Dewan Kota Surabaya menandatangani akta persetujuan dengan perusahaan kereta api dan trem pemerintah Hindia Belanda, Staatssporwegen en Tramwegen (SSenT), pada 30 Mei 1924.
Pihak Dewan Kota menyepakati akan memberi sebidang tanah secara gratis untuk industri kereta api SSenT.
Sebidang tanah yang diberikan letaknya berada di persimpangan jalur Wonokromo dan dua cabang lainnya, yaitu Sepandjang dan Grudo.
Perlu diketahui, SSenT pada awal abad 20 memang sedang gencar meningkatkan transportasi berbasis rel seperti kereta api dan trem di pulau Jawa.
Menurut Boekoe Peringatan Staatsspoor-en Tramwegen di Hindia-Belanda 1875-1925 yang ditulis pakar transportasi rel yang juga Wali Kota Bandung periode 1921-1928, S.A. Reitsma, terdapat jalur rel sepanjang 2.737 kilometer yang dibuat SSenT.
Pada tahun tersebut, tercatat ada 46 juta lebih penumpang di mana mereka menarik keuntungan sebesar 59 juta gulden dalam setahun.
Baca Juga:
- Sejarah Hari Ini (15 April 1890) - Trem Surabaya Buka Trayek Baru ke Stasiun Grudo
- Sejarah Hari Ini (25 Mei 1963) - Pendirian Perusahaan Negara Kereta Api
- Sejarah Hari Ini (10 Mei 1883) - Pembukaan Jalur Kereta Api Sukabumi - Cianjur
- Kereta Prameks, Penyambung Hidup Warga Yogya-Solo
Referensi: S.A. Reitsma, "Boekoe Peringatan Staatsspoor-en Tramwegen di Hindia-Belanda 1875-1925" | Prita Ayu Kusumawardhani, "Kereta Api di Surabaya 1910-1930" | Rudolf Mrazek, "Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni" | Achmad Sunjayadi, "Pariwisata di Hindia-Belanda (1891-1942)"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News