Wiro Sangir, Ikat Kepala yang Jadi Kebanggaan Masyarakat Sangiran

Wiro Sangir, Ikat Kepala yang Jadi Kebanggaan Masyarakat Sangiran
info gambar utama

Pemerintah Desa (Pemdes) Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen memperkenalkan ikat kepala khas Sangiran yang diberi nama wiro sangir. Ikat kepala ini sekarang menjadi simbol dan daya tarik wisatawan.

Dimuat dari Solopos, wiro sangor melegenda karena kerap dipakai oleh warga setempat pada zaman dulu. Tetapi belakangan generasi muda banyak yang tidak mengenal ikat kepala tersebut.

Udeng, Ikat Kepala khas Kaum Pria Pulau Dewata

Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan, Aries Rustioko menceritakan sosok Mbah Kasio (65) yang selalu menggunakan ikat kepala itu. Dikatakan oleh Mbah Kasio, jelasnya, ikat kepala itu bukan semata sebagai fashion, tetapi sebagai alas saat menyunggi barang di kepala.

“Mbah Kasio sendiri sudah biasa memakai ikat kepala itu sejak kecil. Kebiasaan itu diwariskan dari kakek buyutnya. Dia sengaja memakai kain batik berbentuk persegi sebagai ikat kepala,” paparnya.

Berbeda dengan ikat kepala lain

Wiro sangir memang berbeda dengan ikat kepala lainnya. Kekhasan, kain batik harus terlebih dulu dilipat secara diagonal, sehingga bentuknya menjadi segitiga. Kemudian, kain batik itu diikatkan pada kepala dengan cara tertentu, hingga menghasilkan ikat kepala.

Kain Tenun Ikat Iban Pua Kumbu dan Kaitannya dengan Kedudukan Wanita Iban

“Pemdes Krikilan juga akan segera mendaftarkan hak paten Wiro Sangir Kasiaji, agar tidak ada pihak lain yang berusaha mengklaim atas cinderamata itu,” ucapnya.

Dipatenkan

Agar tidak dilupakan, Pemdes Krikilan terus memperkenalkan ikat kepala khas Sangiran kepada masyarakat. Salah satunya dengan meluncurkan ikat kepala Wiro Sangir Kasiaji pada rangkaian kegiatan rapat koordinasi pada 2020 lalu.

Aries mengatakan iket Wiro Sangir Kasiaji sudah resmi diluncurkan dan diperkenalkan Kades Krikilan Widodo kepada sekitar 40 peserta yang hadir dalam rapat tersebut. Sehingga akan memproduksi banyak ikat kepala itu.

Ribuan Penenun Di Flores Timur Akan Memamerkan Kemampuannya di Festival Bale Nagi

“Kami sudah memproduksi sekitar 100 lembar ikat kepala. Sebagian sudah kami pakai sebagai souvenir dalam kegiatan itu. Sebagian lagi akan dipakai para perangkat desa pada hari-hari tertentu. Ke depan, tidak menutup kemungkinan semua karyawan di BPSMP dan pengunjung juga wajib memakai ikat kepala ini,” tuturnya.

Pemdes juga menghelat Pasar Budaya di Punden Tingkir, Krikilan. Pasar budaya tersebut menyediakan berbagai produk-produk tradisional yang hasil karya masyarakat sekitar, termasuk ikat kepala Wiro Sangir Kasiaji.

“Jadi di Pasar Budaya itu, kita berencana membuat ikat kapala khas Sangiran itu, dan nanti juga dipakai masyarakat sini, mulai dari perangkat desa, pelaku pariwisata dan masyarakat Krikilan,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini