Menilik Kisah Kesenian Reog Bulkiyo Blitar, Jawa Timur

Menilik Kisah Kesenian Reog Bulkiyo Blitar, Jawa Timur
info gambar utama

Kawan GNFI tahu tidak, ternyata kesenian reog tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Ponorogo, kesenian reog juga dimiliki oleh masyarakat Blitar, yang hingga saat ini kesenian tersebut turut meramaikan berbagai acara ritual dan hiburan.

Kesenian reog yang berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini dikenal dengan nama reog bulkiyo. Reog bulkiyo merupakan pagelaran berupa tarian perang antara golongan benar dengan golongan jahat.

Reog Ponorogo Dengan Segala Kisah dan Keindahannya

Kesenian Reog Bulkiyo Terinspirasi dari Kitab Al Anbiyun Zul Lubis

Sekitar tahun 1825, kesenian ini mulanya dibawa oleh prajurit Pangeran Diponegoro bernama Kasan Mustar dan Kasan Ilyas yang berasal dari Bagelen, Jawa Tengah. Prajurit Pangeran Diponegoro tersebut kalah perang melawan Belanda dan melarikan diri ke daerah Blitar.

Keberadaan prajurit Pangeran Diponegoro di Blitar tidak semata-mata hanya untuk menyelamatkan diri dari penjajah Belanda. Mereka tetap giat berlatih untuk mengasah kemampuan hingga terciptalah gerakan-gerakan tari yang bernama reog bulkiyo.

Mereka sengaja menyematkan nama bulkiyo karena terinspirasi dari Kitab Al Anbiyun Zul Lubis yang mengisahkan tentang perjuangan para nabi dan ulama besar dalam Agama Islam.

Dikisahkan tokoh Bulkiyo merupakan anak semata wayang dari raja Mesir yang bernama Hudad. Keingintahuan Bulkiyo akan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT di muka bumi, membulatkan tekadnya untuk mencari sosok tersebut ke Negara Rum.

Legenda dan Ciri Khas Tari Reog Ponorogo, Mengungkap Keindahan dan Makna Budaya

Dalam perjalanannya, Bulkiyo terlibat dalam peperangan antara Kerajaan Islam dan Kerajaan Kafir. Kerajaan Kafir dipimpin oleh Raja Karungkolo dan patihnya bernama Becu. Kedua musuhnya mengendarai burung gergesi untuk memerangi.

Dalam peperangan sempat terjadi kesalahpahaman yang dilakukan Bulkiyo. Dia tanpa sengaja memanah temannya sendiri, hingga dia mendapat nasihat dari Malaikat Jibril untuk memasang janur kuning di kepala sebagai penanda.

Peperangan berlangsung semakin sengit, hingga kemenangan berhasil diraih oleh Bulkiyo dan teman-temannya. Usai peperangan, Negara Rum berniat membantu Bulkiyo untuk menemukan keberadaan Nabi Muhammad SAW.

Saat sampai di tempat yang dimaksud, Bulkiyo tidak dapat menemukan sosok nabi yang dia kagumi, yakni Nabi Muhammad SAW. yang pernah dia dengar ternyata belum lahir di dunia. Pencarian tersebut menjadi akhir kisah pengembaraan Bulkiyo.

Pagelaran Kesenian Reog Bulkiyo

Pola gerakan reog bulkiyo tidak mengalami perubahan dari awal diciptakannya hingga saat ini. Perubahan hanya dari sisi fungsi pagelaran reog bulkiyo diadakan, yang awalnya sebagai sarana latihan perang, sekarang sebagai sarana ritual dan hiburan.

Pagelaran reog bulkiyo diringi oleh pelbagai alat musik tradisional, seperti terbang, kenong, terompet, kempul, dan bende. Sepanjang pagelaran tari alunan musik tidak henti-hentinya mengiringi dari awal hingga akhir dengan ritme lambat dan cepat.

Penari-penari yaang meramaikan reog bulkiyo berjumlah sembilan orang penari yang terdiri dari penari rontek, pengarep, dan prajurit. Gerakan-gerakan tari yang dipertontonkan merupakan gerakan tari perang dan adu senjata.

Fungsi Kesenian Reog Bulkiyo bagi Masyarakat Blitar

Seiring perkembangan zaman fungsi diadakannya pagelaran reog bulkiyo mengalami pergeseran. Fungsi tersebut menyesuaikan dengan adat-istiadat masyarakat setempat, antara lain:

  1. Dalam acara hajatan pernikahan, diharapkan agar pernikahan yang dibangun oleh sepasang mempelai bisa langgeng hingga akhir hayat.
  2. Dalam acara pitonan atau tujuh bulanan kelahiran bayi, diharapkan agar anak yang akan lahir bisa tumbuh sehat dan menjadi pribadi yang baik.
  3. Dalam acara panen padi, sebagai bentuk syukur atas panen padi yang telah dilimpahkan kepada masyarakat Blitar.
  4. Dalam nazar, sebagi wujud syukur karena telah tercapainya keinginan yang telah diraihnya.
Festival Kresnayana Pagelaran Seni Tahunan dari Blitar

Referensi:

  • Muhtarom, Imam. 2022. Reyog Bulkiyo Memerangi Kelaliman. Indonesiana Vol. 13 Kilau Budaya Indonesia. hlm. 66-69. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  • warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Reog Bulkiyo. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=1254

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini