Sirup dan Minuman Kemasan Tradisional Bernuansa Jadul

Sirup dan Minuman Kemasan Tradisional Bernuansa Jadul
info gambar utama

Minuman manis dan dingin selalu jadi andalan untuk melepas dahaga. Dari zaman dahulu sampai sekarang, minuman manis selalu banyak peminat. Kebetulan, di Indonesia sendiri minuman manis ada sangat banyak variannya, mulai dari es teh manis, es buah, sirup aneka rasa, es dari sari buah, minuman bersoda, dan beragam rasa minuman kemasan.

Bahkan, sempat ada beberapa minuman manis yang populer pada masanya. Sebut saja nama es kepal Milo, minuman dengan bubble tea atau boba, kopi dalgona, minuman dengan brown sugar, dan Thai tea.

Nah, bila Anda sedang ingin mengonsumsi minuman manis yang berbeda, berikut ada tiga minuman tradisional jadul yang asli Indonesia. Ketiganya mungkin tak lagi populer dan sulit ditemukan, tapi semuanya layak dicoba karena rasanya yang klasik tapi tak kalah nikmat dari minuman kekinian.

Sirup Tjampolay

Bila jalan-jalan ke supermarket dan melihat rak sirup, kemungkinan besar Anda akan melihat merek-merek ternama seperti ABC atau Marjan. Namun, pernahkah Anda mencoba sirup Tjampolay?

Sirup jadul ini berasal dari Cirebon dan sudah diproduksi sejak tahun 1936 dan punya varian rasa seperti rozen roos, mangga gedong, kecil, jeruk nipis, kopi moka, asam jeruk, kopyor, peach, durian, dan pisang susu.

Sejarawan Cirebon, Jajat Sudrajat, mengatakan kepada Liputan6.com, bahwa sirup Tjampolay ini pada awalnya dibuat dari buah campolay atau juga disebut sawi Belanda.

Nah, ada warga Cirebon keturunan Tionghoa bernama Tan Tjek Tiu menemukan buah ini cocok untuk dijadikan minuman. Setelah dibuat, ia pun mengenalkan sirup tersebut pada orang-orang di sekitarnya. Sampai akhirnya, sirup Tjampolay dijual di sekitar Cirebon.

Bahkan, orang-orang Belanda yang saat itu berada di Cirebon pun menyukai sirup ini karena rasanya yang manis. Bila ingin mencoba kenikmatan sirup Tjampolay ini, sudah banyak lho yang menjualnya di situs e-dagang. Kisaran harganya untuk 1 botol isi 630ml adalah Rp35 ribuan.

Cap Badak

Ini bukan minuman larutan penyegar “yang ada badaknya” itu lho. Meski ada kemiripan di nama merek, Cap Badak ini adalah minuman bersoda dari Pematang Siantar. Ciri khas dari minuman ini adalah kemasannya yang berupa botol kaca dengan logo badak bercula satu. Kalau dilihat dari penampilannya, minuman ini sangat terasa bernuansa vintage.

Awalnya, Cap Badak memiliki beberapa rasa minuman soda, yaitu jeruk, anggur, nanas, air soda, kopi, raspberry, sarsaparilla, dan American ice cream soda. Namun, saat ini tinggal terisa rasa soda biasa dan sarsaparilla.

Minuman ini paling enak diminum dalam keadaan dingin. Bisa sekadar ditambahkan es batu atau bahkan susu kental manis agar menjadi semacam soda gembira.

Sarsaparilla

Sarsaparilla | @Sunhaji Shutterstock

Nama sarsaparilla mungkin tampak asing ya? Memang, ini masuk kategori minuman kemasan jadul yang sudah ada sejak tahun 1960 dan populer di Yogyakarta. Sarsaparilla merupakan minuman ringan fementasi, biasa disebut limun, dengan rasa asam manis seperti soda.

Namanya sendiri diambil dari bahan utama pembuatan minuman ini, yaitu tanaman sarsaparilla. Berbeda jauh dengan minuman kekinian, kemasan sarsaparilla ini sangatlah vintage. Ia menggunakan botol kaca berwarna cokelat dengan bentuk yang unik.

Pada zaman dahulu, minuman ini disukai para bangsawan. Namun, saat ini sarsaparilla sudah bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Saat ini, sarsaparilla bisa ditemukan di toko oleh-oleh sekitar Yogyakarta atau Anda mungkin bisa mencarinya di situs jualan daring.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

DA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini