Mengenal Jombang, Kota Santrinya Indonesia

Mengenal Jombang, Kota Santrinya Indonesia
info gambar utama

Kota Jombang dikenal sebagai kota santri karena memiliki banyak pondok pesantren yang terkenal, seperti Tebuireng, Tambak Beras, Darul Ulum Rejoso, dan Denanyar.

Julukan ini diperoleh karena ribuan santri belajar di ponpes-ponpes tersebut, yang mana mencerminkan sejarah dan asal usulnya yang kaya akan tradisi keagamaan dan pendidikan.

Menurut informasi dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang, ada sekitar 203 pondok pesantren yang resmi diakui dan berfungsi serta aktif dalam kegiatan kepesantrenan saat ini.

Eits, tapi Kawan tahu nggak, apa definisi sebenarnya dari kata 'Santri'? Istilah ini sendiri merupakan individu yang belajar agama di suatu pondok pesantren. So, dalam hal ini, mereka adalah murid yang menimba ilmu agama di berbagai pondok pesantren di Jombang.

Banyaknya orang yang belajar agama di pondok pesantren di kota tersebut menjadi salah satu faktor kunci dalam penamaan Jombang sebagai Kota Santri.

Baca Juga: Ponpes Ekologi Al Mizan Majalengka, Mengajari Para Santri Skill Bertani Modern

Santri adalah individu yang menggali ilmu agama Islam dan menerima pendidikan agama di pesantren. Mereka memegang peran penting dalam masyarakat Indonesia, terutama dalam hal keagamaan, dianggap sebagai pewaris nilai-nilai keislaman dan pengemban misi penjagaan nilai-nilai agama.

Santri memiliki karakteristik unik, termasuk kedisiplinan, ketaatan pada norma, dan keinginan yang kuat untuk memahami agama serta mengejar ilmu pengetahuan secara tekun.

Mereka juga memiliki tanggung jawab keagamaan, termasuk melaksanakan salat lima waktu, membaca Al-Quran, menjalankan puasa, dan melakukan ibadah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Baca Juga: Santri dan Pesantren, Lembaga Pendidikan Ciptaan Wali Songo

Sejarah dan asal usul Kota Jombang sebagai Kota Santri melibatkan keberadaan dan peran penting pondok pesantren serta para santri dalam kehidupan masyarakat dan budaya setempat.

Jombang dikenal sebagai Kota Santri karena keberadaan banyak pondok pesantren di kabupaten tersebut, yang memberikan dampak signifikan pada kehidupan masyarakat.

Mayoritas penduduk Jombang adalah 'individu beriman'. Pengaruh tersebut juga tercermin dalam kehidupan masyarakat di luar wilayah kota.

Tak ayal, sejumlah tokoh nasional lahir dari Jombang, loh! Salah satunya adalah Abdurrahman Wahid yang dikenal karena pemikiran progresifnya terutama dalam bidang sosial, budaya, dan kerukunan beragama.

Selain itu, Jombang juga dikenal sebagai kota toleransi, di mana warga memiliki pemahaman yang serupa tentang kehidupan, meskipun terdapat perbedaan yang signifikan.

Di sisi lain, keberadaan pondok pesantren dan santri di Jombang juga tidak hanya berdampak pada sektor pendidikan, tetapi juga kebiasaan. Salah satunya adalah budaya ngopi yang khas di masyarakat Kota Santri Jombang.

Baca Juga: Sandur Manduro: Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kota Santri, Jombang

Budaya ngopi yang khas di masyarakat Jombang memainkan peran penting dalam kehidupan budaya. Hal ini meliputi aktivitas seperti menyajikan kopi, membuat kue, dan mengekspresikan seni. Semua ini sering kali didukung oleh kontribusi santri dari pondok pesantren setempat.

Keberadaan pondok pesantren dan santri di Jombang juga memiliki dampak pada kebudayaan setempat, termasuk dengan tradisi berbuka puasa bersama, mudik saat Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, serta pemeliharaan moral sosial yang kuat di antara individu-individu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadira Hamamah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadira Hamamah.

NH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini