Detik-detik Penyelamatan Kecelakaan Pesawat di Bandara

Detik-detik Penyelamatan Kecelakaan Pesawat di Bandara
info gambar utama
  • Melihat detik-detik penyelamatan saat terjadi kecelakaan pesawat di bandara.
  • Hari ini (21/11) dilaksanakan latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) di Bandara Halim Perdana Kusuma.
  • Skenarionya adalah pesawat mendarat keluar landasan pacu, terjadi kebakaran, dan penumpang mengalami luka-luka bahkan ada yang meninggal.

PT. Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang Halim Perdana Kusuma hari ini (21/11) melaksanakan latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

PKD merupakan pelayanan untuk menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian dan/atau kecelakaan pesawat di bandara dan sekitarnya, sampai radius +-8 kilometer dari titik referensi bandara.

Selain itu, PKD juga untuk menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian, kecelakaan, dan/atau kebakaran fasilitas di bandara.

Latihan yang dimulai pukul 11.00 WIB ini melibatkan Komite Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency Committee), yang dibentuk dari perwakilan masing-masing instansi/unit kerja di bandara maupun sekitarnya, yang terkait dengan PKD dan dibuatkan NOTAM (Notice to Airmen).

Good News from Indonesia (GNFI) berkesempatan langsung melihat detik-detik latihan PKD hari ini. Berikut adalah skenario kecelakaan pesawat dan proses evakuasi serta penanganan korban.

BACA JUGA: Tak Ingkar Janji, Merpati Kini Terbang Lagi

Pesawat Rajawali Sakti Air yang dipakai untuk latihan PKD | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

1. Skenario pesawat overrun

Dalam PKD kali ini, diasumsikan pesawat Boeing 737-400 registrasi PK-PPK milik Rajawali Sakti Air dengan nomor penerbangan RS-2015 dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) ke Bandara Halim Perdana Kusuma (Jakarta), mengalami overrun atau keluar batas landasan pacu saat mendarat.

Pesawat yang membawa 100 penumpang ini awalnya terbang normal, tapi pukul 09.50 WIB pilot menghubungi menara kontrol Bandara Halim, untuk melakukan pendaratan di runway 24. Sebab, kondisi cuaca hujan lebat dan jarak pandang di bawah 500 meter.

Juga dikarenakan landasan pacu yang basah, menara kontrol Bandara Halim menginstruksikan pilot untuk holding pada area atau ketinggian tertentu menunggu hujan reda. Setelah 15 menit mengitari bandara, pesawat diizinkan mendarat.

Namun saat pendaratan, pesawat mengalami overrun di ujung runway 24 dan keluar landasan sejauh 1 meter. Roda depan (nose wheel) terbenam 50 cm, yang mengakibatkan engine menyentuh runway hingga akhirnya terjadi percikan api dan menimbulkan kebakaran di sektor D5 (dalam grid map).

BACA JUGA: Tiga Bandara Resmi Diambil Alih Angkasa Pura II

Evakuasi penumpang Rajawali Sakti Air RS-2015 | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

2. Evakuasi penumpang

Penumpang yang selamat menyelamatkan diri melalui pintu darurat. Beberapa penumpang mengalami luka ringan, luka berat, dan ada yang meninggal dunia.

Ketika kecelakaan pesawat diketahui ATC (AIRNAV), ATC menginformasikan ke General Manager, OIC, PKP-PK dan Pengamanan. Executive General Manager KC HLP selaku Ketua Komite langsung mengaktifkan Airport Emergency Committee yang terdiri dari Direksi AP II, Departemen Perhubungan, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Aircraft Operator, dan menyatakan keadaan darurat.

Care Area untuk perawatan medis para korban | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

3. Perawatan medis di Care Area

Setelah penumpang dievakuasi, semua diarahkan ke Care Area untuk mendapatkan pertolongan medis. Luka-luka yang diderita penumpang sangat beragam, seperti luka di tangan, leher, pelipis, dan dada. Petugas medis dengan sigap memberi pertolongan pertama, sebelum dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Petugas medis dengan sigap memberi pertolongan | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Petugas medis juga saling berkoordinasi untuk menentukan penumpang mana yang harus diprioritaskan mendapat pertolongan medis, dan mana yang harus segera dibawa ke ambulans.

Semua peralatan medis tersedia lengkap untuk menolong korban | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

4. Ambulans bersiap

Sementara itu di saat petugas medis memberi pertolongan pertama pada para korban, mobil-mobil ambulans sudah bersiap dengan pintu belakang terbuka untuk membawa korban, baik yang ditandu maupun luka ringan. Setidaknya ada 6 mobil ambulans yang berjejer rapi, dan kalau ada ambulans yang berangkat, langsung ada yang datang menggantikan.

BACA JUGA: Apa Saja Manfaat Runway 3 di Bandara Soetta?

Ambulans berjejer rapi untuk memudahkan pertolongan pada korban | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Setelah proses evakuasi selesai dilakukan, teridentifikasi jumlah korban yakni korban selamat (64 orang), korban luka ringan (21 orang), korban luka berat (12 orang), dan korban meninggal (3 orang). Total korban adalah 100 orang.

Petugas Damkar memadamkan api di pesawat | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

5. Api di pesawat padam

Sementara itu saat para korban dievakuasi, petugas pemadam kebakaran (Damkar) datang untuk memadamkan api di sisi kanan pesawat. Mereka bekerja cepat agar api tidak semakin menjalar luas.

Tim dari Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) juga datang untuk memberi bantuan.

Tim Basarnas juga hadi di lokasi kecelakaan | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Dampak dari kecelakaan ini, ada beberapa penerbangan yang dialihkan dan ditunda. Penerbangan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma dialihkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, dan sebagian penerbangan yang mengalami penundaan dan pembatalan jadwal keberangkatan, untuk para penumpang diberlakukan delay management sesuai peraturan yang berlaku.***

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini