Pesawat Tanpa Awak Karya Anak Bangsa, Menerbangi Sabang - Merauke

Pesawat Tanpa Awak Karya Anak Bangsa, Menerbangi Sabang - Merauke
info gambar utama
Pesawat drone yang digunakan Telkomsel dalam program Ekspedisi Langit Nusantara (Elang Nusa) ternyata buatan manufaktur lokal. Berikut spesifikasi dan kemampuannya.


"Drone ini kami bikin bersama mitra lokal, PT Graha Cipta. Mereka sudah biasa manufakturing untuk perusahaan minyak offshore," kata Nirwan Lesmana, VP Marketing Communication Telkomsel.
Ada tiga jenis drone yang dipesan Telkomsel kepada mitra manufakturnya itu untuk ekspedisi dari Sabang dan dari Merauke: yakni Drone Engine, Drone Electric, dan Drone Multi Rotor DJI Phantom.

Khusus untuk menerbangkan Drone Engine, dibutuhkan runway atau landasan terbang untuk take off danlanding. Sedangkan Drone Electric cuma butuh runway untuk pendaratan karena take off bisa dengan tangan saja.

"Para drone ini punya daya jelajah cukup tinggi. Fisiknya besar supaya nggak goyang pas kena angin," jelas Nirwan.

Dalam prosesnya, drone dengan wingspan 258 cm dan length 185,5 cm itu akan terbang dengan cruise speed 70-90 KM/H dan maximum speed 100 KM/H, serta stall speed 50 KM/H.

"Drone ini juga menggunakan bensin untuk terbang selama 2-3 jam bergantian untuk 3-4 kali landing. Karena harus lepas landas, jadi ada pilot on ground yang mengiringi pakai mobil," paparnya lebih lanjut.
Operator Drone | Youtube.com
info gambar


Di ketiga drone itu pun kemudian dipasangi kamera dengan resolusi 4K di bagian depan dan kamera di bagian bawah untuk mengambil video dari ketinggian 100 meter hingga 150 meter maksimal.

"Itu ketinggian maksimal yang diizinkan oleh Kementerian Perhubungan. Dan ketinggiannya juga ideal karena biar tidak terlalu jauh dari darat," jelasnya

"Video yang kita ambil dari drone itu akan kita koneksikan ke mobil baru kemudian kita alihkan ke server yang kemudian bisa diakses dari mana-mana," kata Nirwan lagi.

Telkomsel sendiri baru saja melepas drone dengan bentangan sayap hingga 2,4 meter itu tadi pagi. Keduanya telah diterbangkan secara bersamaan, menempuh Jalur Barat (Elang Barat) dan Jalur Timur (Elang Timur) Indonesia sepanjang 8.500 km.

Sejak 14 April hingga 14 Mei 2016, kedua drone itu akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan broadband Telkomsel. Sehingga masyarakat dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun recorded di situs www.telkomsel.com/elangnusa.

Elang Barat akan memulai perjalanan dari Sabang dan akan menempuh beberapa kota di antaranya Medan, Palembang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Malang.

Sementara Elang Timur, akan berangkat dari Merauke dan bergerak melewati Sorong, Ambon, Manado, Banjarmasin, Makassar, dan Labuan Di akhir perjalanan drone dari kedua penjuru itu akan bertemu dan mendarat di Garuda Wisnu Kencana, Denpasar.

Selain menangkap berbagai keindahan dari alam Indonesia, dalam perjalanannya, Elang Barat dan Elang Timur juga akan menyapa masyarakat yang berada di 50 kota yang akan dilewati.
Detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini