, Papua

Menguak Potensi Furnitur dan Obat Langka di Pegunungan Cyclops, Papua
info gambar utama

Tahun lalu, tim Universitas Oxford bersama peneliti lintas negara menemukan seekor landak semut atau Echidna Paruh Panjang Attenborough di Cagar Alam Pegunungan Cyclops, Papua. Mamalia itu sempat dinyatakan hilang pada 1971.

Penemuan tersebut memecahkan satu dari banyak misteri di Pegunungan Cyclops. Sejak dulu, cagar alam ini menyimpan kekayaan alam dan keanekaragaman hayati. Sebuah penelitian 20 tahun lalu pernah mengungkap potensi alam di Pegunungan Cyclops.

62 Tahun Hilang, Echidna Paruh Panjang Attenborough Ditemukan di Papua

Terbentang 36 kilometer

Foto: Andrew Williams

Pegunungan Cyclops terletak di pesisir utara Kota Jayapura berbatasan dengan Distrik Sentani. Panjangnya mencapai 36 kilometer dengan luas 22.500 hektare dan membentang dari timur ke barat. Puncak tertinggi pegunungan ini bernama Gunung Merahriboh, ketinggiannya mencapai 3.200 mdpl dan membentuk lereng erosi dengan kemiringan rata-rata 25 derajat.

Banyak gunung menjulang di Pegunungan Cyclops. Beberapa yang tertinggi antara lain: Gunung Dafonsoro (1.580 mdpl), Gunung Butefon (1.450 mdpl), Gunung Robhong (1.970 mdpl), Gunung Helufoi (1.960 mdpl), Gunung Rafeni (1.700 mdpl), dan Gunung Adumama (1.560 mdpl). Di bawah lereng pegunungan, terdapat Danau Sentani yang menyimpan 30 jenis spesies ikan tawar, termasuk spesies endemik hiu gergaji.

Jejak Peradaban 3000 Tahun Lalu di Sentani

Penelitian 20 tahun lalu

Tim peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah mengkaji potensi flora di CAPC pada 1—21 Juni 2004. Mereka menelusuri dua lokasi yang berbatasan dengan Kampung Sereh, Distrik Sentani, dan Kampung Adat Bambar, Distrik Waibu. Kedua lokasi itu berada di ketinggian 150—400 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Tim mengumpulkan 150 jenis tumbuhan dari 63 suku. Hasil penelitian menunjukkan, Pegunungan Cyclops memiliki banyak flora yang kaya manfaat dan bernilai tinggi.

Penghasil kayu berkualitas

Sebanyak 33 jenis pohon berpotensi sebagai penghasil kayu untuk bahan bangunan, konstruksi, mebel, dan perahu. Enam jenis pohon bahkan memiliki kualitas kayu yang sangat bagus, di antaranya kayu besi (Instia bijuga), matoa (Pometia pinnata), nibung (Cyrtostachys sp.), lingua (Pterocarpus indicus), kayu hitam atau oi nokom (Parastemon urophyllus) dan kayu tongkeu (Aidia racemosa).

Peneliti menyimpulkan bahwa kayu tongkeu paling berkualitas, warnanya coklat kekuningan, sangat keras, dan cukup berat. Pohon oi nokom dan matoa banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat perahu, sedangkan lingua dan kayu besi sangat cocok untuk dijadikan bahan pembuatan mebel dan bangunan rumah.

Untuk membuat lantai dan tiang rumah panggung, masyarakat sekitar CAPS menggunakan batang pohon nibung dan deu (Caryota rumphiana var. papuana). ada pula kayu susu (Alstonia scholaris) yang banyak digunakan masyarakat untuk membuat patung.

Festival Danau Sentani, Lestarikan Budaya dan Beri Dampak Ekonomi

2 tanaman obat langka

Tim peneliti juga menemukan 35 jenis tumbuhan obat, dua di antaranya tergolong langka, yaitu owabu atau kayu susu dan yan-kota (Arcangelisia flava). Penduduk memanfaatkan kedua pohon itu untuk mengobati malaria.

Selain itu, peneliti juga menemukan satu jenis palem endemik untuk tumbuhan obat, itulah pohon deu. Banyak warga di sana percaya, ulat yang hidup di batang bekas tebangan pohon deu dapat menjadi obat bagi para ibu yang mau melahirkan.

Kemudian, bagian akar Leea indica—tumbuhan semak di hutan primer CAPC—mengandung bahan antipiretik dan diaforetik yang sangat berguna bagi pengobatan kanker usus dan rahim. Penduduk lokal juga memanfaatkan daun tumbuhan ini untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Bukan itu saja, pohon mengkudu (Morinda citrifolia) juga banyak ditemukan tumbuh di kawasan CAPC, terutama daerah vegetasi semak belukar. Tumbuhan ini sangat dibutuhkan oleh industri obat-obatan masa kini.

Kampung Yoboi, Desa Wisata Terapung di Danau Sentani Papua

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini