Kain Tenun Ikat Iban Pua Kumbu dan Kaitannya dengan Kedudukan Wanita Iban

Kain Tenun Ikat Iban Pua Kumbu dan Kaitannya dengan Kedudukan Wanita Iban
info gambar utama

Ratusan suku yang mendiami daerah-daerah di Indonesia memiliki wastra (kain tradisional) nya sendiri-sendiri. Bahkan dalam satu pulau, wastranya pun bisa berbeda-beda dan memiliki keunikan tersendiri. Kenakeragaman kain tradisional tersebut turut dipengaruhi oleh siklus kehidupan, tradisi yang dianut, serta pengalaman spiritual yang dialami oleh masyarakat yang mendiami daerah itu.

Pada masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat, terutama bagi wanita Dayak Iban, memiliki tradisi menenun kain ikat Iban dengan motif yang padat dan rumit. Desain motif-motif yang tertuang dalam kain ikat Iban tersebut mengandung banyak makna, sehingga dalam mendesain dan menenun kain ikat Iban tidak boleh sembarangan. Sebab, ada kepercayaan yang dianggap tabu dan dapat menimbulkan petaka bagi si penenun.

CPO-Kopi Masih Jadi Primadona Ekspor Non Migas RI di Tahun 2024

Tenun ikat Iban yang dihasilkan wanita Iban pun beraneka ragam. Salah satu yang paling rumit dan sakral yakni kain tenun ikat Iban pua kumbu atau lebih dikenal dengan kain pua kumbu. Kain pua kumbu ini memiliki ukuran yang besar. Biasanya digunakan sebagai pajangan di rumah ketika ada kematian, sebagai alas untuk meletakkan makanan yang digunakan sebagai jamuan adat, menyelimuti orang sakit, menolak malapetaka, dan sebagainya.

Dilansir dari www.its.ac.id, adapun motif-motif yang tertuang pada kain pua kumbu, seperti motif flora, fauna, humanoid, abstrak, dan kontemporer. Motif yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan paling disorot karena memiliki nilai yang tinggi dibandingkan motif lain, yakni motif humanoid. Tidak semua wanita Iban mampu menenun motif humanoid, hanya penenun yang telah mendapatkan mimpi dari dewa kepercayaan mereka yang mampu menenun motif tersebut.

Wanita Dayak Iban mulai mengajarkan keterampilan menenun kain pua kumbu kepada anak gadis mereka saat mereka menginjak usia 13 tahun. Mereka mengajarkan mulai dari mengolah kapas, memintal benang, mewarnai benang, dan membuat motif tenun. Setelah anak gadisnya dirasa cukup mahir, si anak gadis mulai belajar ritual-ritual untuk mengembangkan kedekatannya dengan roh-roh para leluhur mereka melalui menenun.

Apabila anak gadis mereka tidak siap atau menolak melakukan ritual tersebut, anak gadisnya akan mengalami kegagalan dan menjadi layu (sakit yang berujung dengan meregang nyawa).

Penyelundupan Satwa di Lampung Berhasil Digagalkan, 787 Burung Dilindungi Terselamatkan

Pengelompokkan Wanita Iban Berdasarkan Kedudukannya di Masyarakat

Bagi wanita Dayak Iban keterampilan menenun kain pua kumbu menjadi salah satu cara untuk memperoleh status atau kedudukan sosial dalam masyarakat Iban. Adapun pengelompokkan wanita Iban berdasarkan kedudukannya di dalam masyarakat Iban:

  • Kelompok pertama. Kelompok ini merupakan kelompok wanita yang tidak bisa menenun, karena keterampilan menenun tidak diwariskan secara turun-temurun dari ibu ke anaknya. Kelompok tersebut terbiasa hidup pas-pasan. Kegiatan yang dilakukannya hanya untuk mengumpulkan makanan dan tidak ada waktu untuk belajar menenun.
  • Kelompok kedua atau biasa disebut indu temua lawai. Kelompok ini merupakan kelompok wanita yang menjadi istri kepala suku atau pemuka adat. Kehidupan mereka tergolong menengah ke atas. Wanita-wanita dalam kelompok ini tergolong penenun pemula. Biasanya, mereka menenun pua kumbu dengan motif-motif sederhana, seperti motif bambu.
  • Kelompok ketiga atau disebut indu sikat kebat. Wanita dalam kelompok ini biasanya bisa menenun dengan motif-motif yang sudah ada, tetapi mereka belum mampu mengembangkan desain motif baru. Jika mereka ingin mengembangkan desainnya, mereka harus belajar kepada penenun yang lebih berpengalaman.
  • Kelompok empat atau indu nakar indu ngar. Inilah kelompok dengan kedudukan tertinggi. Wanita-wanita dalam kelompok ini biasanya terlahir dari keluarga penenun yang mewariskan keterampilannya secara turun-temurun. Mereka ahli dalam mencampur bahan-bahan yang berasal dari alam. Keistimewaan yang didapat dari wanita yang berada pada kedudukan ini, yakni diizinkan oleh roh-roh untuk menenun dengan pola khusus yang kuat dan dianggap berbahaya. Wanita dari kelompok biasa juga bisa mencapai kedudukan ini. Namun, perlu kerja keras dan keberanian mengambil resiko menjadi layu atau sakit berkepanjangan.

Selain di Indonesia, kain pua kumbu juga banyak ditemukan di wilayah Malaysia. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Dayak Iban saat ini tinggal di Sarawak, Malaysia, setelah terjadi migrasi besar-besaran dari Kapuas Hulu lebih dari 400 tahun yang lalu.

Siswi SMA Indonesia Akan Mendaki Gunung Aconcagua, Seberat Apa Tantangannya?

Referensi:

  • www.its.ac.id. Mengenal Eloknya Motif Tenun Pua Kumbu. https://www.its.ac.id/news/2021/10/28/mengenal-eloknya-motif-tenun-pua-kumbu/
  • Hidayati, Awanis. Ritual Tenun Ikat Pua Kumbu dalam Budaya Wanita Iban. Jurnal Visualita 06 Edisi 1, 2014.
  • Perkumpulan Wastra Indonesia. 2019. Pesona Padu Padan Wastra Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini