RI Gandeng China dan Singapura Tanam Modal di Proyek Hilirisasi Rumput Laut

RI Gandeng China dan Singapura Tanam Modal di Proyek Hilirisasi Rumput Laut
info gambar utama

Indonesia menggandeng Tiongkok dan Singapura untuk menanamkan modal di proyek pengembangan rumput laut. Hilirisasi rumput laut dinilai berpotensi cuan mencapai 11,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp182 triliun.

Terdapat tiga daerah yang potensial sebagai lokasi pengembangan rumput laut di Tanah Air. Ketiganya adalah Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Maluku. Pemerintah juga telah mengirimkan tim khusus untuk mempelajari produksi rumput laut di India.

Pemerintah berencana memulai proyek percontohan budidaya rumput laut senilai 2 juta dolar AS atau Rp31,06 miliar tahun depan. Proyek ini akan dilakukan di wilayah pesisir seluas 50.000 hektare dan menyerap 100 orang tenaga kerja.

Apabila proyek percontohan itu berhasil, Pemerintah Indonesia akan memperluas lahan budidaya rumpur laut menjadi 1,2 juta hektare dengan target penyerapan tenaga kerja mencapai 2.400 orang.

Memberikan banyak manfaat

Juru Bicara Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Jodi Mahardi dalam keterangan resmi pada maritim.go.id, mengatakan bahwa pengembangan produksi rumput laut mampu memberikan manfaat berupa pendapatan tambahan pekerja budidaya lobster.

Pasar produk hilir rumput laut diproyeksikan memuncak pada 2040. Beberapa produk hilir yang banyak dibutuhkan adalah pupuk organik yang mencapai 10 miliar dolar AS dan plastik ramah lingkungan lebih dari 40 miliar dolar AS.

Adapun harga rumput laut di dalam negeri saat ini menyentuh 1.000 –2.000 dolar AS per ton. Industri pupuk organik tercatat menyerap rumput laut di harga 8.000 dolar AS per ton, sedangkan Karaginan dan Agar mencapai 13.000 dolar AS per ton.

Baca juga Rumput Laut Bisa Jadi Pengganti BBM, Apa Keuntungan dan Kekurangannya?

Hilirisasi lebih murah

Hilirisasi rumput laut disebut lebih murah ketimbang hilirisasi nikel. Sebab, investasi untuk pengembangan 1,2 juta hektare hanya membutuhkan 48 juta dolar AS atau sekitar Rp745,58 miliar.

Pengembangan budidaya rumput laut dibutuhkan untuk mendongkrak penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Proyek ini dinilai mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional lebih dari 6 persen.

Baca juga Koperasi di Makassar Ekspor Rumput Laut ke China Senilai Rp500 Juta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini