Omah Lawang Songo Khas Pekalongan, Bukan Sekadar Bangunan, Mengajarkan Falsafah Hidup

Omah Lawang Songo Khas Pekalongan, Bukan Sekadar Bangunan, Mengajarkan Falsafah Hidup
info gambar utama

Bertandang ke Pekalongan yang lebih sering dikatakan sebagai kota Batik. Di balik keterkenalannya sebagai kota Batik, Pekalongan mempunyai narasi historis yang sangat kuat. Mulai dari keragaman masyarakatnya, di mana pada zaman dahulu bangsa Eropa, Arab, Tiongkok dan pribumi membaur dalam satu kota. Sejarah masa silam Pekalongan, merupakan salah satu kota dagang dunia. Tidak heran jika banyak etnis yang membaur.

Hal ini terlihat jelas, pada keragaman jenis bangunan maupun pola motif batik Pekalongan. Kultur masyarakat Pekalongan yang adaptif pun seolah menjadi tanda bahwa kota ini layak mendapat kota yang toleran, dan mampu bertahan di tengah zaman yang semakin menyulitkan.

Kampung Batik Kauman, Lokasi Omah Lawang Songo

Kini, bentuk wisata dengan mendatangi gang-gang juga sedang ramai di kalangan muda-mudi, millenials, dan gen Z. Biasanya mengeksplor gang-gang estetik dengan berjalan kaki. Di kampung Kauman - Pekalongan, terdapat satu kawasan gang sangat menarik dan cantik. Bernama Kampung Batik Kauman.

Keindahan Batik dan Tenun Indonesia Segera Sambangi Italia dalam Peragaan Busana

Nama Kauman sendiri banyak ditemui wilayah Kawasan Kerajaan Mataraman, di tempo dulu. Kini tata wilayah itu masih diterapkan hingga kini. Biasanya Kauman berada di pusat kota, dan merupakan kampung yang cukup religius.

Ini pula yang terjadi di Kampung Kauman - Pekalongan, berada di pusat kota, masih di seputaran Alun-Alun kota Pekalongan. Kampung Kauman di Pekalongan ini disinyalir merupakan kampung pertama di kawasan Pekalongan, wilayahnya berdempetan dengan Masjid Jami’ yang berdiri sejak tahun 1852.

Kampung ini merupakan kawasan yang padat dengan pengrajin batik, karenanya di kawasan tersebut pula masyarakat umum bisa mendatangi industri batik sebagai edukasi. Sejak puluhan tahun yang lalu, masyarakat Kauman berkecimpung dalam dunia batik, untuk membuat batik dan canting.

Selain mengenal industri batik, menyusuri kampung ini seperti sedang menembus lorong waktu. Di mana masih banyak dijumpai bangunan-banguinan tempo dulu yang sangat artistik. Bukan hanya artistik, tetapi bangunan ini juga sarat akan makna filosofis.

Bernama Omah Lawang Songo (Rumah sembilan pintu).

Menjumpai Bangunan Penuh Filosofis, Omah Lawang Songo

Omah Lawang Songo, merupakan rumah dengan gaya arsitektur lintas budaya yaitu, budaya Jawa, Arab, Eropa, dan Tiongkok. Rumah ini merupakan rumah yang dibangun oleh Juragan Batik pada masa penjajahan, untuk mempertahankan harga diri sebagai pribumi dan mensejajarkan kedudukan dengan mereka bangsa-bangsa lain. Ketika para bangsa Eropa mendirikan bangunan yang besar, warga pribumi juga bisa mendirikannya dengan konsep yang sangat khas. Rumah khas ini berkembang pada abad ke-19.

Mengenal Ragam Motif Batik Khas Kota Depok

Formasi pintu yang ada di Omah Lawang Songo yaitu, 3 bagian depan, 3 bagian tengah, 2 bagian tengah sisi kanan dan kiri, dan 1 pintu di bagian belakang.

Penamaan Omah Lawang Songo, tentu dikarenakan rumah ini mempunyai 9 pintu. Rumah ini sering juga disebut sebagai Omah Kaji, hal ini dikarenakan rata-rata pemilik dan penghuninya adalah para juragan batik yang sudah berhaji.

Sisi filosofis Omah Lawang songo ini dikaitkan dengan laku tubuh manusia. Bahwa manusia memiliki 9 lubang dalam tubuhnya, yang mana jika salah satu lubang tidak berfungsi maka akan menghambat yang lainnya.

Omah Lawang Songo, seolah ingin memberikan isyarat bahwa rumah adalah seonggok tubuh, dan ketika manusia hidup di dunia harus mengenal kata berkesinambungan, seperti fungsinya Omah Lawang Songo bukan hanya sebagai rumah tinggal, tetapi juga tempat untuk pembuatan batik, dan tempat pagelaran kesenian.

Rumah ini mengutamakan fungsi sosialnya daripada ruang privasi, maka dari itu rumah ini layak mendapat prediksi multifungsi dan multiguna.

Rumah ini mengajarkan bahwa hidup bukan sekadar hidup. Ia harus memberi manfaat dan memiliki kegunaan. Pada zamannya, Omah Lawang Sanga merupakan denyut kehidupan batik, yang mana batik bagi warga pekalongan merupakan nafas hidup mereka.

Mudik via Jalur Pantura, Jangan Lupa Mampir ke Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan

Sumber:

  • https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/mengunjungi-kampoeng-batik-kauman-pekalongan-yang-menyimpan-sejuta-cerita
  • https://kotomono.co/omah-lawang-sanga-bangunan-khas-pekalongan-dari-abad-ke-19/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini