Museum Mpu Purwa Simpan Peninggalan Kuno dari 5 Kerajaan Sekaligus

Museum Mpu Purwa Simpan Peninggalan Kuno dari 5 Kerajaan Sekaligus
info gambar utama

Indonesia identik dengan sebutan negara yang penuh akan budaya dan peninggalan sejarah kuno. Mulai dari yang paling terkenal hingga mendunia, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan situs-situs lain yang menjadi karakteristik unik negara ini.

Ada berbagai situs peninggalan sejarah dan museum yang tersebar di Indonesia, dan telah terdaftar secara resmi untuk menjadi sebuah tempat penyimpanan sekaligus pameran publik. Salah satunya Museum Mpu Purwa yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 210, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Menurut riwayat sejarah yang tertulis di museumindonesia.com, museum Mpu Purwa merupakan tempat sejarah dan budaya yang sudah lama menjadi perencanaan pembangunan sejak tahun 1980-an oleh Seksi Kebudayaan Depdikbud dan Seksi Kebudayaan Dinas P dan K Kota Malang. Namun, banyak beberapa usulan dan alasan tertentu yang mengakibatkan perencanaan ini menjadi tidak terealisasikan

Gelar acara rangkaian acara resmi di Museum Mpu Purwa
info gambar

Menapaki Riwayat Museum Papua di Jerman

Barulah pada tahun 2000, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan mulai tersadar dan berinisiatif untuk mengumpulkan semua benda purbakala yang tersebar secara berkelompok di masing-masing tempat. Benda-benda tersebut nantinya akan diletakkan secara khusus di Perpustakaan Umum Kota Malang.

Namun, karena alasan krusial, akhirnya pada tahun 2001 benda-benda tersebut di pindahkan di gedung bekas SDN Mojolangu 2 Malang. Hingga akhirnya diresmikan sebagai tempat khusus untuk pengumpulan benda peninggalan sejarah pada tanggal 2 Mei 2004 oleh Wali Kota Malang, Peni Suparto, dengan nama Gedung Balai Penyelamatan Badan Purbakala Mpu Purwa.

Setelah beberapa tahun, tepatnya di tahun 2018, tempat ini beralih fungsi dari balai penyelamatan menjadi museum. Diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Efendy sebagai Museum Mpu Purwa.

Menampung benda kuno dari 5 kerajaan sekaligus

Perlu Kawan GNFI ketahui koleksi purbakala yang disimpan di dalam Museum Mpu Purwa ini berasal dari masa pra-sejarah, hingga masa sejarah Hindu-Budha. Pada waktu itu, terdapat lima kerjaan yang berpengaruh terhadap latar belakang terkumpulnya benda kuno di museum ini. Antara lain Kerjaan Kanjuruhan, Kerjaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Majapahit.

Peninggalan yang ada pada masa pra-sejarah, yaitu seperti Batu Pelor, Batu Gores, dan Batu Lumpang. Sisanya adalah peninggalan sejarah yang berasal dari masa Kerajaan Hindu-Budha berupa prasasti, arca, makara, lingga, dan jenis benda kuno lainnya.

Museum Kayu Tua Himba, Alternatif Wisata Edukasi di Kutai Kartanegara

Pada bagian lantai satu kita dapat menemukan berbagai arca dan prasasti, yang telah tertata rapi dengan pelindung kaca berbentuk persegi panjang di tengah maupun sudut-sudut ruangan.

Pelindung tersebut juga dilengkapi dengan lampu yang terletak tepat di bawah benda kuno tersebut. Gunanya lampu itu diletakkan di bawah, tidak lain adalah untuk dapat menyorot secara jelas benda-benda yang ada di dalam pelindung. Di bagian awal pintu masuk dihiasi dengan jajaran topeng malangan dengan warna yang beragam, tersusun secara vertikal dan terhubung satu sama lain.

Dapat dilihat bahwa bangunan dari museum ini tersusun rapi dan berkelas modern. Penataan lampu serta design perpaduan warna semuanya sangat pas
info gambar

Menurut kunjungan Joshua Favian melalui vlog pribadinya di Youtube, terdapat salah satu arca yang menjadi pusat utama pembeda museum ini dengan museum lain. Arca tersebut adalah Arca Ganesha yang diketahui merupakan Arca terpenting sepanjang sejarah perkembangan tanah Jawa yang hanya ada di Museum ini.

Ada juga peninggalan arca yang paling kuno, yaitu Arca Makara yang dijadikan penjaga pintu candi Kerajaan Kanjuruhan. Oleh karena itu, tidak heran jika Museum ini memiliki kesan yang istimewa di perspektif para pengunjung. Arca-arca lain yang juga menjadi jejak sejarah peninggalan kuno, yaitu Arca Siwa, Brahma, dan Durga.

Memasuki lantai dua museum ini, Kawan GNFI akan disuguhkan miniatur yang merepresentasikan diorama kisah legenda tanah Jawa di masa lalu. Kisah-kisah tersebut seperti kisah Tumapel yang menculik Ken Dedes untuk dinikahi, kisah Ken Arok yang membunuh Mpu Gandring untuk sebuah keris, dan kisah-kisah lainnya yang juga melibatkan Mpu Purwa.

Melihat Rumah Masa Kecil Bung Hatta, Pembentuk Karakter Sederhana dan Keislaman

Dilengkapi desain modern dan fasilitas canggih

Visualisasi atau tampilan fasilitas LED 2D yang menampilkan gambar sekaligus informasi
info gambar

Desain yang dibawa oleh museum ini mampu menghabiskan dana 8,5 miliyar. Hal itu disebabkan adanya keterlibatan teknologi yang lebih canggih, untuk mengakses informasi latar belakang dan penjelasan setiap benda di museum tersebut secara praktis dan cepat.

Para pengunjung cukup melakukan scanning code pada QR-Code yang telah tertera pada tiap-tiap benda di sana. Selain itu, ada pula model peletakkan informasi tentang peninggalan kuno lain yang ditempatkan pada sebuah hiasan berbentuk kotak berwarna kuning. Unik bukan?

Di lain sisi, pada tiap tembok tertentu terpampang sebuah visual LED 2D yang menampilkan gambar beserta penjelasannya. Dengan total biaya yang terbilang mahal dan fasilitas yang modern, museum ini tidak memungut profit apapun. Para pengunjung hanya perlu mengisi presensi di dekat pintu masuk, setelahnya mereka dapat menikmati jajaran benda kuno sesuai kenyamanan individu.*

Referensi:Fakta Malang | Indotribun | Youtube | Museum Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini