Perlu Siaga, Penyu Hijau Jantan Terancam Hilang pada Tahun 2100

Perlu Siaga, Penyu Hijau Jantan Terancam Hilang pada Tahun 2100
info gambar utama

Pada sebuah studi yang dipublikasikan dalam Marine Ecology Progress Series memperingatkan dampak perubahan iklim pada populasi penyu. Diprediksi bahwa 99,86 persen anakan penyu tempayan akan berjenis kelamin betina pada 2100.

Dimuat dari Kompas, penelitian ini dilakukan di Cape Varde yang merupakan salah satu habitat penyu terpenting di dunia. 15 persen sarang penyu berada di area ini. Sejauh ini 52 persen dari seluruh populasi penyu yang menetas dipastikan berkelamin betina.

Jual Daging Penyu Hijau Rp45 Juta, Tiga Pelaku Diciduk Kepolisian NTB

Sebagai informasi, jenis kelamin penyu sangat ditentukan oleh suhu. Semakin hangat kemungkinan menetaskan betina lebih besar. Sebaliknya, semakin dingin iklim makin berpeluang menetaskan sang pejantan.

“Penyu hijau menghadapi masalah di masa depan karena hilangnya habitat dan meningkatnya suhu,” kata Dr Rita Patricio, dari Pusat Ekologi dan Konservasi di Kampus Penryn, Universitas Exeter, Cornwall yang dimuat Mongabay Indonesia.

Indonesia perlu siaga

Karena kondisi ini membuat Indonesia perlu hati-hati. Sebagai negara yang memiliki enam dari tujuh spesies penyu di dunia bisa membuat Indonesia kehilangan kekayaan itu. Karena semua spesies itu dalam keadaan terancam atau hampir punah.

Muhammad Jayuli, sekretaris Yayasan Penyu Indonesia (YPI) mengisyaratkan populasi penyu di perairan Indonesia terus menyusut. Walau untuk mengetahui secara pasti seberapa besar populasi penyu di Indonesia terbilang sulit.

“Beberapa data menunjukkan, dalam 100 tahun terakhir, populasinya menurun hingga 90 persen. Kini tinggal ribuan betina dewasa yang tergolong produktif,” kata Muhammad yang dimuat VOA Indonesia.

Mengenal Penyu Hijau dan Fakta Uniknya

Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) Indonesia memiliki spesies penyu yang terancam yaitu penyu hijau, penyu tempayan, penyu pipih. Sementara yang sangat terancam punah adalah penyu sisik.

Di Indonesia, penyu-penyu itu bersarang terutama di Pantai Sangalaki di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, Pantai Paloh di Kalimantan Barat, Pantai Pangumbahan di Jawa Barat, Pantai Blambangan di Jawa Timur, dan Pantai Jeen Womom, Papua Barat.

Upaya perlindungan

Terancamnya penyu di Indonesia bukan hanya faktor alam, tetapi juga pengaruh dari manusia. Perdagangan ilegal dan kerusakan habitat karena pembangunan proyek pariwisata yang tidak ramah lingkungan menjadi faktor terkuat.

Survei pasar YPI pada periode antara tahun 2019 dan 2020 mendapati nilai perdagangan ilegal penyu sisik bisa mencapai sekitar Rp5 miliar. Sementara itu, beberapa pantai misalnya di Pantai Paloh banyak ditemukan penyu yang mati karena mengonsumsi sampah plastik.

Karena itulah, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Agus Budi Santosa melakukan berbagai upaya untuk menjaga populasi penyu, salah satunya dengan kampanye Keren Tanpa Sisik sejak akhir 2019.

Gotong Royong Selamatkan Penyu Usai Tsunami Selat Sunda

Kampanye ini adalah melepas tukik atau anak penyu ke laut secara beramai-ramai. Program ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat untuk menggugah kesadaran akan bahaya yang dihadapi penyu.

“Persentase tukik lahir hingga sampai dia bisa bertelur itu hanya satu hingga dua persen saja. Angkanya sangat kecil. Bahkan ada beberapa literatur yang menunjukkan bahwa dari 1.000 ekor, maksimal hanya lima ekor yang bisa bertelur. Karena itu, semakin banyak kita melepaskannya, semakin baik bagi kelestarian spesies tersebut, jelas Agus.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini