Night at Rangga Gading dan Sosok Pemuda di Baliknya

Night at Rangga Gading dan Sosok Pemuda di Baliknya
info gambar utama

Jalan Rangga Gading telah direvitalisasi Pemkot Bogor setahun lalu. Kawasan Lawang Rangga Gading yang semakin apik ini digadang-gadang akan menjadi pusat kuliner Kota Bogor.

Sebenarnya Lawang Rangga Gading dikenal sebagai sentra kuliner Kota Bogor sejak dahulu, meski dengan fasilitas yang terbatas. Adanya penataan ulang kawasan ini diharapkan mampu menarik wisatawan, baik dari dalam kota maupun luar kota.

“Sejak lama kawasan ini jadi pusat kuliner legend. Kami berharap penataan semakin menguatkan daya tarik bukan hanya warga sekitar namun lebih luas,” ucap Wali Kota Bogor, Bima Arya, Kamis (9/3/2023).

Pada masa awal peresmian Lawang Rangga Gading yang baru, ada setidaknya 25 pedagang yang menempati booth-booth dengan aneka kuliner, seperi lomie, es podeng, es pala, es doger, batagor, soto mie, laksa, combro, kue basah, bubur, cakwe, nasi uduk dan banyak lagi. Menariknya, sebagian besar kuliner tersebut telah terdigitalisasi sehingga dapat ditemukan di aplikasi pengantar makanan (food delivery).

Berburu Mie Glosor, Kuliner Khas Bogor yang Hanya Muncul ketika Ramadan

Night at Rangga Gading

Strategi kolaboratif semakin digalakkan untuk merealisasikan Lawang Rangga Gading, Surya Kencana menjadi pusat kuliner di Kota Bogor. Terbaru, kini ada gagasan untuk menggelar “Night at Rangga Gading” untuk menghidupkan kawasan kuliner itu saat malam hari.

Gagasan tersebut muncul dari Ahmad Fanny Rofiuddarojaat dan tim yang merupakan peserta Program Project 100. Harapannya, Lawang Rangga Gading yang merupakan salah satu area di Surya Kencana ini dapat menjadi night market layaknya di Thailand ataupun Singapura.

Lawang Surya Kencana diharapkan menjadi pemantik kawasan lain untuk menggerakkan roda perekonomian Kota Bogor melalui kulinernya yang legendaris.

Sebelum mengimplementasikan ide tersebut, Ahmad Fanny selaku salah satu pencetus gagasan telah mengikuti berbagai rapat internal bersama Walikota Bogor Bima Arya dan jajaran Pemkot Bogor. Pemuda yang kerap disapa Fanny ini juga melakukan kunjungan ke pasar-pasar di Kota Bogor bersama Walikota Bogor dan jajarannya.

Ide menjadikan Lawang Rangga Gading sebagai night market ini tercetus setelah melakukan diskusi dengan berbagai pihak, terutama mentor “Program Project 100” klaster penataan pasar dan PKL.

Lapis Bogor Sangkuriang, Buah Tangan dari Bogor nan Legit dan Menyehatkan

Apa itu “Program Project 100?”

“Program Project 100” merupakan kegiatan kolaborasi antara Pemerintah Kota Bogor dengan startup sosial non-profit yang bergerak di bidang pendidikan, Pemimpin.id untuk turut berkontribusi memberikan ide, gagasan, dan inovasi program pemerintah di Kota Bogor. Program ini berlangsung selama 100 hari terakhir dalam masa kepemimpinan Wali Kota Bogor, Bima Arya, yakni 14 Januari - 20 April 2024.

Saat mengikuti program ini, peserta akan mendampingi Wali Kota Bogor saat melakukan dinas, rapat, hingga kunjungan untuk mengetahui dinamika dan permasalahan yang ada di Kota Bogor. Tahun ini, program Project 100 mengangkat tema “Membangun Masa Depan Kota”.

Salah satu peserta yang berhasil lolos dan mengikuti perjalanan Wali Kota Bogor ialah Ahmad Fanny Rofiuddarojaat. Ia menjadi salah satu dari 30 peserta “Pilot Project 100” yang berhasil lolos setelah melewati rangkaian proses seleksi. Sebelumnya, ia telah bersaing dengan 755 peserta lainnya yang tertarik mengikuti program tersebut.

Asinan Bogor: Kelezatan yang Mewakili Kebudayaan Bogor

30 peserta terpilih itu kemudian dibagi menjadi tiga klaster, yakni dengan fokus klaster penataan ruang publik, transportasi, serta penataan pasar & PKL. Fanny dan 9 orang lainnya, fokus terhadap permasalahan penataan pasar & PKL.

Ia mengungkapkan, mengikuti Project 100 ini menjadi pengalaman baru baginya. Tidak hanya mengikuti kegiatan Wali Kota Bogor, para peserta juga diberikan ruang yang luas untuk mengungkapkan ide dan gagasan yang dimiliki sebagai solusi dari problematika Kota Bogor.

“Menjadi bagian dari Project 100 adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. kami disini menjadi anak muda yang menorehkan namanya untuk turut hadir mengambil bagian dari 100 hari terakhir kerja Kang Bima Arya sebagai Walikota Bogor. Kami diberikan ruang untuk dapat memberikan ide, gagasan, masukan dan inovasi untuk kemajuan Kota Bogor ke depannya,” jelas Ahmad Fanny, yang merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Dua Desa Sejahtera Astra di Bogor menjadi inspirasi dengan produksi kopi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini