Dawet Sambel, Kuliner Unik Khas Kulon Progo Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda

Dawet Sambel, Kuliner Unik Khas Kulon Progo Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda
info gambar utama

Kawan GNFI, jika mendengar kata "dawet", kita pasti akan langsung teringat dengan es dawet, yakni minuman segar berbahan dasar tepung beras yang dipadukan manisnya gula aren, santan, dan tambahan es batu. Namun, dawet kali ini berbeda dengan dawet yang biasa kita jumpai.

Dawet sambel merupakan makanan khas Kulon Progo yang saat ini sudah jarang dijumpai, bahkan di daerah Yogyakarta sendiri yang dekat dari sana. Makanan dari Desa Jatimulyo tersebut sudah ada sekitar 70 tahun yang lalu. Awal mula dawet sambel diciptakan oleh penjual dawet dan pecel. Melalui ide dan kreativitasnya, terbentuklah panganan khas yang disebut dengan dawet sambel.

Sejak tahun 2019 dawet sambel Kulon Progo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu juga sebagai kasanan kekayaan kuliner khas yogyakarta.

10 Makanan Khas Jawa Timur yang Paling Enak dan Mendunia

Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, menurut seorang tokoh dawet sambel, Ponirah, ia menjelaskan awal mula dawet ini dibuat. Dawet sambel terbuat dari tanaman ganyong sejenis umbi-umbian yang banyak tumbuh di sekitar halaman rumah Ponirah di Kokap, Kulon Progo. Oleh masyarakat Kokap Kulon Progo, tanaman tersebut diolah menjadi tepung dan kemudian digunakan menjadi bahan dasar pembuatan dawet.

Sejarah Dawet Sambel Kulon Progo

Menurut cerita, dahulu kala leluhur mereka yang biasa dipanggil simbah berjualan pecel dan dawet di berbagai pagelaran pentas yang ada saat itu. Di situlah, simbah menjajakan jualannya tersebut saat orang-orang sedang beristirahat.

Kemudian ada seseorang pembeli meminta kepada simbah untuk mencampurkan dawet dan pecel. Tanpa disangka, banyak pembeli yang suka dan terus memesan makanan tersebut. Sejak saat itu, orang-orang di Desa Jatimulyo menyebutnya dengan dawet sambel atau dawet pecel.

Dawet sambel tidak hanya makanan khas yang telahir secara tidak sengaja, namun dibalik itu terdapat makna yakni dawet sambel sebagai gambaran kehidupan yang sesungguhnya dalam bermasyarakat.

Dalam seporsi dawet sambel, terdiri dari sambel, aneka taburan, dawet, dan juruh. Rasa yang berbeda-beda dari setiap komponen tersebut bermakna bagaimana kita sebagai manusia dalam kehidupan sosial akan menemui berbagai macam perbedaan. Namun, dalam perbedaan tersebut, kita tetap membutuhkan wadah yang bisa menjadi tempat menyatunya segala perbedaan yang ada.

Kesegaran Es Serut Gula Jawa Mang Toha yang Legendaris dari Cirebon

Cara Penyajian Dawet Sambel

Dawet sambel disajikan dengan paduan dawet, kubis, siraman sambal dengan rasa yang pedas, gurih, dan manis, serta taburan ulekan nira yang sudah digoreng kering bersama cabai. Beberapa komponen tersebut disajikan dalam semangkok untuk satu porsi dan di atasnya diberi taburan tahu dan tauge sebagai pelengkap.

Sambal yang digunakan dibuat dari irisan kelapa sangrai dan ditumbuk bersama bawang putih, cabai merah, garam, gula pasir, dan tambahan tersasi. Sekilas, penyajiannya sama seperti pecel.

Berkat temuan dawet sambel, ini berdampak pada perekonomian warga sekitar, terutama pedagang yang usianya sudah lansia. Mereka bisa mendapatkan penghasilan dari berjualan makanan tersebut. Dawet sambel juga sering ditemukan saat ada acara-acara besar, seperti hajatan, syukuran, dan acara sosial lainnya.

jika Kawan GNFI tertarik untuk mencoba makanan unik yang satu ini, Kawan GNFI bisa berkunjung ke Kulon Progo dan mendatangi Pasar Cublak pada hari Rabu dan Sabtu. Ada juga Pasar Jonggrangan saat pasaran Kliwon dan Pahing. Selain hari itu, Kawan GNFI bisa langsung mendatangi dawet sambel Nyi Ponirah yang menjadi penjual pertama dawet sambel dan hingga kini masih bertahan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini