Kampung Mbarangan, Tradisi Penjaring Ikan di Bengawan Solo

Artikel ini milik Jurnaba dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Kampung Mbarangan, Tradisi Penjaring Ikan di Bengawan Solo
info gambar utama

Kedekatan emosi antara masyarakat dan sungai, membuat penduduk Kampung Mbarangan identik sebagai perawat sungai Bengawan Solo. 

Dusun Mbarangan, Kuncen, Padangan, Bojonegoro sejak lama dikenal sebagai daerah para penjaring (pencari ikan) di sungai Bengawan Solo. Mereka juga dikenal sebagai pengendara perahu yang handal. Kedekatan antara masyarakat dengan Bengawan, sudah menjadi tradisi dari zaman ke zaman.

Masyarakat Mbarangan hidup di wilayah bantaran sungai Bengawan Solo. Kedekatan geografis ini, memicu kuatnya koneksi human-ekologis di wilayah tersebut. Tak heran mayoritas penduduk di sana hidup sebagai penggarap lahan dan pencari ikan di sungai dan bengawan.

Secara demografi, Dusun Mbarangan tergolong unik. Ia berupa dataran berbentuk segitiga yang terletak di sebuah delta pertemuan antara sungai kecil (kali) dan sungai besar (Bengawan Solo). Mbarangan merupakan sebuah pemukiman penduduk yang dipagari sungai dan anak sungai.

Kedekatan emosional antara masyarakat dan sungai, membuat penduduk Mbarangan identik masyarakat sungai. Ahli perahu. Ahli menyelam. Hingga ahli rescue saat terjadi laka di sungai. Adalah sebutan masyarakat Mbarangan, berkat kedekatan mereka dengan sungai.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini