MRT yang Mewah dan Jakarta yang Cerah

MRT yang Mewah dan Jakarta yang Cerah
info gambar utama
  • Sepenggal cerita dari uji coba MRT Jakarta.
  • Tim GNFI berkesempatan menjajal MRT dari stasiun Bendungan Hilir ke Lebak Bulus.
  • Nuansa modern dan futuristik sangat terpancar di kereta MRT dan stasiunnya.

Jelang pengoperasian secara komersial, MRT Jakarta mengadakan uji coba yang bisa dinikmati masyarakat umum secara gratis pada 12-24 Maret 2019. Selama masa uji coba ini, para penumpang bisa mencoba menikmati beragam fasilitas MRT, sambil lebih mengenal moda transportasi umum baru di Jakarta tersebut.

Uji coba ini merupakan tahap pertama dari rangkaian jalur yang akan dibuka di seluruh Jakarta. Pada tahap pertama, rute yang dilayani adalah Lebak Bulus-Bundaran HI (PP), dengan berhenti di 13 stasiun MRT.

Enam di antaranya adalah stasiun layang di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, dan Blok M, sedangkan tujuh lainnya adalah stasiun bawah tanah di Senayan, Istora, Bendungan Hilir (Benhil), Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Good News from Indonesia (GNFI) pada Kamis (14/3) lalu mendapat kesempatan untuk ikut menikmati layanan gratis dari PT. MRT Jakarta ini. Saat itu kami memilih stasiun MRT Bendungan Hilir sebagai stasiun keberangkatan, dan menaiki MRT tujuan Lebak Bulus.

Petunjuk di dalam stasiun MRT Benhil | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Sejak memasuki stasiun MRT Benhil yang berada di bawah tanah, nuansa modern langsung terasa. Bangunannya memang masih dalam tahap penyempurnaan, tapi jika nantinya telah rampung dipoles, stasiun MRT diyakini akan sangat modern, keren, dan futuristik.

Selain desain stasiun yang kece, keramahan petugas juga sangat membantu penumpang dalam proses menuju kereta. Ketika masuk kami langsung disambut dengan senyum dan sapaan, yang mirip dengan sambutan resepsionis di hotel bintang lima. Sungguh mengesankan!

Baca juga: Satu Purnama Menyambut Ratangga

Gerbong MRT yang sangat bersih dan nyaman | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Ada apa saja di kereta?

Sambutan petugas stasiun MRT tidak sebatas di pintu masuk saja. Bahkan sampai masuk ke dalam kereta pun, petugas tetap menjawab dengan sigap segala pertanyaan yang diajukan penumpang.

Waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 10.30 WIB, dan tim GNFI beranjak menuju stasiun MRT Lebak Bulus. Di dalam gerbong, situasi jauh berbeda dengan di gerbong KRL. Tidak ada yang berdesakan, semua dapat tempat duduk, dan di setiap gerbong ada petugas keamanan yang berjaga.

Mungkin karena masih uji coba, mungkin karena sudah masuk jam kerja, dan mungkin juga karena rute yang masih sangat terbatas. Namun demikian, menaiki kereta komuter dengan tingkat kenyamanan dan kemewahan seperti ini, rasanya tidak ada yang menyaingi MRT Jakarta di Indonesia.

Laju kereta MRT sangat kencang. Ada yang bilang mencapai 60 Km/jam, dan ada yang mengatakan kecepatan rata-ratanya 40 Km/jam. Walau begitu, kereta ini sangat kalem. Sangat tenang dengan suspensi yang sangat halus.

Baca juga: Kenali Budaya Tertib di MRT

Dari stasiun Benhil ke Lebak Bulus hanya butuh waktu sekitar 16 menit. Jauh lebih cepat dari KRL, transJakarta, juga kendaraan pribadi maupun transportasi daring. Bagi yang sedang diburu waktu, bisa sangat terbantu dengan adanya MRT.

Selama perjalanan, para penumpang bisa menikmati pengalaman berbeda dari kereta komuter lainnya di Indonesia. Pada gerbong MRT, papan informasi rute sudah berupa digital dan menunjukkan kereta sedang mengarah ke mana. Kemudian di bordes terpasang pintu geser dari kaca yang menambah eksklusifitas MRT.

Fasilitas penunjang lainnya adalah tempat khusus kursi roda, kursi prioritas, pegangan tangan untuk penumpang berdiri, dan tombol darurat di dekat pintu. Di pembukaan tahap 1 ini kereta MRT berjumlah 6 rangkaian gerbong.

Apresiasi pun diberikan oleh salah seorang penumpang MRT siang itu. Ia merupakan General Manager Thai Airways di Indonesia, Weerawat Swasdibutra.

"Sangat bagus dan tepat waktu. Sangat tepat waktu, juga sangat bersih. Saya pikir ini bisa menjadi opsi lain bagi warga untuk bepergian selain kendaraan pribadi. (MRT) ini mirip subway di Jepang," ucapnya.

Ruang tunggu di stasiun MRT Lebak Bulus | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Eloknya stasiun MRT

Setibanya di stasiun akhir tujuan, kemewahan lain menyapa kami. Stasiun MRT Lebak Bulus merupakan depo stasiun MRT Jakarta. Di stasiun ini, berjejer MRT yang parkir dan menunggu waktu untuk beroperasi. Di stasiun ini pula kereta-kereta MRT mendapat perawatan rutin.

Cuaca Jakarta saat itu cerah dan cukup terik di siang hari. Namun yang mengagumkan adalah, suhu di dalam stasiun MRT Lebak Bulus sangat nyaman, padahal tidak ada AC maupun kipas angin. Letaknya yang berada di atas (stasiun layang) dengan struktur bangunan yang dirancang sedemikian rupa, membuat sirkulasi udara berjalan dengan baik.

MRT berjejer di stasiun Lebak Bulus | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Poin menarik lainnya dari stasiun ini adalah pintu keberangkatan dan kedatangan yang berbeda. Ini yang tidak dimiliki beberapa stasiun KRL. Selain itu papan petunjuk juga sangat jelas, yang memudahkan penumpang untuk mencari akses jalan keluar, ke toilet, atau jika hendak berganti rute.

Peron stasiun juga sangat aman. Terdapat pintu otomatis yang simetris dengan pintu gerbong MRT. Mirip dengan sistem stasiun di sky train atau LRT (Light Rail Transit) bandara internasional Soekarno-Hatta. Petunjuk area naik/turun penumpang juga sangat pas penempatannya, sehingga sangat memudahkan penumpang untuk keluar/masuk MRT.

Peron stasiun MRT mirip dengan peron skytrain di bandara Soetta | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Lalu yang tak kalah mengagumkan adalah ketepatan waktu tiba dan berangkat. Semua kereta MRT tiba di stasiun sekitar 1-2 menit sebelum jadwal keberangkatan, dan melanjutkan perjalanan tepat sesuai waktu yang tertera di papan waktu. Frekuensi keberangkatannya setiap 10 menit dan setiap 5 menit khusus di jam sibuk.

MRT sangat tepat waktu, sesuai waktu yang tertera di jadwal keberangkatan | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Hal-hal yang harus diantisipasi pengelola

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki MRT sudah sepatutnya membuat moda transportasi ini menjadi opsi menarik bagi warga Jakarta. Namun ini juga akan tergantung pada tarif yang akan ditetapkan.

Saat ini penetapan tarif MRT belum diumumkan, antara Rp 8.500-10.000. Besaran tarif bisa sangat memengaruhi tingkat keramaian penumpang, karena MRT memakai kartu khusus untuk pembayarannya. Tidak sama dengan KRL dan transJakarta.

Baca juga: Yuk Jajal MRT Jakarta Gratis!

Selain itu jika nantinya MRT telah sukses menggaet banyak penumpang, pengelola juga harus mengantisipasi keramaian di sekitar stasiun seperti ojek online dan pedagang asongan. Ini sangat penting, lantaran seperti di stasiun MRT Benhil contohnya, yang tepat berada di pinggir jalan raya dan di depan Intiland Tower.

Jangan sampai terjadi kemacetan akibat menumpuknya ojek online dan pedagang asongan, karena tidak ada area khusus untuk mereka. Pengelola MRT Jakarta wajib belajar dari stasiun KRL seperti Palmerah, Karet, dan lain-lainnya. Jangan sampai terjadi hal yang sama.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini