Merawat Makanan Perjuangan Melalui Grebeg Getuk di Magelang

Merawat Makanan Perjuangan Melalui Grebeg Getuk di Magelang
info gambar utama

Grebeg Getuk kembali digelar di Magelang, Minggu (28/4/2024). Grebeg Getuk ini merupakan bagian dari puncak acara perayaan hari jadi kota Magelang. Acara Grebeg Getuk mulai digagas dan pertama kali digelar pada 2006 lalu.

Grebeg Getuk menyajikan dramatisasi histori atau drama sejarah terbentuknya Kota Magelang, mulai dari Proses Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, Bulu Bekti Gunungan Palawija, Sendratari kolosal "Babad Mahardika" karya Gepeng Nugroho dan puncaknya Grebeg Getuk atau perebutan gunungan getuk.

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan 5 gunungan getuk yang terdiri dari satu gunungan besar dan empat gunungan berukuran kecil. Nantinya, gunungan getuk itu diperebutkan oleh masyarakat yang turut mengikuti Grebeg Gethuk.

“Tahun ini Grebeg Getuk dibarengi dengan Festival Getukdi Alun-alun sebagai ikon Kota Magelang,” jelas Sugeng Priyadi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Kamis (25/4/2024).

Sementara itu, Festival Getuk menyajikan ragam varian produk getuk dari berbagai daerah. Beberapa daerah tersebut meliputi Sragen, Banyumas, Karanganyar, Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga, dan Temanggung. Tercatat ada sekitar 90 stan yang khusus menjajakan aneka getuk.

Mengenal Beragam Jenis Getuk, Kudapan Manis Berbahan Singkong

Grebeg Getuk Ditargetkan jadi Acara Berskala Internasional

Hadirnya Grebeg Getuk tidak terlepas dari identitas Kota Magelang itu sendiri. Selain dikenal sebagai Kota Sejuta Bunga, Magelang juga dijuluki sebagai Kota Getuk. Oleh karena itu, acara Grebeg Getuk sekaligus memperkenalkan Kabupaten Magelang sebagai kota yang memiliki makanan tradisional, yakni getuk.

Sugeng menambahkan Grebeg Getuk ditargetkan menjadi acara berskala internasional sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.

“Ini sudah menjadi event nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi,” imbuhnya.

Untuk mencapai harapan tersebut, Pemkab Magelang mengundang warga asing untuk turut menyaksikan Grebeg Getuk. Tamu WNA tersebut berasal dari Afrika, Sudan, Ghana, Pakistan, dan Timor Leste. Menariknya, mereka juga mengenakan pakaian adat Jawa saat mengikuti Grebeg Getuk.

Legitnya Gethuk Goreng Khas Sokaraja

Menakar Keberadaan Getuk di Magelang

Getuk merupakan makanan tradisional yang terbuat dari singkong. Keberadaan getuk di Indonesia, khususnya di Magelang tidak dapat terlepas dari sejarah rakyat Indonesia pada masa itu.

Seperti yang kita ketahui, pada masa penjajahan, masyarakat Indonesia kerap kali kelaparan. Stok-stok padi yang ditanam oleh masyarakat Indonesia, dirampas oleh penjajah. Akibatnya, singkong menjadi alternatif makanan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.

Untuk dapat bertahan dengan sumber pangan berupa singkong, masyarakat kemudian membuat aneka makanan yang dapat menghasilkan rasa yang berbeda, seperti tiwul dan getuk.

Beberapa catatan menyebutkan, Ali Mohtar menjadi pionir dalam membuat dan mewujudkan resep getuk sehingga tercipta getuk yang melegenda di Magelang. Ali menamai makanan tersebut sebagai getuk karena proses penghalusan singkong yang ditumbuk menimbulkan bunyi 'tuk-tuk'.

Asal Mula Si Jajanan Tradisional Gethuk

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini