Pesona Desa Adat Wae Rebo, Kota Kecil yang Masuk Daftar Kota Paling Indah di Dunia

Pesona Desa Adat Wae Rebo, Kota Kecil yang Masuk Daftar Kota Paling Indah di Dunia
info gambar utama

Baru-baru ini Indonesia mendapatkan kabar baik dari dunia. Desa Adat Wae Rebo meraih peringkat 2 Kota Kecil Paling Indah di Dunia dan berhasil mengalahkan ribuan kota kecil lainnya yang ada di dunia. Penasaran nggak, kenapa bisa Desa Wae Rebo mendapatkan peringkat tersebut? Yuk, kita bahas!

Keindahan yang Terpancar

Pesona Desa Wae Rebo
info gambar

Desa Adat Wae Rebo, terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, telah menarik perhatian dunia sebagai peringkat 2 "Kota Kecil Paling Indah di Dunia". Apakah Kawan GNFI pernah mengunjunginya?

Eloknya Wae Rebo, Kampung Kerucut di Atas Awan Primadona Para Turis

Dikelilingi oleh pegunungan yang megah dan Hutan Todo yang hijau, desa ini memukau dengan keindahan alamnya yang memesona dan keasrian budayanya yang kental.

Dengan hanya memiliki populasi sekitar 1.200 jiwa, Desa Adat Wae Rebo memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya begitu istimewa. Desa tersebut terdiri dari tujuh rumah tradisional yang disebut Mbaru Niang, yang merupakan simbol kebersamaan dan kesatuan masyarakat adat Manggarai. Bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan arsitektur khas, menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan jerami.

Yang membuat Desa Adat Wae Rebo semakin menarik adalah lingkungannya yang alami dan tenang. Dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan hutan yang rindang, desa ini menjadi tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan menikmati ketenangan alam. Suasana yang damai dan udara yang segar membuat pengunjung merasa seolah-olah terhubung kembali dengan alam.

Kekayaan Budaya Adat

Keindahan Rumah Adat Mbaru Niang
info gambar

Tidak hanya keindahan alamnya, Desa Adat Wae Rebo juga menyimpan kekayaan budaya dan tradisi yang tak ternilai harganya. Masyarakat desa masih menjaga tradisi dan adat istiadat nenek moyang mereka, seperti upacara adat, tarian tradisional, dan musik tradisional. Pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang budaya lokal ini melalui interaksi dengan penduduk setempat atau mengamati pertunjukan adat yang diadakan secara berkala.

Mengupas Sejarah Salah Satu Desa Tertinggi di Indonesia, Wae Rebo

Belakangan ini, Desa Adat Wae Rebo semakin populer sebagai tujuan wisata bagi para pencinta ekowisata domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi keindahan alamnya yang masih alami dan menikmati pengalaman unik tinggal bersama masyarakat adat.

Selain itu, program homestay yang diselenggarakan oleh penduduk setempat juga memberikan pengalaman yang autentik dan memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan desa adat.

Bagi para petualang dan pecinta alam, Desa Adat Wae Rebo juga menjadi titik awal untuk menjelajahi keindahan alam Pulau Flores yang masih belum terjamah. Berbagai aktivitas petualangan seperti trekking, camping, dan menikmati mata air terjun yang tersembunyi dapat dinikmati di sekitar desa ini.

Tranportasi yang Dapat di Tempuh

Keindahan Desa Wae Rebo diselimuti kabut
info gambar

Untuk menuju Desa Adat Wae Rebo, terdapat beberapa pilihan transportasi yang dapat digunakan tergantung dari lokasi awal para pengunjung:

1. Pesawat: Para pengunjung dapat terbang menuju Bandara Komodo di Labuan Bajo, Flores Barat. Setelah itu, mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan darat menuju ke desa tersebut. Perjalanan darat dari Labuan Bajo ke Wae Rebo biasanya memakan waktu sekitar 7—8 jam.

2. Kapal Feri: Jika pengunjung berada di Pulau Sumbawa atau Pulau Lombok, mereka dapat menggunakan kapal feri menuju Pelabuhan Labuan Bajo. Setelah tiba di Labuan Bajo, mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan darat.

3. Kendaraan Darat: Bagi yang berada di pulau Flores, mereka dapat menggunakan kendaraan darat seperti mobil atau bus untuk menuju Desa Adat Wae Rebo. Perjalanan darat dari kota-kota besar seperti Ende atau Ruteng biasanya memakan waktu sekitar 6—7 jam.

Setelah mencapai titik terdekat dengan kendaraan umum, pengunjung masih perlu melakukan perjalanan trekking sekitar 2—3 jam menuju desa itu sendiri. Perjalanan trekking ini akan membawa mereka melalui jalan setapak yang menantang tetapi juga mempesona, dengan pemandangan alam yang spektakuler di sepanjang perjalanan.

Dengan demikian, perjalanan menuju Desa Adat Wae Rebo membutuhkan sedikit usaha, tetapi akan memberikan pengalaman petualangan yang tak terlupakan.

Selisik Uniknya Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur

Jaga Keindahannya!

Namun, sambil menikmati pesona alam dan budaya Desa Adat Wae Rebo, penting bagi para pengunjung untuk tetap menjaga dan menghormati lingkungan serta budaya lokal. Menghormati tradisi dan adat istiadat, serta menjaga kebersihan dan kelestarian alam adalah tanggung jawab bersama yang harus dipegang oleh setiap pengunjung.

Dengan keindahan alam yang memukau, keasrian budaya tradisional, dan keramahan penduduknya, Desa Adat Wae Rebo tanpa ragu memikat hati setiap pengunjung yang datang. Menjelajahi keindahan desa ini bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi juga perjalanan untuk merasakan kedamaian dan kebersamaan dalam keindahan alam yang tak terlupakan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini