Wisata Rumah Cagar Budaya Menteng Ajak Masyarakat Apresiasi Sejarah Arsitektur Jakarta

Wisata Rumah Cagar Budaya Menteng Ajak Masyarakat Apresiasi Sejarah Arsitektur Jakarta
info gambar utama

Perkumpulan Pelestari Kawasan Bersejarah Menteng bersama dengan Indonesian Heritage Society, menyelenggarakan wisata jalan kaki atau Walking Tour yang eksklusif. Acara ini
menampilkan warisan unik dan istimewa khas Menteng.

Pada hari Sabtu, 20 April 2024, empat rumah asli Menteng yang tercatat sebagai cagar budaya menyambut sekitar 100 peserta dari masyarakat umum, Friends of the Indonesian Heritage Society, dan anggota komunitas budaya lainnya.

Para tamu akan diajak berkeliling dengan pemandu untuk melihat sejarah dan keunikan arsitektur rumah-rumah tersebut. Karena walking tour ini pertama kali diadakan, hanya sejumlah kecil rumah cagar budaya yang dipilih.

Kisah Rawa Jombor Klaten: Permukiman yang Ditenggelamkan oleh Belanda

Tur ini diakhiri dengan presentasi oleh Sven Verbeek Wolthuys, yang bertempat di Tugu Kunstkring Paleis, sebuah bangunan asli pra-perang yang merupakan contoh sukses pemugaran bangunan cagar budaya di Indonesia.

Nenek moyang Sven tiba di Batavia (Jakarta) pada tahun 1776. Budayawan ini telah menerbitkan buku "250 Tahun Jakarta Tempo Dulu" dan sedang dalam proses menulis buku tentang "Menteng: Tata kota yang prestisius, arsitektur yang khas, dan tantangan untuk melestarikannya".

Kawasan Menteng

Menteng merupakan kawasan bersejarah di Jakarta yang hingga kini masih menjadi tempat teramat khusus. Hal ini karena memiliki sejumlah bangunan yang masih tersisa dari masa sebelum kemerdekaan.

Bangunan-bangunan ini, banyak diantaranya properti residensial. Sehingga memberi kita gambaran sekilas mengenai bagaimana Menteng dulu ketika menjadi kawasan pertama di Batavia yang baru direncanakan pada dekade pertama abad ke-20.

“Seiring berjalannya waktu dan dengan laju kehidupan Jakarta yang semakin cepat dan pesat, sambil tetap mempertahankan fungsinya sebagai lingkungan hunian dan pemerintahan yang berharga dan tenang, Menteng menghadapi tantangan serius dalam menjaga keseimbangan antara sejarah dan nilai perekonomian yang tinggi,” tulis dalam keterangan pers.

Pembangunan Kawasan Menteng Abad 20: Bergaya Eropa untuk Kalangan Berada

Lokasi Menteng yang strategis berdampak pada harga properti dan tarif pajak, membuat banyak penghuni asli Menteng tidak mampu lagi membayar biaya perawatan dan pajak. Hal ini membuat mereka menjual rumahnya untuk pindah dari sana.

Walaupun gaya arsitektur khas Menteng masih dipertahankan oleh beberapa pemilik rumah yaitu dalam mengintegrasikan beberapa detail bangunan asli dalam struktur yang dimodifikasi atau diperluas.

“Bangunan peninggalan asli Menteng seringkali berada dalam kondisi rusak parah sehingga sulit diperbaiki dan dipertahankan, dan oleh karena itu sering kali dihancurkan untuk membangun rumah baru yang gaya arsitekturnya mengikuti trend masa kini,” jelasnya.

Apa itu Indonesian Heritage Society?

Indonesian Heritage Society yang telah berdiri selama 54 tahun memiliki misi membantu lembaga-lembaga kebudayaan nasional untuk mempromosikan dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia.

“Kami sangat senang dengan animo masyarakat yang sangat besar untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran akan warisan budaya kita; kami berterima kasih kepada komunitas diplomatik yang telah mendukung upaya kami, dan berharap, bersama dengan Menteng Heritage Society, kami dapat menyelenggarakan acara serupa di masa depan dengan fokus pada bagian utara kawasan Menteng.” jelasnya.

7 Bandara dengan Arsitektur Terunik di Indonesia

Halida Hatta, Ketua Umum Perkumpulan Pelestari Kawasan Bersejarah Menteng (Menteng Heritage Society dan anak Wakil Presiden Mohammad Hatta melihat Menteng sebagai tempat yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Pembuatan teks proklamasi, yang diikuti dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia, terjadi di jantung Menteng. Menteng juga merupakan tempat rekonsiliasi dan memelihara persahabatan antar bangsa dan masyarakat.

“Kita semua memiliki keinginan yang sama untuk menghormati warisan sejarah dan pada saat yang sama mempelajari dan menghargai peradabannya untuk mendapatkan kekuatan dalam menghadapi masa depan."

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini