Pengertian, Contoh Sikap dan Bahayanya Chauvinisme, Paham Cinta Tanah Air yang Berlebihan

Pengertian, Contoh Sikap dan Bahayanya Chauvinisme, Paham Cinta Tanah Air yang Berlebihan
info gambar utama

Ada lho, 1 sifat setia yang itu malah cenderung membawa banyak kerugian dibanding keuntungan dan sifat itu bernama Chauvinisme!

Chauvinisme adalah ketika seseorang sangat setia pada suatu pihak atau keyakinan tanpa mempertimbangkan pandangan lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, chauvinisme juga bisa berarti cinta tanah air yang berlebihan. Awalnya, istilah ini lebih terkait dengan politik dan negara, tapi sekarang juga bisa merujuk pada hal lain.

Chauvinisme itu berasal dari nama seorang prajurit Prancis bernama Nicolas Chauvin. Dia sangat fanatik dan bangga dengan negaranya, terutama selama masa Napoleon Bonaparte. Dia begitu percaya bahwa Prancis adalah yang terbaik di antara semua bangsa. Cerita tentang kefanatikannya menjadi terkenal di Prancis, dan dari sana kata "chauvinisme" muncul.

Sikap berlebihan Nicholas terhadap Napoleon dianggap sebagai "kepercayaan berlebihan pada keunggulan ras seseorang". Sejak saat itu, istilah "chauvinisme" digunakan untuk menggambarkan sikap yang terlalu bangga dan fanatik terhadap negara atau kelompok tertentu. Ini bisa menyebabkan orang meremehkan atau menindas orang-orang dari kelompok lain dan merasa bahwa kelompok mereka lebih baik daripada yang lain. Jadi, chauvinisme sebenarnya merupakan sikap yang berlebihan dan kadang-kadang bisa berbahaya karena dapat memicu konflik antar-kelompok.

Selama masa perang sikap chauvinisme kerap mendarah daging dalam diri bangsanya. Penduduk negara yang sedang terlibat dalam peperangan, menunjukan sikap fanatiknya pada budaya atau pemerintahan yang mereka dukung.

Ciri-ciri Chauvinisme

Chauvinisme bukan hanya tentang keyakinan pada superioritas bangsa dan negara, tapi juga tentang perilaku yang mencirikan sikap tersebut. Berikut adalah tiga ciri utama chauvinisme:

  1. Fanatisme Terhadap Bangsa dan Negara
    Orang yang cenderung chauvinis sangat bersemangat dan bahkan ekstrem dalam mendukung bangsa dan negaranya. Mereka meyakini bahwa ras dan bangsanya adalah yang terbaik, membuat mereka merasa lebih unggul dan berhak atas yang lain.

  2. Merendahkan dan Menindas Ras dan Bangsa Lain
    Ciri lain dari chauvinisme adalah pandangan merendahkan terhadap ras dan bangsa lain, bahkan hingga menindas mereka. Ini bisa berujung pada tindakan rasis karena merasa lebih baik dan berhak atas orang-orang yang berbeda, seperti warna kulit atau ciri fisik lainnya.

  3. Kepemimpinan Revolusioner dan Diktator
    Penganut chauvinisme sering kali dipimpin oleh pemimpin yang cenderung revolusioner dan otoriter. Mereka memimpin dengan keras dan tidak demokratis, memiliki kekuasaan mutlak yang tidak bisa ditantang oleh siapa pun.

Bahaya Chauvinisme

Chauvinisme berpotensi menimbulkan konflik, diskriminasi, dan ketidakadilan dalam masyarakat. Ketika seseorang atau kelompok merasa lebih unggul dari yang lain, hal ini dapat menyebabkan sikap merendahkan dan bahkan menindas orang-orang dari kelompok lain. Tapi tidak hanya itu, masih ada beberapa lainnya seperti:

  1. Pembatasan Pemikiran: Chauvinisme membuat orang sulit menerima pandangan yang berbeda. Mereka cenderung menutup diri terhadap ide dan budaya lain, menghambat pertumbuhan pribadi dan keterbukaan terhadap dunia.
  2. Diskriminasi dan Ketidakadilan: Chauvinisme sering kali mengarah pada sikap merendahkan terhadap ras dan bangsa lain. Hal ini memicu diskriminasi dan ketidakadilan, menyulitkan kerjasama antar individu dan kelompok.
  3. Kebencian dan Kekerasan: Chauvinisme bisa memperkuat sikap intoleransi dan kebencian terhadap yang dianggap berbeda. Ini berpotensi menghasilkan tindakan kekerasan dan konflik sosial yang merugikan masyarakat secara keseluruhan.

Contoh Sikap Chauvinisme

Ada beberapa contoh sikap chauvinisme yang pernah terjadi, baik oleh beberapa negara. Berikut adalah contohnya:

Chauvinisme Jerman:

Selama Perang Dunia I dan II, Jerman memiliki sikap chauvinis. Mereka percaya bahwa Jerman adalah negara yang lebih unggul, sehingga mereka terlibat dalam banyak peperangan dengan negara lain.

Chauvinisme Italia:

Italia juga memiliki sikap chauvinis, terutama pada masa pemerintahan Benito Mussolini. Mussolini menganggap negara lain sebagai negara peniru dan tidak kreatif. Akibatnya, Italia menjadi benci terhadap negara lain.

Chauvinisme Jepang:

Pada masa pemerintahan Tenno Heika atau Kaisar Hirohito, Jepang juga memiliki sikap chauvinis. Mereka merasa lebih unggul dan memandang rendah terhadap bangsa dan negara lain.

Perbedaan chauvinisme, sukuisme dan etnosentrisme

Chauvinisme tidak sendirian sebagai sikap-sikap yang membedakan atau bahkan merendahkan kelompok lain. Ada beberapa istilah sifat lainnya, tapi mereka berbeda dalam konteksnya: sukuisme, dan etnosentrisme

Jika Chauvinisme sikap yang membuat seseorang sangat bangga dan bahkan fanatik terhadap negaranya atau kelompoknya sendiri, hingga membuat mereka meremehkan negara atau kelompok lain. Maka Sukuisme adalah ketika seseorang memberi nilai lebih kepada orang dari suku atau kelompok yang sama dengannya, sementara merendahkan atau menganggap rendah orang dari suku atau kelompok yang berbeda. Contohnya, seseorang mungkin memilih teman hanya dari suku yang sama dengan alasan merasa lebih nyaman atau merasa lebih dekat.

Sedangkan Etnosentrisme adalah pandangan bahwa budaya atau kelompok sendiri adalah standar atau patokan untuk menilai budaya atau kelompok lain. Orang yang etnosentris mungkin menganggap budaya atau kelompok lain sebagai aneh atau kurang bernilai hanya karena berbeda dengan budaya atau kelompoknya sendiri.

Jadi, meskipun ketiganya melibatkan merasa lebih unggul atau menganggap rendah kelompok lain, mereka berbeda dalam fokusnya. Chauvinisme lebih tentang negara atau kelompok secara keseluruhan, sukuisme lebih tentang suku atau kelompok etnis, dan etnosentrisme lebih tentang budaya atau kelompok sosial.

Setelah mengetahui pengertian chauvinisme dan contoh sikap chauvinisme, maka sebagai bangsa Indonesia harus menghindari sikap ini. Karena secara tidak langsung bisa menimbulkan perpecahan.

Sumber:
https://www.liputan6.com/hot/read/4922360/chauvinisme-adalah-cinta-tanah-air-berlebihan-ketahui-ciri-dan-contohnya?page=7
https://tirto.id/apa-arti-chauvinisme-sejarah-dampak-beserta-contohnya-f9tu
https://www.kompas.com/skola/read/2022/02/25/080000269/chauvinisme--pengertian-contoh-dan-dampaknya
https://kumparan.com/ragam-info/pengertian-dan-contoh-sikap-chauvinisme-20l1AZnOZyJ/full

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Meita Astaningrum lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Meita Astaningrum.

MA
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini