Personal Boundaries, Membangun Jarak Antara Diri Sendiri dan Orang Lain

Personal Boundaries, Membangun Jarak Antara Diri Sendiri dan Orang Lain
info gambar utama

Penulis: Brigitta Raras

Kawan GNFI, apakah saat ini merasa ada orang lain yang terlalu terlibat dalam hidup Kawan? Kawan merasa mereka terlalu mencampuri urusan pribadi hingga melewati batas? Jika membiarkan hal itu terjadi, Kawan merasa orang itu berhak atau mungkin Kawan saja merasa tidak enakan.

Sebagai contoh, ada teman atau sahabat yang sudah saling mengenal selama berpuluh-puluh tahun. Kawan merasa mereka mengenal Kawan dengan baik atau Kawan merasa mereka jauh lebih mengenal diri Kawan dibandingkan dengan diri sendiri.

Pemikiran ini membuat Kawan merasa bergantung dengan mereka dalam hal apapun. Sebagai contoh, dalam mengambil keputusan, Kawan seolah-olah selalu membutuhkan campur tangan dari mereka.

Tidak hanya itu, bahkan Kawan kerap takut untuk memberikan batasan antara diri Kawan dan mereka. Kawan merasa perlu untuk selalu menjalin hubungan dengan mereka karena sudah mengenal baik.

Kawan justru akan merasa egois dan berpikir akan kehilangan kesempatan untuk berelasi dengan mereka jika memberi batasan antara diri Kawan dan mereka. Padahal, nyatanya tak seperti itu, setiap orang berhak memiliki batasan untuk diri sendiri.

Batasan ini dapat diartikan sebagai privasi, ruang, dan jarak antara Kawan dan mereka. Perlu Kawan ingat, tak ada yang memahami diri Kawan sebaik diri sendiri. Pikiran dan tubuh akan selalu bersama Kawan selama hidupmu.

Misalnya, Kawan berhak untuk meminta pasanganmu untuk tidak bertindak seenaknya. Kawan juga dapat dan punya hak tidak menceritakan semua kehidupan kepada sahabat Kawan. Tak semua hal, perlu diketahui oleh orang lain.

10 Seniman Mural Indonesia Berkolaborasi dalam On dan Off Pressure

Definisi personal boundaries

Foto: Unsplash/Glenn Cartens
info gambar

Keberanian dalam memberikan batasan, ruang, dan jarak antara diri Kawan dan mereka inilah yang disebut dengan personal boundaries. Secara mendalam, personal boundaries atau batasan diri merupakan aturan yang dibuat oleh seseorang dalam mengidentifikasi cara yang masuk akal dan aman untuk orang lain berperilaku terhadap dirinya dan cara meresponnya.

Personal boundaries juga diartikan sebagai batasan seseorang untuk menolak dan berani untuk mengatakan suka atau tidak suka. Kemampuan mengetahui batasan personal ini, menjadi tanda bahwa kita peduli terhadap diri sendiri.

Batasan ini menjadi penting, karena berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Dengan membangun personal boundaries, Kawan akan punya waktu untuk mengenal diri sendiri dan mengeksplor hal-hal yang Kawan sukai. Berikut jenis-jenis personal boundaries.

Mengintip Inovasi Motor Listrik Berbekal IoT Garapan Mahasiswa UII Yogyakarta

Jenis personal boundaries

Foto: Unsplash/Headway
info gambar

1. Material boundaries

Hal ini berkaitan dengan materi, seperti uang, mobil, pakaian, atau barang yang Kawan miliki. Kawan dapat membuat batasan apa saja yang boleh dipinjamkan atau dilihat kepada orang lain.

2. Physical boundaries

Hal ini berkaitan dengan ruang pribadi, privasi dan tubuh Kawan. Kawan berhak untuk menentukan siapa yang boleh menyentuh Kawan, seperti berpegangan tangan atau berpelukan.

3. Mental boundaries

Hal ini berkaitan dengan pikiran, nilai, dan pendapat pribadi. Pahami pikiran Kawan, nilai apa yang Kawan anut. Cobalah untuk terbuka akan pendapat orang lain, meskipun keputusan akhirnya tetap berada di tangan Kawan.

Penting untuk diingat, bahwa personal boundaries tak hanya mementingkan bagaimana Kawan membentuk batasan saja. Namun, personal boundaries yang sehat terbentuk dengan kedua belah pihak yang saling menghargai.

Seberapa Penting Social Skill untuk Pengembangan Kariermu?

Membentuk personal boundaries

Ilustrasi | Foto: Unsplash/Austin Distel
info gambar

1. Memahami batasan diri

Cobalah untuk paham terlebih dahulu terhadap diri sendiri. Pahami hal-hal apa yang membuatmu merasa nyaman dan tidak nyaman, suka dan tidak suka.

Hal ini juga sangat penting dan berpengaruh bagi kesehatan mental Kawan. Ketika Kawan terus terpapar dengan ketidaknyamanan, tentunya ini akan menjadi masalah bagi Kawan sendiri.

2. Bersikap tegas

Pastikan Kawan untuk berani menolak pada hal-hal yang membuat Kawan tak nyaman, berani untuk mengatakan tidak. Sikap ini akan mampu membantu Kawan untuk menghentikan seseorang yang sudah terlalu ikut campur dengan urusan kehidupan Kawan.

Dengan berani menolak, ini juga akan membawa Kawan untuk terhindar dari rasa ketidaknyamanan. Hal ini akan membawa Kawan pada perasaan nyaman dan tenang. Tentunya, ini baik untuk kesehatan mental Kawan.

3. Lakukan saja

Hal yang menjadi penting adalah lakukan dan terapkan personal boundaries. Semuanya akan menjadi percuma dan tak berarti jika tak diterapkan. Memang, terkadang batasan antara Kawan dan mereka terkesan terlihat egois. Namun, Kawan tetap butuh waktu untuk diri sendiri dalam memahami diri Kawan.

Itu tadi pemahaman dan tips mengenai personal boundaries. Semoga setelah ini, Kawan dapat membuat batasan dan tak takut untuk mengatakan tidak atau menolak, ya.*

Referensi: satupersen | sketsaunmul

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini