Mengenal 5 Motif Batik Cirebon, Ciri Khasnya dan Sejarahnya

Mengenal 5 Motif Batik Cirebon, Ciri Khasnya dan Sejarahnya
info gambar utama

Cirebon terkenal dengan kebudayaannya yang kental. Sama seperti Solo dan Yogya, Cirebon memiliki keraton yang menjadi tempat tinggal para raja. Keraton tersebut ialah Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Cirebon, Solo, dan Yogyakarta juga terkenal dengan tradisi membatiknya.

Batik Cirebon merupakan batik yang cukup populer di kalangan masyarakat, tidak hanya Jawa Barat, tetapi juga Indonesia. Bahkan, batik Cirebon disebut sebagai sentra batik tertua yang juga turut memberikan pengaruh terhadap ragam pola-pola batik di sentra-sentra industri batik lainnya di Provinsi Jawa Barat.

Hingga saat ini, batik Cirebon memiliki tiga kelompok produk, yakni batik keraton, batik daerah pesisir atau yang dikenal dengan nama Trusmi, dan batik ciwaringin (Kudiya & Saftiyaningsih, 2020: hlm 2).

Motif Batik Jayastamba sebagai Ciri Khas Kabupaten Nganjuk

Pada awalnya, batik keraton tercipta karena rasa kecintaan keluarga keraton dengan seni lukis. Lukisan tersebut mulanya digores dengan indah di daun lontar yang berfungsi sebagai kanvas. Seiring berjalannya waktu, media lukis keluarga keraton tidak lagi daun lontar, melainkan kain katun. Sejak saat itulah batik keraton mulai beredar di masyarakat.

Dilansir dari Indonesia Kaya, batik keraton memiliki ciri yang khas. Biasanya batik keraton berwarna gelap, misalnya dominan hitam, merah tua, dan coklat. Selain itu, batik keraton juga mayoritas berbentuk horisontal dalam tiga lajur yang menggambarkan jajaran atas, tengah, dan bawah.

Sementara itu, batik pesisir atau dikenal dengan nama batik Bangbirong memiliki warna dasar yang cenderung cerah, seperti biru, hijau, dan merah. Motif batik pesisir berhubungan erat dengan alam sekitar, seperti motif udang, ikan, dan bunga.

Untuk mengetahui ragam motif batik dari Cirebon, berikut beberapa daftar motif batik Cirebon yang cukup terkenal.

Cerita Batik yang Menginvansi Eropa pada Zaman Hindia Belanda

Motif Batik Megamendung

Motif Megamendung © Hamzah Batik
info gambar

Batik motif Megamendung merupakan salah satu motif batik Cirebon yang berasal dari kalangan keraton. Sesuai namanya, batik Megamendung memiliki bentuk menyerupai awan yang berwarna putih. Dilansir dari Indonesia Kaya, motif Megamendung memiliki makna kehidupan di dunia atas, kebebasan, hingga representasi awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.

Konon katanya, batik Megamendung diciptakan oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran dan pendiri kerajaan Cirebon. Pangeran Cakrabuana juga merupakan paman dari Sunan Gunung Jati.

Dalam versi lain disebutkan, motif Megamendung diadaptasi dari hiasan keramik yang dibawa Putri Ong Tien, putri Kaisar Hong Gie dari masa Dinasti Ming, saat menikah dengan Sunan Gunung Jati. Pernikahan inilah yang menjadi cikal bakal masuknya pengaruh budaya dan tradisi Cina, termasuk dalam proses dan seni pembuatan batik keraton.

Oleh karena itu, motif awan ini memiliki kesamaan dengan motif awan di kebudayaan Tionghoa. Lapisan awan Megamendung terdiri dari lima sampai tujuh warna objek yang monokromatis. Lima warna objek merepresentasikan rukun Islam yang ada lima, sedangkan tujuha warna objek mengaambarkan tujuh lapis langin yang telah dilalui Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj.

Batik ini menjadi ciri khas dari batik Cirebon. Bahkan, Ketua harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), Komarudin Kudiya mengatakan bahwa motif Megamendung adalah karya sangat luhur dan penuh makna.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia juga berencana untuk mendaftarkan motif batik Megamendung ke UNESCO agar diakui sebagai salah satu warisan dunia.

Kenali Batik Garudeya Sebagai Ikon Batik Kota Malang

Motif Batik Singa Payung

Motif Singa Payung © Arius/Pinterest
info gambar

Batik Singa Payung biasa disebut juga Batik Singa Barong. Batik ini tercipta karena terinspirasi oleh Keraton Kanoman.

Singa Barong merupakan salah satu jenis hewan mitologi atau magis, menurut kebudayaan Jawa dan Bali. Singa Barong memiliki bentuk gabungan antara singa atau macan yang tampak padabadan, kaki, mata; garuda di bagian sayap, berbadan seperti gajah, dan lidah menjulur layaknya naga. Motif batik ini merupakan simbol spiritual.

Sebagian besar tokoh di Keraton Kasepuhan memaknai batik ini berupakan simbol keharmonisan antaragama di Indonesia. Elang bersayap sebagai simbol Islam, gajah sebagai simbol agama Hindu, naga sebagai simbol agama Buddha, dan singa sebagai simbol agama Protestan (atau budaya Eropa Barat).

Makna pada batik ini juga dapat dilihat berdasarkan pada masing-masing ornamen.

  • Gunungan, yang merepresentasikan kisah kehidupan para raja dari awal hingga akhir hidupnya.
  • Gerbang Kraton menggambarkan keterbukaan keraton pada masyarakat Cirebon.
  • Wadasan, bermakna keraton yang kokoh dan kuat sebagai pusat kerajaan.
  • Wit-Wit, bermakna kesabaran para pengrajin ketika proses membatik.
  • Daun Pandan merepresentasikan keharuman nama keraton di kalangan masyarakat.
  • Singa, bermakna raja sebagai pemimpin dan kekuasaan.
Batik Ecoprint Sebagai Inovasi Baru dalam Melestarikan Kebudayaan

Motif Batik Kompeni

Motif Kompeni Perang © Finunu Wordpress
info gambar

Sesuai namanya, ilustrasi batik Kompeni sangat kental dengan keberadaan Belanda di Indonesia. Ornamen yang digunakan pada batik Kompeni menggambarkan suasana perang pada masa kolonial Belanda dengan adanya tentara VOC, meriam, tank, bambu runcing dan senapan. Selain itu, motif batik ini juga menggambarkan keragaman flora dan fauna di Indonesia.

Dalam batik Kompeni, tentara VOC digambarkan membawa senapan laras panjang dan meriam. Sementara itu, masyarakat Indonesia digambarkan sesuai profesi seperti pedagang dan petani dengan adanya ornamen sawah.

Motif Batik Patran Keris

Patran Keris menjadi batik yang diminati oleh masyarakat Jepang. Biasanya, mereka menggunakan batik Patran Keris sebagai bahan pembuatan kimono. Batik ini menjadi motif paling simpel di antara motif lainnya.

“Berkain”, Tren OOTD ala Gen Z yang Tingkatkan Popularitas Batik

Motif Batik Paksi Naga Liman

Motif Paksi Naga Liman © Budaya Indonesia
info gambar

Batik Paksi Naga Liman memiliki ornamen yang khas dengan adanya kereta kencana Paksi Naga Liman. Sementara itu, bentuk Paksi Naga Liman merupakan kombinasi dari paksi (garuda), naga (ular) dan liman (gajah). Unsur-unsur tersebut menggambarkan sebagai perpaduan antara kekuatan fisik dan sikap yang melindungi dan didasari sifat kebijaksanaan

Paksi Naga liman merupakan simbol dari kekuatan keraton, yakni paksi (udara), naga (laut) dan liman (darat) yang pada saat itu keraton Cirebon mencapai kemakmuran.

Batik Sendang Duwur Lamongan, Warisan Budaya Nusantara

Referensi:

  • https://batiksalma.com/motif-motif-khas-batik-trusmi-cirebon/
  • https://kumparan.com/viral-food-travel/5-motif-batik-cirebon-unik-dan-punya-makna-dalam-1zqu3mg8XAu
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/batik-cirebon-batik-yang-selalu-lekat-dengan-motif-mega-mendung/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini