Tradisi Berokan, Ritual Tolak Bala Khas Pantura yang Hilang Ditelan Zaman

Tradisi Berokan, Ritual Tolak Bala Khas Pantura yang Hilang Ditelan Zaman
info gambar utama

Tradisi Berokan merupakan kesenian yang dulu banyak ditemukan di sejumlah daerah di wilayah Pantura, Jawa Barat. Sejumlah daerah tersebut di antaranya seperti Indramayu, Cirebon, dan beberapa daerah lainnya.

Dimuat dari Detik, Berokan merupakan kesenian yang menggunakan topeng berbentuk kepala binatang. Topeng ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang dilengkapi kain sebagai penutup tubuh.

Jalan Pantura Demak-Kudus Mulai Diperbaiki Pasca Banjir, Selesai H-10 Lebaran 2024

Para praktiknya, kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang yang nantinya masuk ke dalam Berokan itu. Saat melakukan pertunjukan, Berokan akan ditemani oleh satu orang laden yang bertugas menjadi lawan bicaranya.

Saat melakukan percakapan, Berokan akan mengeluarkan suara khasnya yang terdengar seperti terompet. Suara tersebut berasal dari sebuah benda kecil yang diletakkan di dalam mulut dalang Berokan.

Selama pertunjukan, kesenian ini juga diiringi oleh alunan musik khas yang dimainkan oleh beberapa orang personel. Alat-alat musik ini terbilang sederhana seperti, dog-dog atau kendang, kening, dan kecrekan.

Dianggap sakral

Ketua Panitia Indramayu Art Festival Kesenian Tradisional, Asep Ruhiyat mengatakan Berokan dianggap sakral oleh masyarakat Pantura. Berokan diyakini mampu mengusir penyakit dengan cara menggigit bantal dan melemparkannya ke luar rumah.

“Kesenian ini ditemukan oleh Embah Kuwu Sangkan dan dijadikan sebagai media dalam syiar Islam. Sementara nama Berokan sendiri berasal dari kata barokah.” katanya yang dimuat Inews.

Giant Sea Wall Bisa Selamatkan Ekonomi dan Ancaman Banjir di Pantura

Dalang dari kesenian Berokan, Ahmad atau Kang Amok mengatakan dilihat dari tampilannya bentuknya menggambarkan sosok binatang. Khusus yang dimiliki oleh Kang Amok seperti macan, ikan, dan juga kambing.

Saat beraksi, ada berbagai karakter yang biasa ditampilkan oleh Berokan. Terkadang, dia akan bertingkah lucu, namun tidak jarang juga dia akan bergerak cepat hingga mengejutkan para penonton.

“Karakter Berokan memang macam-macam. Kadang dia lucu, kadang lincah, kadang seram sampai bisa bikin kaget penonton,” katanya.

Mulai hilang

Kang Amok merupakan salah satu warga Cirebon yang masih menggeluti kesenian Berokan. Menurutnya, untuk saat ini jumlah pemain atau pelaku kesenian Berokan tidak marak seperti dulu.

Karena itu tak heran, kesenian ini semakin sulit untuk ditemukan. Kang Amok mengaku selain mentas di acara-acara tertentu, mereka juga memainkan kesenian ini dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung.

Hikayat Musik Tarling yang Lahir dari Keseharian Masyarakat Pantura

“Kalau sekarang sudah terbilang jarang (pemain Berokan). Kalau di sini (Desa Lungbenda) cuma saya aja. Kalau di desa lain mungkin masih ada. Kalau saya sendiri selain tampil di acara-acara, biasanya saya keliling juga,” ucap Kang Amok.

“Kalau sanggar seni sih banyak. Tapi untuk Berokan itu jarang. Tidak sebanyak seperti kesenian tari Topeng. Kalau Berokan itu mungkin sedikit,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini