Semarak Menyambut Lebaran, Pesta Kembang Api yang Buat Orang Eropa Susah Tidur

Semarak Menyambut Lebaran, Pesta Kembang Api yang Buat Orang Eropa Susah Tidur
info gambar utama

Hari Raya Lebaran merupakan hari libur bagi masyarakat Eropa dan pribumi pada zaman kolonial. Koran De Preanger-bode menceritakan kesibukan di Pasar Baru di Bandung menjelang Hari Raya Lebaran.

Pemimpin Redaksi koran itu, Th E Stufken mengungkapkan alun-alun Bandung selalu menjadi pusat berkumpul warga saat Lebaran. Dikataknnya segala macam permainan rakyat disajikan saat itu.

“Setiap tahun dengan Lebaran, alun-alun mengadakan turnamen, dengan segala macam permainan rakyat. Semua pejabat asli kabupaten datang ke Bandung,” jelasnya yang dinukil dari Bandung Bergerak.

Libur Lebaran Dongkrak Perputaran Ekonomi hingga Rp276 Triliun, Ini Alasannya

Dia menyebut ada minuman dan makanan yang disediakan gratis bagi semua orang. Tentu saja orang-orang menyalakan kembang api yang banyak. Keramaian juga berlanjut pada esok pagi, berupa acara meriah.

“Hari yang menyenangkan. Sebagian besar kantor dan toko tutup, tetapi di mana-mana ada hiruk pikuk dan pergerakan, dan orang-orang Eropa juga telah keluar untuk menyaksikan berbagai ekspresi penduduk,” tulisnya.

Bising kembang api

Bagi orang Belanda, Hari Raya Lebaran juga diingat sebagai hari yang bising. Pada malam menyambut hari kemenangan, gegap gempita kembang api, petasan, dan mercon bertebaran di langit.

“Mulai dari bangsawan, pejabat pemerintah, hingga masyarakat biasa menyalakannya sebagai tanda suka cita,” jelas koran De Preanger-bode yang terbit pada tanggal 22 Juli 1917.

Dua Hal Ini Jadi Indikator Pendongkrak Ekonomi Saat Momen Lebaran, Apa Saja?

Koran itu mengungkapkan bahwa tradisi menyalakan petasan sebagai pemborosan. Belum jelas kapan tradisi itu muncul. Tetapi dalam koran itu diungkapkan, orang-orang hampir tidak tidur karena kebisingan.

Bisa dibeli dengan murah

Koran itu menjelaskan keramaian malam Lebaran dengan petasan memang bisa ditemui dengan mudah. Hal ini karena untuk membeli petasan orang-orang hanya perlu mengeluarkan uang seharga 4 sen.

Namun, kebiasaan menyalakan kembang api dan petasan tak jarang memakan korban. Dalam koran Bataviaasch nieuwsblad tanggal 24 Desember 1903 memberitakan adanya kebakaran besar karena petasan.

Ragam Oleh-Oleh Khas Indonesia, Pengaruh Historis dan Letak Geografisnya

“Beberapa rumah terbakar. Bertahun-tahun berjalan, masyarakat merasa perlu untuk mewaspadai terjadinya kebakaran di malam menjelang Lebaran yang disebabkan petasan dan mercon,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini