5,5 Juta Hektare Habitat Penyu Jadi Kawasan Konservasi

5,5 Juta Hektare Habitat Penyu Jadi Kawasan Konservasi
info gambar utama

Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menetapkan 5,5 juta hektare habitat penyu sebagai kawasan konservasi. Semua itu mencakup 44 dari 117 kawasan konservasi yang ditetapkan Menteri KP dengan total luas 29,3 juta hektare.

Menurut Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Firdaus Agung, Indonesia termasuk jalur migrasi, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi enam dari tujuh spesies penyu di dunia. Itulah sebabnya, pemerintah menaruh perhatian serius terhadap perlindungan penyu.

“…dan menjadikan penyu sebagai satu dari 20 jenis biota perairan dilindungi atau terancam punah yang diprioritaskan upaya konservasinya,” ujar Firdaus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Saat ini, KKP telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu melalui Keputusan Menteri KP Nomor 65 Tahun 2022 untuk periode 2022—2024. RAN ini menjadi rujukan dalam pengelolaan penyu di Indonesia.

Perlu Siaga, Penyu Hijau Jantan Terancam Hilang pada Tahun 2100

Pada kesempatan yang sama, Direktur Program Perikanan dan Kelautan WWF Indonesia, Imam Musthofa, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung implementasi RAN Konservasi Penyu. Salah satunya, mengurangi perburuan penyu di lokasi prioritas.

Dia bilang, pada 2023, pemantauan dan pengawasan pantai peneluran bersama kelompok masyarakat mengurangi ancaman perburuan liar di Paloh, Kalimantan Barat, dan Buru, Maluku. Pemanfaatan langsung penyu belimbing di Kei, Maluku Tenggara, juga menurun daripada tahun sebelumnya.

“WWF Indonesia mendukung pembentukan Kawasan Konservasi Perairan di Buru Utara yang prosesnya sudah menjalani konsultasi publik dan akan segera ditetapkan,” ujar Imam.

Kisah Perjuangan Muhammad Yusri Jaga Kehidupan Penyu Selama Belasan Tahun

Kemudian, Chief of Party USAID Kolektif Wawan Ridwan mengatakan, untuk mendukung perlidungan penyu dan habitatnya, USAID melakukan berbagai kegiatan di kawasan konservasi pada 2024. Pertama, kajian migrasi penyu menggunakan tag satelit, penyediaan tag logam, dan bimbingan teknis Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk pemasangan tag logam pada penyu.

Kedua, pelatihan pemantauan pantai peneluran penyu berbasis masyarakat/mahasiswa. Ketiga, pemantauan pantai peneluran penyu berbasis masyarakat/mahasiswa. Keempat, bimbingan teknis penanganan penyu terdampar dan by catch. Kelima, Penyusunan RAN Konservasi Penyu periode berikutnya.

“Kolaborasi antarpihak perlu diperluas termasuk dengan pemerintah daerah, masyarakat, mahasiswa, pelajar, pihak swasta, bahkan kolaborasi secara global. Penyu termasuk satwa yang bermigrasi jauh lintas teritorial batas negara, sehingga dalam RAN Konservasi Penyu, isu kolaborasi perlu mendapat perhatian yang cukup,” tutup Wawan.

Mengenal Penyu Belimbing, Si Pemakan Ubur-Ubur dan Penjelajah Lautan Tangguh

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini