Desas-desus Pabrik Es yang Buat Kota Cirebon Kena Wabah Tifus pada Zaman Kompeni

Desas-desus Pabrik Es yang Buat Kota Cirebon Kena Wabah Tifus pada Zaman Kompeni
info gambar utama

Pada zaman kolonial, masyarakat Kota Cirebon dikejutkan dengan wabah tifus yang menyerang warganya. Hal yang menarik serangan penyakit ini diduga karena adanya pabrik es di Mandirancan, Linggarjati, dan Kota Cirebon.

Kabar ini dicatat dalam surat kabar Belanda Het van den dog voor Nederlandsch Indie yang terbit pada 10 Februari 1913. Ditulis dalam koran itu warga menduga ketiga pabrik es itu menjadi pangkal utama penyebab penyakit tifus yang telah banyak menelan korban.

Jadi Tempat Eksekusi Mati, Alun Alun Sangkala Buana Pernah Ditakuti Warga Cirebon

“Keresahan ini pun dipicu oleh berita yang menyebar di antara mereka tentang kematian warga Tegal dan Sukabumi yang menderita penyakit tifus setelah mengonsumsi es dari pabrik es yang dikelola oleh orang China di kedua daerah tersebut,” tulis koran itu.

Pada tahun 1913, wabah tifus terjadi sepanjang tahun. Di Kota Cirebon, wabah tifus melanda para pekerja perkebunan dan kuli-kuli lainnya yang tinggal di pinggiran kota. Penduduk Eropa, China maupun pribumi banyak yang meninggal dunia.

“Peristiwa inilah yang membuat masyarakat di sekitar pabrik es di Kota Cirebon merasa tidak nyaman karena kekhawatiran terhadap es yang diproduksi ketiga pabrik itu menjadi pemicu penyakit tifus menyebar,” jelasnya.

Diselidiki

Karena keresahan masyarakat, pemerintah kolonial melakukan penyelidikan proses pembuatan es di beberapa pabrik es dengan dugaan sementara adanya penggunaan air mentah atau tidak bersih.

Namun, penyelidikan ini ditentang oleh para pemilik pabrik yang merasa tidak melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan masyarakat. Sekalipun demikian, penyelidikan tetap dilakukan untuk menemukan kebenaran dari dugaan tersebut.

Menyusuri Jejak Bangunan Belanda yang Masih Berdiri Kokoh di Kota Cirebon

Dokter Grijns, direktur laboratorium kedokteran di Batavia yang memimpin penyelidikan ini mengumumkan pada bulan Agustus 1913 bahwa tidak ditemukan adanya zat pengawet atau bahan mentah pada es.

“Namun, akibat peristiwa ini, pabrik es mengalami kerugian besar selama dua tahun, ditambah lagi pemerintah menutup usaha dagang es sebagai upaya preventif atas wabah tifus seperti yang dilakukan oleh pemerintah Sukabumi dan Tegal,” tulis Imas Emalia dalam Wabah Tifus di Cirebon Masa Hindia Belanda: Kebijakan Pemerintah dan Solusi Sehat Masyarakat.

Buruknya tata kota

Imas menjelaskan dari penelitian Dokter Grijns itu malah ditemukan penyebab penyakit tifus ini karena faktor kebersihan lingkungan. Dirinya menekankan, persebaran wabah tifus bisa terjadi karena kontak antara manusia dan lingkungan.

“Lingkungan kota, terutama pemukiman di pinggir Sungai Bacin, tidak bisa dibiarkan kotor karena menjadi sumber bibit penyakit. Jika kondisi sungai tidak bersih, akibatnya kasus wabah tifus terus terjadi di kota dan sekitarnya,” jelasnya.

Kesegaran Es Serut Gula Jawa Mang Toha yang Legendaris dari Cirebon

Dokter L Cramer menawarkan tiga solusi kepada pemerintah untuk menangani wabah tifus. Pertama melakukan propaganda kepada masyarakat tentang cara hidup sehat, kedua melakukan vaksinasi tifus, dan ketiga tetap melakukan penyelidikan kepada pabrik es.

Sampai tahun 1936, propaganda hidup bersih itu terus dilakukan para pembantu dokter di berbagai poliklinik dan pos-pos pelayanan kesehatan. Tetapi karena minimnya usaha pemerintah, wabah tifus masih belum hilang sampai tahun 1940.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini