Wato Lota, Batuan Unik yang Dijaga Kelestariannya oleh Warga Adat Flores

Wato Lota, Batuan Unik yang Dijaga Kelestariannya oleh Warga Adat Flores
info gambar utama

Wato Lota merupakan nama tempat yang berada di pesisir Lewouran, Desa Lewotobi, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Hal unik dari tempat ini karena adanya hamparan batu bersusun di pantai.

Agar sampai ke tempat ini, wisatawan memang perlu usaha ekstra. Meski berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya beraspal, namun untuk menuju lokasi ini harus jalan kaki, melewati ladang jagung dan kebun jambu mete masyarakat.

Tenun Songke, Kearifan Lokal Khas Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

Wota Lota diambil dari bahasa Lamaholot. Wota memiliki arti batu sementara Lota bermakna bersusun. Karena itu Wato Lota memiliki makna batu bersusun. Hal ini memang bisa dilihat dari bentuk batu di tempat itu,

Dimuat dari Mongabay Indonesia, bentuk batu ini sangat unik, ada yang menyerupai ikan hiu, penyu, buaya, peti jenazah, tapak kaki manusia, wajah manusia, naga terbang, monyet, perahu, susunan roti, hingga tempat tidur nelayan.

Unsur pembentuk batu

Penyelidik Bumi Muda, Pusat Survei Geologi Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Joko Wahyudiono menjelaskan bebatuan di pantai memiliki bentuk yang beragam,

Hal ini dipengaruhi unsur pembentuk batuan itu sendiri, misalnya komposisi mineral, ukuran butir, struktur, tekstur, kekerasan, pecahan, belahan, dan kemagnetan. Unsur ini berinteraksi dengan sekitarnya, misalnya air, gelombang laut, dan pelapukan.

“Interaksi faktor luar dan dalam ini membentuk berbagai bentuk yang (boleh jadi) menurut pandangan manusia unik dan menarik,” terangnya.

Pesona Desa Adat Wae Rebo, Kota Kecil yang Masuk Daftar Kota Paling Indah di Dunia

Dirinya mencontohkan hal serupa pada batuan di Pantai Menganti, Kebumen yang merupakan struktur tiang/columnar joint batuan beku. Di Pantai Kolbano, NTT terdapat batu layar berwarna merah akibat gerusan gelombang.

“Kadang-kadang ada batuan yang pembentukannya dipengaruhi angin, proses kimia, ditumbuhi lumut atau tumbuhan lain,” jelasnya.

Pertahankan kearifan

Masyarakat adat menjaga lokasi wisata ini dengan kearifan lokal. Tetapi lokasi ini belum ditata baik oleh pemerintah daerah. Masyarakat berharap adanya koordinasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat.

“Meski memiliki legenda, pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan tuan tanah atau masyarakat adat untuk mengelola sekaligus menjaga tempat tersebut,” ujarnya.

29 Gunung Bawah Laut Ditemukan di Perairan Flores, Berbahayakah?

Anak muda Lewouran, Rofin Muda menuturkan masyarakat adat harus dilibatkan dan ritual adat harus dipertahankan bila ingin dikelola bersama. Wato Lota memiliki berbagai bentuk yang diyakini sebagai penjaga pantai.

“Pengunjung dilarang mengotori lokasi, terlebih merusak alam dan lingkungan sekitar,” ungkap Rofin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini