Di Balik Alasan Kepopuleran Xiaomi di Industri Ponsel Tanah Air

Di Balik Alasan Kepopuleran Xiaomi di Industri Ponsel Tanah Air
info gambar utama

Spesifikasi mumpuni tapi harga murah, kurang lebih seperti itu jawaban yang diberikan oleh beberapa bahkan sebagian besar pengguna ponsel Xiaomi, saat ditanya alasan mengapa memilih merek satu ini dibanding ponsel merek lain sebagai alat komunikasi masa kini.

Seperti yang khalayak tau, Xiaomi sejatinya merupakan pemain yang cukup berpengaruh di industri ponsel tanah air. Sedikit kilas balik, perusahaan asal Tiongkok ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2014 dengan membawa ponsel pertamanya yaitu Redmi 1S, spesifikasi yang ditanamkan pada ponsel ini bisa dikatakan cukup mumpuni, paling utama yaitu penyematan chipset Qualcomm Snapdragon 400 yang bisa dikatakan cukup mutakhir pada masanya.

Harga jadi hal utama yang membuat Xiaomi berhasil mencuri perhatian di industri ponsel pintar dan pegiat gadget kala itu, Redmi 1S yang dibanderol dengan harga Rp1,49 juta pada perilisannya ternyata membuat publik tertarik, mengingat ponsel dari merek lain dengan deretan spesifikasi serupa dijual dengan kisaran harga nyaris dua kali lipat.

Tidak mau terlena dengan kehadiran ponsel murah tapi memiliki spesifikasi mumpuni, segelintir orang pada awalnya menganggap kalau kehadiran Redmi 1S hanya strategi yang dilakukan sebagai gebrakan awal memasuki pasar Indonesia. Namun, anggapan tersebut ternyata dibungkam oleh Xiaomi dengan mempertahankan labelnya sebagai pemain ponsel murah di tahun-tahun berikutnya.

Baca juga Tingkat Komponen Lokal Indonesia Mencapai 36,08 Persen, Seperti Apa Jeroan Xiaomi Mi 11?

Kehadirannya sebagai perusahaan ponsel pintar dengan harga murah dan spesifikasi mumpuni nyatanya bukan hanya hisapan jempol belaka, hal ini dibuktikan dengan penilaian pengguna yang bahkan sudah memakai produk pertama Xiaomi di tanah air.

“Nyari ponsel yang murah tapi berkualitas dan lengkap fiturnya, kebetulan sewaktu ponsel sebelumnya rusak keluar Redmi 1S, beli dan terpakai 2 tahunan (sebagai ponsel utama), tapi 4-5 tahun setelahnya itu masih awet. Jadi murah, awet, kualitas ok, dan fitur lengkap” ungkap Jumin Tantri Karta yang berprofesi sebagai Platform and Development Engineer.

Jumin juga mengungkapkan bahwa dirinya bukan termasuk orang yang membeli ponsel berdasarkan gaya hidup, melainkan untuk kebutuhan mobilitas sehari-hari yang bisa dipenuhi dengan bantuan kualitas dan kelengkapan fitur ponsel.

Tak cukup sampai di situ, penilaian juga dibagikan oleh pengguna salah satu lini produk lain Xiaomi yaitu Poco F1 yang rilis di tahun 2018.

“Sebenarnya pilih ponsel liat dari prosesor dan RAM, karena dari dulu memang nyari ponsel yang mendukung untuk main game, kebetulan Xiaomi ini punya RAM tinggi dan prosesornya bagus jadi lumayan mendukung” ungkap Rangga Prasetia, yang berprofesi sebagai karyawan perbankan.

Nyatanya walau mendapat respon positif dari beberapa pengguna, bukan berarti Xiaomi luput dari anggapan negatif, julukan perusak harga pasar hingga 'ponsel gaib' tak luput dialamatkan setidaknya sampai beberapa waktu belakangan ini, bersamaan dengan beberapa ponsel flagship Xiaomi yang memiliki varian tertinggi dan rilis dengan harga yang mulai masuk akal dan hampir menyamai jajaran ponsel flagship merek lain, tapi tetap dengan harga lebih murah.

CEO Xiaomi yaitu Lei Jun beberapa waktu lalu mengungkap kemungkinan harga beberapa ponsel yang akan naik, salah satu alasannya karena kelangkaan dan krisis chip semikonduktor yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Pada tahun ini saja, Sejak Januari hingga Mei, sekira sudah ada 8 ponsel yang digelontorkan Xiaomi di Indonesia secara agresif, yakni:

  • Poco M3,
  • Redmi 9T,
  • Mi 11,
  • Redmi Note 10,
  • Redmi Note 10 Pro,
  • Poco X3 Pro,
  • Poco F3, dan
  • Redmi Note 10s.

Terlepas dari berbagai penilaian dan pendapat dari pengguna produknya, bagaimana sebenarnya kedudukan Xiaomi di pasar ponsel pintar Indonesia saat ini?

Baca juga Setiap Tahun, Jumlah Kepemilikan Ponsel di Indonesia Kian Meningkat

Perbandingan 3 ponsel Android di kelas menengah

Mengulas lebih dalam dan mengetahui posisi serta perbandingan Xiaomi dan merek ponsel lainnya, kali ini kita akan coba mengulik secara ringkas sampel spesifikasi dari tiga ponsel android kelas menengah atau mid-end yang hadir pada paruh pertama tahun 2021 di Indonesia, untuk mengetahui keunggulan apa saja yang dimiliki oleh masing-masing ponsel dengan harga yang ditawarkan.

Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A
info gambar

Ketiga ponsel yang dijadikan perbandingan ialah Oppo A74 yang rilis pada 22 April, Xiaomi Redmi Note 10 yang rilis pada 9 April, dan Vivo Y51A yang rilis pada bulan Januari, perlu diingat bahwa pemilihan ketiga ponsel ini dilakukan berdasarkan tipe ponsel di kelas yang sama dan dirilis pada tahun 2021.

Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A | Tangkapan layar GSMArena
info gambar

Pada resolusi layar, ketiga ponsel dari masing-masing merek sebenarnya memiliki spesifikasi yang hampir sama, sedikit perbedaan ada pada perbandingan rasio dan Xiaomi yang lebih unggul karena sudah dilengkapi dengan pelindung Corning Gorilla Glass. Sedangkan untuk tipe, Vivo menggunakan layar IPS LCD, berbeda dengan Oppo dan Xiaomi yang menggunakan layar tipe AMOLED.

Spesifikasi Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A | Tangkapan layar GSMArena
info gambar

Pada bagian prosesor dan sistem operasi, ketiganya sama-sama dibekali OS Android teranyar sekaligus sistem operasi bawaan terbaru yang dimiliki oleh masing-masing merek, yaitu ColorOS 11.1, MIUI 12, dan Funtouch 11.

Komprasi Chipset
info gambar

Oppo dan Vivo dibekali dengan chipset yang sama yaitu Qualcomm Snapdragon 662 yang dalam hal ini diungguli oleh Xiaomi dengan membawa chipset yang lebih tinggi yaitu Snapdragon 678, berdasarkan nilai perbandingan yang diperoleh dari NanoReview, chipset yang dimiliki oleh Redmi Note 10 memiliki poin performa yang lebih unggul.

Spesifikasi Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A | Tangkapan layar GSMArena
info gambar

Salah satu hal penting yang tidak boleh terlewat, yaitu kapasitas memori. Oppo dan Vivo kali ini unggul karena memiliki kapasitas penyimpanan berupa RAM yang lebih besar. Sementara untuk Xiaomi, walau pada gambar dijelaskan ketersediaan RAM dengan ukuran serupa, sayangnya pada situs resmi Xiaomi Indonesia hanya tersedia dalam pilihan penyimpanan 64 GB/4 GB.

Spesifikasi Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A | Tangkapan layar GSMArena
info gambar

Dari segi fitur kamera di bagian belakang, Redmi Note 10 kembali menunjukan keunggulan lewat kelengkapan jenis kamera yang dimiliki. Jika dilihat seksama, 4 kamera yang disematkan pada ponsel besutan Xiaomi ini merupakan gabungan dari kamera yang ada pada milik Oppo A74 dan Vivo Y51A. Tapi, kebalikannya dengan kamera depan, Redmi Note 10 hanya menyematkan resolusi 13MP yang lebih kecil 3MP dari kamera depan kepunyaan Oppo dan Vivo.

Spesifikasi Oppo A74 – Redmi Note 10 – Vivo Y51A | Tangkapan layar GSMArena
info gambar

Sedangkan untuk daya tahan tenaga, ketiga ponsel di atas sama-sama ditenagai baterai berkapasitas 5.000mAh dengan masing-masing klaim fitur fast charging yang dimiliki.

Baca juga Ponsel dengan Baterai Jumbo Ternyata Makin Dibutuhkan

Masuk ke bagian yang paling dinanti, yaitu harga yang dibanderol masing-masing ponsel dan biasanya jadi faktor penentu bagi sebagian besar orang untuk menentukan pilihan, berdasarkan harga terbaru di masing-masing situs resmi per hari ini, Jumat (21/05/2021), Xiaomi membuktikan eksistensinya sebagai merek ponsel mumpuni dengan harga terjangkau melalui Redmi Note 10 yang dibanderol Rp2,39 Juta, diikuti dengan Vivo Y51A seharga Rp3,39 juta, lalu Oppo A74 seharga 3,49 Juta.

Kesimpulannya, untuk perbandingan kali ini Xiaomi memang lebih unggul dari segi harga dan prosesor yang merupakan komponen penting dari sebuah ponsel, namun perlu dicatat bahwa dari spesifikasi di atas ada beberapa poin yang keunggulannya dimiliki oleh Oppo dan juga Vivo.

Rahasia Xiaomi menjual ponsel dengan harga murah

Setelah sedikit terbukti soal label ponsel mumpuni sekaligus murah dari perbandingan sampel ponsel di atas, ada pertanyaan yang sedari lama sudah muncul di kalangan masyakarat khususnya pegiat gadget, mengapa Xiaomi bisa menjual ponsel dengan harga murah ketimbang pesaing?

Mengutip Kumparan dalam menjawab pertanyaan ini, pengamat gadget di Indonesia yaitu Lucky Sebastian memberikan beberapa penjelasan soal strategi yang dipakai Xiaomi. Salah satunya, Xiaomi menetapkan batas atas keuntungan yang diambil dari hasil penjualan dikurang biaya produksi tidak besar dari 5 persen, berbeda dengan perusahaan ponsel lain yang mengambil keuntungan jauh di angka persentase tersebut.

Ketentuan itu dibuat Xiaomi sejalan dengan visi perusahaan yang ingin menghadirkan teknologi terjangkau bagi semua orang, sehingga keuntungan yang didapat dari hasil penjualan ponsel tidak terlalu besar.

Tapi terlalu naif rasanya jika Xiaomi sebagai salah satu raksasa teknologi dunia tidak membutuhkan sumber keuntungan lain demi berjalannya perusahaan. Masih menurut Lucky, strategi lainnya yang dimiliki Xiaomi ada pada iklan yang acap kali muncul di tampilan antar muka OS bawaannya, yaitu MIUI.

Pengguna mungkin bisa mendapatkan ponsel mumpuni dengan mengeluarkan lebih sedikit uang dibanding merek ponsel lain, tapi ada harga yang harus dibayar, yaitu berupa munculnya beragam iklan dari pihak ketiga yang biasanya didapat saat menginstal aplikasi atau hanya berupa iklan dalam bentuk notifikasi yang muncul secara tiba-tiba.

Pendapatan yang diterima Xiaomi dari iklan tersebut rupanya tidak sedikit, pada tahun 2020 pemasukan dari iklan tersebut menyentuh angka 12,7 miliar yuan atau setara Rp26,7 triliun.

Xiaomi yang bersaing dengan 3 anak BBK Electronics di Indonesia

Setelah semua keunggulan yang dimiliki Xiaomi dan penjabaran alasan mengapa merek ponsel satu ini populer di Indonesia, muncul hasil laporan dari Canalys yang merilis peringkat top 5 smartphone vendor di tanah air selama kuartal 1 tahun 2021.

Top 5 Indo Canalys
info gambar

Hasilnya, Xiaomi justru ada di peringkat 4 dan harus menerima kekalahan dari Oppo yang ada di peringkat pertama, diikuti Samsung, Vivo, lalu Realme di peringkat ke-5, kenapa? Perlu diingat bahwa Oppo, Vivo, dan Realme merupakan merek ponsel di bawah naungan induk perusahaan yang sama yaitu BBK Electronics yang juga berasal dari Tiongkok.

Baca juga Pengguna Ponsel di Indonesia Bakal Mencapai 89 Persen Populasi pada 2025

Melihat peringkat dari Canalys, menunjukkan Oppo dan Vivo yang mengungguli Xiaomi merupakan penilaian berdasarkan performa unit atau market share yang biasanya dipengaruhi oleh karakteristik segmen pasar dengan golongan tertentu, mulai dari gender, kelas ekonomi, dan lain sebagainya.

Jadi tidak heran jika Oppo dan Vivo yang mungkin memiliki karakteristik pengguna yang sama dan dalam jumlah lebih besar kali ini berhasil mengungguli Xiaomi.

Global Smartphone Q1 2021
info gambar

Walau begitu, kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi di luar Indonesia atau secara global, masih berdasarkan laporan yang dirilis oleh Canalys, Xiaomi berhasil mengungguli Oppo dan Vivo namun tetap berada di bawah peringkat Samsung, dalam hal ini walaupun Samsung turut memiliki lini ponsel dengan harga terjangkau, tapi keunggulan didapat oleh pabrikan ponsel asal Korea Selatan ini dalam pangsa pasar untuk ponsel kelas flagship.

Terlepas dari kepopuleran dan peringkat yang dimiliki masing-masing ponsel baik secara nasional di Indonesia atau dalam skala global, di lain sisi eksistensi Xiaomi bersamaan dengan perusahaan ponsel lain diharapkan bisa menyediakan perangkat komunikasi yang mendukung apabila kehadiran konektivitas 5G sudah hadir di Indonesia.

Walaupun belum terlihat titik terang soal kepastian konektivitas generasi terbaru ini hadir secara meluas di tanah air, setidaknya dalam beberapa waktu ke belakang semakin ramai pemain ponsel pintar di Indonesia yang menghadirkan ponsel terbaru dengan fitur konektivitas 5G, sebut saja Oppo dengan Reno5, Xiaomi dengan Mi 11 dan Samsung dengan Galaxy S21.

Bukan tidak mungkin, kekhawatiran masyarakat akan mahalnya ponsel dengan keunggulan fitur 5G apabila konektivitas ini sudah tersedia akan terjawab dengan adanya ponsel-ponsel murah berbasis 5G besutan Xiaomi dan merek ponsel lainnya.

Tidak hanya itu, Xiaomi dan beberapa perusahaan ponsel lain pada dasarnya juga bisa semakin meningkatkan kepopulerannya dengan lebih jauh berinvestasi di Indonesia, dalam bentuk membuat fasilitas Research & Development (R&D) berupa pabrik produksi seperti yang selama ini sudah dilakukan beberapa pemain ponsel pintar, contoh lain selain Xiaomi yaitu Samsung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini