Cerita Batu Mulia dari Museum Geologi Bandung yang Diberi Nama oleh Ratu Belgia

Cerita Batu Mulia dari Museum Geologi Bandung yang Diberi Nama oleh Ratu Belgia
info gambar utama

Museum Geologi Bandung memiliki satu koleksi batu mulia yang diberi nama oleh seorang Ratu Belgia, Astrid. Ratu yang naik tahta pada 24 Februari 1934 ini memberi nama batu mulia ini astridiet,astridite, atau astiridit.

Dalam catatan, Putri Astrid datang ke Bandung bersama dengan Pangeran Leopold pada 18-21 Mei 1932. Ir H.W.V Willems menerangkan bahwa Putri Astrid begitu terpukau dengan batuan asal Papua ini saat mengunjungi Museum Geologi Bandung.

Wisata Stone Garden Citatah, Bukti Bandung Dulu Berada di Bawah Laut

“Nama astridit disodorkan kepada Putri Astrid, yang menunjukkan minat besar pada batu tersebut saat berkunjung ke Bandung,” tulisnya dalam koran De Ingenieur pada 1934 yang dimuat Bandung Bergerak.

Diketahui juga, Astrid dan Leopold pernah berkunjung ke Papua sebelum akhirnya pergi ke Bandung. Kemudian saat ke Bandung, dia begitu tertarik dengan batu mulia tersebut. Sehingga berkenan memberi namanya untuk batu itu.

Hanya ada di papua

Atep Kurnia dalam Putra Mahkota Belgia dan Mineral Astiridit menjelaskan batu itu disebut-sebut sebagai semi batu mulia, sebagai batu hiasan yang mirip jadeite yang tidak ada di Kepulauan Nusantara.

Dijelaskan olehnya, batu ini konon ditemukan oleh Dr.ir J.K van Gelder sekitar 100 meter dari dermaga Manokwari sekitar 1910. Tetapi Atep menyebut asal dari batu ini diketahui, diduga terbawa oleh penduduk asli saat membuat kapak batu.

“Pada ruang terbuka yang jauhnya 100 meter dari dermaga Manokwari, Dr Ir J.K van Gelder pada 1910 menemukan sebongkah kecil batu, warnanya hijau tua, sangat bagus,” jelasnya.

Batu indah

Willems dalam artikelnya menjelaskan keindahan dari batu mulia ini. Dijelaskan olehnya batuan kaya kromium dari Papua ini berwarna hijau gelap dan berkilauan ketika sudah diasah. Sehingga menarik bagi Putri Astrid.

“Pada ruangan mineral dan batuan, dalam lemari kaca, ada batu yang disebut astridit. Batu tersebut warnanya hijau tua, terang, bagus, urat-uratnya nampak berakar ke sana ke mari,” jelasnya.

Cerita Bandung yang Pernah Jadi Habitat Badak, Apa Alasannya Saat Ini Punah?

Dijelaskan oleh Atep, batu mulia ini konon akan semakin bagus dan berkilauan warna hijau tua bila terus diasah. Sementara urat-uratnya juga akan memperlihatkan warna hijau muda hampir dekat ke putih.

“Dengan tampilannya yang halus terasah dan terlihat sangat indah itulah, batu tersebut dinamai astridit,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini