Koperasi di Makassar Ekspor Rumput Laut ke China Senilai Rp500 Juta

Koperasi di Makassar Ekspor Rumput Laut ke China Senilai Rp500 Juta
info gambar utama

Koperasi Rumput Laut Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Kospermindo) melakukan ekspor 100 ton rumput laut ke kota Xiamen, Provinsi Fujian, China. Empat kontainer berisi rumput laut senilai Rp500 juta telah diberangkatkan melalui pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (4/11/2023).

Ketua Kospermindo Arman Arfah mengatakan, pihaknya mengirimkan lebih dari 7.000 ton rumput laut setiap bulan ke China. Dia menyebut, kualitas rumput laut Indonesia jauh lebih bagus dari negara lain.

"Kita yang membudidayakan, mengolah, dan mengonsumsinya sendiri. China sudah lama pakai rumput laut dari Indonesia dan diolah di sana, Jepang pun sama. Bahan baku agar-agar mereka merupakan pasokan rumput laut dari Indonesia," ucapnya.

Menurut Arman, para petani rumput laut di seluruh Indonesia telah mampu mencukupi kebutuhan ekspor luar negeri sejak 2004. Jadi, jika ada kewajiban memenuhi kebutuhan dalam negeri, tidak menjadi masalah. Akan tetapi, kata dia, dari 500 jenis rumput laut yang ada, hanya empat jenis yang terkelola, yakni teleslaria, potonik, pinosum, dan lawi lae buleva.

RI Pacu Ekspor Produk Mamin Lewat Pameran di Kazakhstan

"Yang paling banyak dikirim ke luar negeri adalah jenis potonik, teleslaria, dan spinosum. Kalau tiga jenis ini saja bisa dikelola dengan baik, kita mampu produksi sebanyak 350.000 ton dan sebesar 200.000 tonnya untuk ekspor. Ini membangun ketahanan pangan dalam negeri," tutur Arman.

Sementara itu, Hongbo selaku Head Quality Control Green Fresh—buyer dari China—menjelaskan bahwa pihaknya menerima pasokan rumput laut dari Sulsel sebagai bahan baku pengolahan es krim, sosis, puding, kue, roti, dan mi. Perusahaan ini memiliki satu pabrik di Situbondo, Jawa Timur, untuk pengolahan agar-agar berkapasitas 1.000 ton.

"Kami mendapat pasokan rumput laut dari Sulsel sebanyak 7.000 ton per bulan, dengan kualitas rumput laut yang sangat bagus," katanya.

Hongbo mengakui, untuk mengolah produk dari bahan baku rumput laut, dibutuhkan investasi yang tidak murah. Dari teknologi hingga mesin pengolahan, biayanya bisa mencapai 2 miliar yuan atau setara Rp100 miliar.

RI Setop Ekspor Gas Bumi Mulai 2036, Seluruhnya untuk Domestik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini