"Ku yakin, di antara pintu-pintu tua
Dan gang-gang sempit berlumut,
Di kota tua beribu dasawarsa ini,
menyimpan berjuta kisah dan cerita
Entah apa yang terpikirkan oleh para pendiri kota ini
Berabad kemudian, dia menjadi cerita penuh bangga,
Kotagede, di sebuah sore,
Kembali menyusuri lorong-lorong sempit itu
menembus pintu-pintu dan jendela-jendela masa lalu,
Dan kembali ku akan membuka rindu,
akan sebuah rumah yang abadi di hati,
Yogyakarta"
Kotagede, kota berusia 5 abad ini, seolah tak lekang digerus waktu. Mungkin kita tak lagi banyak melihat kuda dan andong-andong yang ditumpangi simbok-simbok pedagang di Sargede, ataupun sepeda kumbang yang berbunyi pedalnya saat menyusuri jalan-jalan yang tak lebar itu. Namun, ini lah kota yang akan selalu membawa kita, kepada sejarah yang begitu panjang, sejarah perjuangan Sultan Agung berjibaku melawan penjajah belanda, sejarah panjang peradaban dan kebudayaan Jawa, pun kebanggaan akan masih lestarinya keramahtamahan khas Jogja, dan ...keinginan yang selalu tersulut untuk selalu kembali ke Yogyakarta.
Buktikanlah.
Berjalan kakilah di Kotagede, berinteraksilah langsung dengan sudut-sudut kota tua yang menjadi saksi biksu perjalanan pusat pemerintahan, pusat syiar islam, pusat perdagangan, dan pusat pemerintahan kerajaan Mataram yang kuat. Inilah kota yang masih terang menyimbolkan 4 pilar sebuah kerajaaan; ekonomi yang dicerminkan lewat pasar, sosial budaya yang digambarkan dengan alun-alun tempat para rakyat bertemu dan saling bercerita, pemerinatahan dengan keraton yang hingga kini masih tersisa, dan agama yang digambarkan dengan masjidnya.
Inilah juga saksi bisu kejayaan kerajaan yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, Kerajaan Surakarta dan Kadipaten Mangkubumi, pun keempatnya masih ada hingga kini. Merambah Kotagede memberikan pengalaman berbeda, suasananya menawarkan lebih dari sekedar pengetahuan akan kisah panjang masa lalu kota Yogya.
Ada energi di sana.
Inilah kota tua yang, bagi saya, menyimpan energi masa lalu yang masih tergambar dari rumah-rumah tua yang tanpa penghuni, pintu-pintu kayu yang kuno yang tak lapuk, lis besi yang mulai berkarat, lorong-lorong batu dan batu bata yang berlumut, pun rumah-rumah joglo yang menjadi saksi berkumpulnya warga, dan keramahtamahan warganya yang selalu menghangatkan.
Datanglah ke Kotagede, merasakan energi Jogja yang berbeda.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News