Batik Kudus Bertajuk “Sandyakala Smara” Bawa Pulang Emas di Ajang PR Awards Singapura

Batik Kudus Bertajuk “Sandyakala Smara” Bawa Pulang Emas di Ajang PR Awards Singapura
info gambar utama

Batik Kudus melalui koleksi-koleksi terbaru bertajuk Sandyakala Smara yang dirilis September 2023 atas inisiasi Bakti Budaya Djarum Foundation, berhasil membawa pulang medali emas. Medali tersebut dengan bangga dinobatkan kepada Bakti Budaya Djarum Foundation, dalam ajang Public Relation atau PR Award 2024 di Singapura, Jumat (22/3).

Dalam hal ini, Sandyakala Smara telah mengantarkan pihak-pihak terkait menyandang sebagai “Best PR Campaign: Fashion & Apparel” se Asia Tenggara, Asia Selatan dan Oseania di acara Marketing-Interactive PR Awards 2024. Penghargaan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekuatan yang unggul dalam mempromosikan budaya secara kreatif dan inovatif.

Penghargaan ini juga sekaligus memperkuat posisi Bakti Budaya Djarum Foundation sebagai salah satu lembaga yang turut aktif dalam mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional.

Lestarikan Batik Bakaran sebagai Wastra Nusantara dari Juwana, Pati

“Kami sangat bangga dan bersyukur atas penghargaan Gold untuk kategori Best PR Campaign: Fashion & Apparel ini yang tidak hanya mencerminkan dedikasi kami, tetapi juga merupakan hasil dari kerjasama erat antara berbagai pihak dalam upaya memajukan dan mempromosikan keindahan Batik Kudus,” kata Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Denny Wirawan, desainer koleksi Sandyakala Smara juga mengungkapkan bahwa penghargaan yang baru saja diperoleh ini sekaligus menjadi bagian dari bentuk penghormatan atas warisan keindahan wastra yang memadukan sejarah masa lalu dengan estetika saat ini.

“… Ini merupakan perjalanan budaya dan kreativitas yang memadukan masa lalu dan masa kini dengan harmoni yang mengagumkan,” jelasnya.

Mengenal Batik Tokwi, Kain di Meja Sembahyang Warga Tionghoa Indonesia

Keindahan Batik Kudus dalam Sandyakala Smara

Pagelaran Koleksi Sansyakala Smara © Djarum Foundation
info gambar

Sandyakala Smara, sebuah koleksi terbaru dari desainer fesyen Denny Wirawan – bersama Bakti Budaya Djarum Foundation dan Ikatan Perancang Muda Indonesia (IPMI) – menggunakan batik Kudus telah diluncurkan pada 6 September 2023 di Kudus, Jawa Tengah.

Hadirnya koleksi-koleksi terbaru dan eksklusif ini menjadi tonggak baru bagi warisan budaya dari Kota Kretek yang hampir redup, yakni kain batik. Selain dari rokok, inovasi batik Kudus ini juga diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian beberapa kelompok pembatik di Kudus.

“Sandyakala Smara ini adalah bentuk dukungan tulus dalam melestarikan dan mengapresiasi kekayaan wastra budaya Indonesia, terutama Batik Kudus yang memukau dan menginspirasi kreativitas untuk terus mengeksplorasi serta memperkaya keindahan yang tak ternilai dari kain-kain Indonesia,” jelas Renitasari Adrian.

Mengenal Batik Jambi, Jejak Kesultanan Melayu dengan Motif Flora dan Fauna

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023 - 2024 ini mengambil ciri khas gaya 'Kebaya Encim' serta kain Batik Kudus pada dekade 1930-an hingga 1950-an.

Sandyakala Smara memiliki 41 set rancangan yang terdiri dari tiga seri. Pertama, seri Mahajana yang menampilkan padu padan batik Kudus yang lebih tradisional dan memadukan dengan kebaya maupun baju kurung.

"Saya tidak menggunting sama sekali karena mau menonjolkan kainnya, ada cheongsam modifikasi tapi esensinya peranakan makanya ada baju kurung, umumnya loose," ujar Denny Wirawan.

Seri kedua adalah seri Asmaradana yang menitikberatkan pada citra pakaian Cheongsam, dengan elemen berupa kerah-kerah tinggi, vest penuh ornamen, hingga pilihan outerwear. Seri Asmaradana terinspirasi dari masa kebangkitan industri di Tiongkok tahun 1920-an.

Kemudian, seri ketiga merupakan seri Layar Sutera (Journey to The Past) yang menampilkan gaun-gaun yang lebih premium dan gala. Layar Sutera ini terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok yang direpresentasikan melalui keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam helaian Batik Kudus, seperti naga, phoenix, awan, burung Hong, kupu-kupu, ayam, bunga Krisan, Asteria, Lotus, dan Peonie.

Detail ini sekaligus menjadi ciri khas utama batik Kudus, dibandingkan daerah penghasil wastra Nusantara lainnya di kawasan pesisir, seperti Pekalongan atau Lasem.

“Batik Kudus itu meriah, flora fauna, kapal, jangkar, kaligrafi, semua ada karena sesuai dengan unsur budaya di sini yang begitu dinamis,” jelas Denny.

Mengenal 5 Motif Batik Cirebon, Ciri Khasnya dan Sejarahnya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini