Mengenal Desa Wisata Jatiluwih Bali Destinasi yang Dikunjungi Delegasi World Water Forum

Mengenal Desa Wisata Jatiluwih Bali Destinasi yang Dikunjungi Delegasi World Water Forum
info gambar utama

Pada delegasi World Water Forum ke-10 desa wisata Jatiluwih di Bali terpilih sebagai destinasi wisata yang akan dikunjungi. Forum internasional seperti World Water Forum ke-10 akan menjadi kesempatan bagus untuk Indonesia dalam mempromosikan keunikan budaya, tempat wisata yang dimiliki Indonesia, apa saja langkah-langkah yang dilakukan Indonesia dalam menjaga dan memelihara keunikan budaya.

Desa Jatiluwih Ditetapkan Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Salah satu destinasi wisata Bali, yakni Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012. Desa Jatiluwih adalah representasi dari pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan, yaitu pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan (sustainable tourism).

Padi sebagai Komoditas Utama Hasil Pertanian Desa Jatiluwih

Desa Jatiluwih menghasilkan padi sebagai komoditas utama hasil pertaniannya. Pada hasil pertanian seperti padi yang diolah menjadi beras merah adalah beras merah terbaik di wilayah Bali. Beras merah tersebut dijual dan juga diolah menjadi teh sumber antioksidan bagi tubuh. Teh ini telah diproduksi secara komersil dan dipasarkan di wilayah Bali.

Untuk selanjutnya, akan digunakan pupuk alami seperti kotoran sapi hal ini dikarenakan mengelola persawahan Jatiluwih diarahkan ke konsep organic farm. Hal tersebut supaya menambah manfaat ekonomi dan menjadi contoh penerapan sustainable tourism lebih ramah lingkungan.

Taman Budaya GWK Bali menjadi Venue Welcoming Gala Dinner WWF 2024, Apa Itu GWK?

Hal itu juga merupakan suatu bentuk implementasi dari community-based tourism, yang melibatkan masyarakat setempat untuk saling bekerja sama dalam pengembangan pariwisata.

Jatiluwih menjadi destinasi wisata personal, memiliki daya tarik berupa persawahan milik petani sekitar. Hal ini disampaikan Ketua DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna Jhon.

“Jadi, kami berusaha untuk merangkul petani-petani setempat untuk bersama-sama mendukung program besar ini karena pengembangan pariwisata di Jatiluwih ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama petani setempat, untuk akhirnya nanti menggerakkan ekonomi lokal,” kata Purna.

Hal yang dilakukan adalah mendorong masyarakat menjaga kelestarian alam agar tetap lestari sumber mata air di sana dan terjaga kebersihannya.

Desa wisata Jatiluwih memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau teras ring, demo masak, berkunjung ke perkebunan, dan bersepeda.

Desa Wisata Jatiluwih Menjadi Tempat Delegasi World Water Forum

Seperti dikatakan Purna, desa wisata Jatiluwih dihias dengan banyak penjor dan disambut tari tradisional Bali, di antaranya Tari Rejang, tari ini diiringi dengan musik tumbuk lesung, tujuannya menyambut delegasi World Water Forum.

“Jika memungkinkan, kami juga akan menyuguhkan Jaje Laklak kepada delegasi World Water Forum. Jaje Laklak ini mirip seperti kue serabi, tetapi dibuat dengan bahan dari beras merah,” katanya.

Pada kesempatan lain, delegasi World Water Forum akan diajak untuk melakukan prosesi melukat, salah satu tradisi selalu dilakukan oleh umat Hindu.

Tradisi melukat tujuannya untuk menyucikan jiwa dari hal-hal yang tidak baik dengan menggunakan media air yang bersumber dari mata air. Istilah melukat sendiri datang dari kata ‘Sulukat’, yang mana ‘Su’ artinya baik, serta ‘lukat’ artinya ‘penyucian’. Jadi, secara sederhana, melukat dapat diartikan sebagai penyucian yang baik.

WWF Indonesia Kampanyekan Rayakan Imlek Bebas Konsumsi Ikan Hiu

Dalam artian melukat untuk menyegarkan pikiran. Pada tradisi ini, para pengikut upacara melukat diguyurkan air suci dengan harapan hati lebih tenang dan jiwa terasa segar.

Bagaimana Kawan GNFI sudah mengenal desa Jatiluwih kan? Sungguh kaya budaya dan pariwisata yang dimiliki Indonesia sudah seharusnya dijaga dengan baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini