Perusahaan Metalurgi Prancis Siap Eksplor Potensi Litium di Indonesia

Perusahaan Metalurgi Prancis Siap Eksplor Potensi Litium di Indonesia
info gambar utama

Perusahaan metalurgi terkemuka asal Prancis, Eramet, bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian ESDM RI untuk mengeksplorasi potensi litium, bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik. Perjanjian kerja sama telah diteken Kepala Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP) Agung Pribadi bersama Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour, Senin (6/5/2024).

Kerja sama ini akan berlangsung selama lima tahun. Bruno menyebut, pihaknya siap mendatangkan ahli logam berskala internasional ke Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen Eramet mendukung negara ini untuk menjadi pemain global dalam transisi energi dunia.

“Kemitraan ini merupakan satu langkah penting dalam memastikan sumber daya yang tersedia untuk memasok logam-logam yang dibutuhkan dalam transisi energi,” ujar Bruno di Jakarta.

Pertama di Dunia, RI dan Hong Kong Bakal Pasok Baterai Litium Kendaraan Listrik

Kelompok pertambangan milik Eramet telah beroperasi di 16 negara, termasuk Indonesia sejak 2006 dalam proyek Tambang Weda Bay Nickel di Halmahera, Maluku Utara. Kapitalisasi pasar Eramet pada Juli 2023 mencapai 2,46 miliar Euro.

Melalui kerja sama ini, Eramet dan Badan Geologi akan melakukan studi bersama terkait litium dan mineral kritis di Indonesia. Kemitraan itu mencakup studi teknis, eksplorasi, hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

“Studi ini bertujuan untuk memahami potensi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik dan membantu mengembangkan strategi industri kendaraan listrik di Indonesia," tutur Staf Khusus Menteri ESDM RI Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Irwandy Arif.

Kemitraan antara PSDMBP Badan Geologi dan Eramet Indonesia terjalin sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman yang diteken Pemerintah Prancis dan Indonesia pada 2011. Eramet Indonesia berkomitmen akan menjadi mitra utama Indonesia dalam mencapai posisi sebagai pusat kendaraan listrik global dengan fokus pada pemrosesan sumber daya mineral yang bertanggung jawab.

Dunia Butuh 3 Miliar Ton Mineral pada 2050, Ini Strategi Pemerintah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini