Indonesia - Malaysia Sepakat Bangun "Mobil ASEAN"

Indonesia - Malaysia Sepakat Bangun "Mobil ASEAN"
info gambar utama

Indonesia dan Malaysia sepakat berkolaborasi mengembangkan industri otomotif hingga mampu menciptakan mobil ASEAN. Indonesia lewat Institut Otomotif Indonesia ( IOI) melakukan pertukaran Memorandum of Agreement (MoA) dengan CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Mohamad Madani Sahari, Jumat (10/8/2018).

Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas mengatakan mobil ASEAN yang dimaksud adalah kendaraan yang diproduksi dengan 40 persen komponen-komponennya berasal dari negara-negara ASEAN.

Ia menjelaskan, melihat populasi manusia di Asean sudah mencapai 600 juta orang dengan potensial market untuk penjualan mobil yaitu empat juta setiap tahunnya. Dari alasan tersebut, Indonesia bekerjasama dengan Malaysia untuk membangun mobil yang akan dipasarkan di kawasan Asean.

Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Darell Leiking (kedua kiri) bersama Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan (kedua kanan) menyaksikan pertukaran Memorandum of Agreement (MoA) yang telah ditandatangani Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas (kanan) dan CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Mohamad Madani Sahari (kiri) di Jakarta, 10 Agustus 2018 | The Jakarta Post
Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Darell Leiking (kedua kiri) bersama Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan (kedua kanan) menyaksikan pertukaran Memorandum of Agreement (MoA) yang telah ditandatangani Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas (kanan) dan CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Mohamad Madani Sahari (kiri) di Jakarta, 10 Agustus 2018 | The Jakarta Post

Indonesia dan Malaysia memliki kekuatan bersama dengan tersedianya 2.000 industri komponen, dan siap menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, buat dukung industri otomotif seusai tren global dan selera konsumen saat ini.

“Konten” ASEAN Presiden IOI I Made Dana Tangkas menuturkan, IOI dan MAI mendorong joint venture antara perusahaan komponen otomotif di Indonesia dan Malaysia, agar memenuhi kebutuhan principal yang banyak berada di kedua negara. Ini juga disebut sebagai langkah awal menginisiasi terbentuknya ASEAN Automotive Institute Federation.

“Hal ini agar kita bisa mengelola pasar ASEAN dengan mandiri,” kata Made. Kekuatan industri komponen di dua negara, industri otomotif bisa mengenal konten ASEAN untuk kendaraan dari total komponen yang diproduksi oleh negara ASEAN. “Sekarang minimal di masing-masing negara local content 40 persen, jika dijumlah bisa mencapai 100 persen sehingga bisa disebut ASEAN content. Jadi, dari sini, mobil ASEAN bisa dibangun,” tutur Made.

Made menyampaikan, untuk mewujudkan hal itu, industri komponen asal Indonesia akan menjalin joint venture dengan industri komponen asal Malaysia. Nantinya, joint venture ini untuk mengembangkan produk komponen yang dibutuhkan industri otomotif kedua negara.

Selain itu, joint venture tersebut akan diperdalam dengan melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk otomotif yang dibutuhkan negara-negara di ASEAN. Hingga saat ini, ada tiga industri komponen asal Indonesia yang siap menjalin joint venture dengan industri komponen dari Malaysia.

Sementara itu, Chief Executive Officer Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Madani Sahari menyampaikan potensi industri komponen kedua negara sangat besar untuk dikolaborasikan. "Jika digabungkan bisa mencapai 90 persen untuk memenuhi kebutuhan komponen di ASEAN. Sangat besar," ujar Madani.

Untuk itu, Dirjen Industri Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengharapkan keduanya mampu menciptakan pusat riset dan pengembangan untuk industri otomotif ASEAN. "Dengan demikian dari situlah akan muncul produk-produk bersama. Mereka akan mengidentifikasi, industri komponen mana saja yang laik untuk dikolaborasikan," kata Putu.

Sumber : Antara | Kompas | Republika | Detik Finance

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini