Mahasiswa IPB Temukan Fakta Mengejutkan Tentang Dampak Rambut Manusia Pada Tanah

Mahasiswa IPB Temukan Fakta Mengejutkan Tentang Dampak Rambut Manusia Pada Tanah
info gambar utama

Salon dan tempat pangkas rambut menghasilkan sejumlah sejumlah besar limbah rambut manusia yang belum termanfaatkan. Kondisi demikian tidak memberi perlakuan optimal, padahal limbah rambut masih biasa dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah. Bahan pembenah tanah adalah bahan-bahan sintesis atau bahan organik atau mineral bentuk padat yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Rambut manusia mengandung bahan keratin untuk membentuk ruang pori tanah dalam waktu lama. Ruang pori tersebut memungkinkan pertukaran gas CO2, N2 , dan NH3 dengan O dari atmosfer. Kondisi demikian sangat mendukung aktivitas mikroba autotrofik yang berperan dalam penyediaan unsur hara. Disamping itu menyebabkan toksisitas dari gas tersebut ternetralisir dan mendukung perkembangan akar serta pertumbuhan tanaman.

Sebagaimana dilansir oleh Humas Institut Pertanian Bogor (IPB), seorang mahasiswa Departemen Biologi bernama Hendi Mardika berhasil melakukan penelitian tentang bagaimana dampak rambut manusia pada tanah. Lewat penelitian berujudul “Rambut Manusia sebagai Pembenah Tanah untuk Mendukung Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) Varietas Kutilang” tersebut, Hendi menemukan bahwa rambut manusia memiliki fungsi sebagai pembenah tanah untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau.

Rambut manusia terdiri dari bahan keratin yang sangat resisten terhadap degradasi enzim proteolitik seperti tripsin dan juga karena terdapat silang pepsin oleh ikatan disulfida. Ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik. Sehingga yang digunakan adalah inokulan Rhizobium, inokulan sendiri merupakan campuran mikroba yang diformulasi pada suatu bahan pembawa tertentu dan diberikan ke tanah atau ke tanaman.

Namun penelitian ini tidak dilakukan serta merta dengan menanam rambut dan kacang hijau secara bersamaan karena berdasarkan berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa limbah rambut manusia tidak bisa digunakan sebagai sumber nutrisi tunggal untuk tanaman. Hal ini disebabkan rambut manusia butuh waktu lebih lama guna melepas nutrisinya sehingga perlu dilakukan proses lanjutan.

Dalam penelitian ini Hendi menggunakan tujuh metode perlakuan. Masing-masing perlakuannya ada yang memakai tanah saja, serta variasi perlakuan dengan penambahan kompos rambut serta inokulan Rhizobium. Parameter yang diamatinya pun beragam seperti pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman yang diletakkan pada tanah yang telah dilakukan dengan berbagai perlakuan.

Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa rambut manusia mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) media tanam. Pemberian kompos dan rambut manusia berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau varietas kutilang. Selain itu media tanam yang perlakuannya diberikan kompos, rambut manusia, dan inokulan Rhizobium mampu menghemat penggunaan kompos sebanyak 40 persen dengan hasil yang tidak terlalu jauh dengan perlakuan yang tanpa rambut manusia.

Hasil penelitian yang ditemukan oleh Hendi akan memberikan peluang untuk dilakukannya pengolahan limbah rambut manusia untuk berbagai keperluan dibidang agrikultur.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini