Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) bersama para peneliti dan akademisi dari lima universitas di Indonesia berhasil menemukan puluhan gunung bawah laut di sekitar perairan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini terungkap ketika diskusi ilmiah di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Rabu (10/5/20203). Gunung-gunung itu ditemukan ketika aparat TNI bersama para peneliti mengikuti kegiatan Ekspedisi Jala Citra 3-2023 Flores.
Museum 1.000 Moko: Kisah Tersimpan Tentang Leluhur Masyarakat Alor
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat menjelaskan pada Ekspedisi Jala Citra 2-2023 Flores menemukan banyak potensi yang bisa digunakan untuk ilmu pengetahuan.
“Ditemukan juga gunung yang sudah mati, tapi bisa dimanfaatkan oleh para mamalia laut, khususnya ikan di wilayah itu, untuk berkembang biak,” katanya yang dimuat Kompas.
Masih aktif
Nurhidayat menjelaskan dari 29 gunung itu belum semuanya diteliti lebih lanjut mana saja yang aktif dan tidak. Hal ini karena berdasarkan data hasil penelitian tidak ditemukan adanya gelembung di sekitar gunung.
Walau begitu, peneliti menemukan adanya coral dan batu-batuan yang ditemukan di puncak gunung. Sampel batu-batuan dan coral yang diambil akan diperiksa di Badan Geologi di Bandung untuk memastikan status dari setiap gunung bawah laut yang ditemukan.
Lodok Lingko: Sawah Jaring Laba-Laba yang Jaga Kedaulatan Petani di NTT
Sementara itu, sebaran gunung-gunung itu terdapat di bagian barat Pulau Flores di bagian utara, Flores bagian selatan, dan masuk di beberapa pulau di sekitar Flores. Beberapa gunung juga ditemukan dekat dengan permukaan laut sehingga kapal perlu hati-hati.
Lebih lanjut katanya Ekspedisi Jala Citra-3 2023 Flores etape keempat akan kembali digelar dalam waktu dekat dan akan kembali melakukan penelitian di sejumlah lokasi yang telah ditentukan.
Tidak perlu cemas
Nurhidayat menegaskan masyarakat tidak perlu takut dengan gunung-gunung yang ada, walaupun pernah kejadian di Jepang sebuah kapal pecah karena adanya gunung yang meletus dari bawah laut.
“Masyarakat tidak perlu takut dengan gunung-gunung yang ada ini, walaupun pernah terjadi di Jepang kapal pecah karena ada gunung meletus di bawah laut sehingga kapal-kapal tersebut langsung di museumkan,” ujar Nurhidayat.
Wakil Rektor Undana Kupang Jefri Bale mengapresiasi upaya dari TNI AL dalam membantu masyarakat NTT khususnya para nelayan dalam pemetaan dan penelitian di laut. Kegiatan ini diharapkan bisa memunculkan kebijakan baru.
Budaya Patungan Masyarakat Manggarai NTT Demi Biayai Kuliah
“Kegiatan penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan bagi pemerintah pusat dan provinsi sehingga ke depan bisa muncul kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan kondisi di perairan, termasuk budaya dan perilaku masyarakat nelayan dan pesisir di Flores,” tambahnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News