Semakin Populer, Domain .id Bakal Implementasikan 4 Inovasi Ini

Semakin Populer, Domain .id Bakal Implementasikan 4 Inovasi Ini
info gambar utama

Pengguna situs dengan domain .id yang diklaim telah mencapai lebih dari angka satu juta pengguna mendorong Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) untuk merancang sebuah aplikasi single sign on (SSO). Inovasi ini merupakan upaya agar pengguna dapat memanfaatkan akun tunggal di internet untuk melakukan login ke berbagai situs

Seperti diberitakan CNN Indonesia, rencananya, sistem SSO ini akan diimplementasikan dalam program e.id yang akan mampu melakukan verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sudah tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tujuannya adalah agar kepemilikan domain .id dapat dipantau dengan lebih baik oleh PANDI.

"Nantinya ada tiga yang diverifikasi, pertama NIK-nya, yang kedua email, dan yang ketiga adalah nomor teleponnya," ujar Ketua PANDI Andi Budimansyah, Rabu (11/1).

Jika inovasi ini benar-benar diimplementasikan, PANDI bakal memakai pusat data milik Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dispenduk Capil Kemendagri) untuk mengecek kebenaran identitas pemohon situs berdomain .id..

"Jadi betul-betul pengguna domain .id ke depannya sangat terpercaya. Sekarang relatif terpercaya karena scan KTP 'kan bisa saja dipalsu," kata Direktur Operasional PANDI Sigit Widodo.

Selama ini dalam pengajuan situs berdomain .id yang dikelola PANDI mensyaratkan adanya pemindaian KTP. Namun sepertinya metode ini perlu dimutakhirkan. Itu mengapa inovasi integrasi yang dicanangkan menjadi penting karena dianggap mampu menyederhanakan identitas di internet. Sehingga mampu meningkatkan kadar kepercayaan situs .id.

Secara sederhana sejatinya program e.id ini akan bekerja layaknya akun tunggal yang Google telah terapkan. Yakni akan mampu mengakses semua produk yang disediakan hanya dengan satu akun.

Selain itu, inovasi lainnya yang akan dijalankan oleh PANDI adalah layanan situs blog dengan domain my.id, DNS Nusantara dan pemendek tautan s.id.

My.id akan disediakan bagi pengguna domain .id yang aktif menulis rencananya akan dirilis pada bulan April mendatang. Di bulan yang sama rencananya program e.id juga akan bergulir.

Sedangkan DNS Nusantara menjadi protokol akses internet yang hanya membuka ke beberapa situs terpecaya. Protokol ini diklaim berbeda dengan protokol sebelumnya yang cenderung hanya memberikan larangan atau sistem daftar hitam (blacklist). Namun belum jelas kapan protokol ini akan bisa beroperasi penuh.

Dan yang terakhir adalah pemendek tautan atau URL s.id yang merupakan layanan sejenis seperti bit.ly atau goo.gl yang mampu memerpendek alamat tautan. Layanan ini sudah dapat digunakan oleh siapapun secara gratis.

Keempat inovasi tersebut ditujukan untuk terus dapat mempopulerkan domain .id di dalam negeri. Sebab dengan semakin populernya domain lokal, aliran lalu lintas internet yang ada di Indonesia juga akan meningkat. Sehingga memberikan keuntungan bagi industri internet lokal.

Domain .id sendiri baru saja tembus satu juta situs seperti yang diungkapkan PANDI bersama Kominfo. Jumlah domain lokal itu menjadikan Indonesia nomor satu di Asia Tenggara, mengalahkan Vietnam dan Malaysia.

Sumber : CNN Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini