Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
info gambar utama

Sampah adalah hasil dari suatu proses produksi yang menghasilkan buangan, baik secara lokal (skala rumah tangga) ataupun industri. Tidak dapat kita hindari bahwasannya sampah menjadi salah satu permasalahan negara yang saat ini belum ditemukan solusinya. Volume sampah di Indonesia mencapai 70 juta ton. Angka ini tentu saja menjadi perhatian, bahwa terdapat sekitar 16 juta ton sampah yang saat ini belum dikelola sama sekali.

Permasalahan sampah juga menjadi salah satu faktor utama polusi udara. Saat ini berbagai pihak telah berupaya untuk mengembangkan Green Technology yang berfokus kepada pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan. Nantinya, pengelolaan sampah berbasis energi terbarukan ini akan menghasilkan produk sampingan yaitu listrik.

Salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah di Indonesia adalah dibuatnya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai solusi inovatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal yang berlimpah, yaitu sampah. Untuk menghasilkan energi listrik, PLTSa menggunakan sampah sebagai bahan bakar utama yang dibakar dalam oven pembakaran khusus untuk menghasilkan panas.

Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan uap atau panas yang akan menggerakkan turbin dan generator, menghasilkan listrik.

PT PAL Indonesia Dukung Pemberdayaan Daerah Lewat Pembangkit Listrik Terapung

Proses Konversi Sampah Menjadi Energi Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan fasilitas yang mengubah sampah menjadi energi listrik. Proses ini dimulai dengan pengumpulan sampah dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, dan komersial. Sampah yang telah terkumpul kemudian dipilah dan diproses untuk menghilangkan kontaminan seperti logam, kaca, dan plastik yang tidak dapat dibakar.

Setelah itu, sampah yang telah diproses dimasukkan ke dalam tungku pembakaran khusus yang didesain untuk memaksimalkan pembakaran dan menghasilkan panas dengan efisiensi tinggi.

Pembakaran sampah dalam tungku pembakaran menghasilkan panas yang tinggi. Panas ini kemudian digunakan untuk memanaskan air dalam sistem tertutup atau media lainnya, mirip dengan cara kerja pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Air yang dipanaskan ini akan berubah menjadi uap yang menggerakkan turbin. Turbin tersebut terhubung ke generator listrik, yang kemudian menghasilkan energi listrik yang siap digunakan oleh masyarakat.

Selama proses pembakaran, udara kotor yang dihasilkan harus ditangani secara hati-hati untuk mengurangi dampak lingkungan negatif. Oleh karena itu, PLTSa dilengkapi dengan sistem kontrol polusi udara yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, udara kotor, dan senyawa berbahaya lainnya sebelum dilepaskan ke udara.

Tak dapat kita hindari bahwa suatu sistem tidak dapat dikatakan sempurna, adapun kekurangan yang dimiliki oleh sistem insinerasi yang ada di PLTSa adalah menghasilkan limbah padat berbahaya (slag), membutuhkan modal yang besar dalam instalasinya, dan berisiko untuk mengalami penolakan publik karena polusi yang dihasilkan oleh PLTSa. Hal ini dikarenakan PLTSa menghasilkan emisi gas karbon dari sisa pembakaran sampah tersebut.

Mengenal Agrivoltaik: Perpaduan Pertanian dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Di samping kekurangan yang dimiliki PLTSa, banyak keunggulan yang dapat dibanggakan dari PLTSa yaitu dapat mengelola seluruh jenis sampah yang ada di TPST, karena sistem yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa mengelola sampah yang tercampur dan basah.

Selain itu, fungsi utama dari PLTSa yang dirasakan adalah pemanfaatan limbah sebagai sumber bahan utama dari PLTSa mampu mengurangi massa sampah sebesar 70% dan mengkonversinya menjadi energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga sampah memiliki potensi untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) serta menghasilkan energi listrik yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, seperti halnya dengan semua bentuk pembangkit listrik, perlu dilakukan manajemen yang baik untuk memastikan efisiensi operasional yang tinggi dan dampak lingkungan yang minimal.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik juga penting untuk menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih baik.

Potensi, Tantangan, dan Harapan

PLTSa merupakan salah satu solusi untuk mengatasi dua masalah sekaligus, yaitu pengelolaan sampah dan kebutuhan akan energi listrik. Meskipun demikian, seperti halnya dengan semua bentuk pembangkit listrik, perlu dilakukan manajemen yang baik untuk memastikan dampak lingkungan yang minimal dan efisiensi operasional yang maksimal.

Dengan strategi yang tepat, PLTSa memiliki potensi untuk menjadi salah satu solusi yang penting dalam mengatasi dua masalah besar saat ini, yaitu pengelolaan sampah dan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, PLTSa dapat menjadi salah satu pilar penting dalam menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Mengenal PLTT, Pembangkit Listrik di Pulau Gelasa yang Bisa Kurangi Emisi Karbon

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini