CG Artist Asal Indonesia Terlibat dalam Produksi Film "Spiderman-Man: No Way Home"

CG Artist Asal Indonesia Terlibat dalam Produksi Film "Spiderman-Man: No Way Home"
info gambar utama

Belum ada riwayat terlalu banyak jika bicara mengenai insan bertalenta asal Indonesia yang terlibat dalam produksi film kenamaan dunia dari segi di balik layar, tapi di saat bersamaan pencapaian tersebut juga bukan sesuatu hal yang baru.

Membahas secara lebih spesifik di bidang animasi, grafik komputer, atau efek visual yang saban hari semakin banyak diandalkan dalam dunia perfilman yang kian mengedepankan aspek CGI, Indonesia memang sudah memiliki sejumlah seniman ahli di bidang terkait yang namanya sudah tidak asing lagi, sebut saja Andre Surya, Griselda Sastrawinata, Wira Winata, dan masih banyak lagi.

Baru-baru ini, catatan nama tersebut bertambah dengan adanya CG artist yang diketahui terlibat dalam produksi film Spider-Man: No Way Home, yakni Ian Martin Ciputra.

Pria yang akrab disapa Ian ini diketahui berasal dari Surabaya dan berkarier sebagai seorang seniman 3D di perusahaan efek visual Secret Lab, yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat.

Mendapat kesempatan untuk menggarap adegan dari karakter Green Goblin yang diperankan oleh William Dafoe, Ian mengaku bahwa ia memiliki rasa kebanggaan dan antusias yang tinggi pada saat mengetahui dirinya ikut terlibat dalam produksi film terlaris di box office global tahun ini.

Menjadi Animator Internasional, Ronny Gani: Ada Peluang Besar Bagi Animator Indonesia

Pengerjaan dalam waktu singkat

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Ian, dirinya menjelaskan bahwa pemberitahuan proyek yang diberikan kepada tim di perusahaannya baru sampai di kisaran bulan September 2021. Padahal, film Spider-Man: No Way Home sendiri dijadwalkan dan telah rilis pada dua hingga tiga bulan setelahnya, yakni di bulan Desember.

“Langsung kaget sih, ini September loh, dan filmnya rilis Desember. Semangat, takut, dan senang karena kita ikut kerjain (film) Spider-Man…” ujar Ian, menguitp VOA Indonesia.

Lebih detail, Ian juga menceritakan bahwa dirinya kedapatan mengerjakan adegan kemunculan pertama kali karakter villain Green Goblin di film terkait, lebih tepatnya saat adegan William Dafoe melepaskan topeng karakter tersebut.

Karakter Green Goblin yang digarap Ian
info gambar

Tim di perusahaannya disebut bertanggung jawab dalam merancang kostum karakter tersebut dalam bentuk 3D, sedangkan Ian secara spesifik memegang bagian yang bertanggung jawab agar hasil dari rancangan tersebut terlihat asli dan tidak memperlihatkan hasil buatan komputer.

“Aku kerjain bagian shading namanya, untuk cek materialnya sendiri supaya material ini kelihatan asli terbuat dari metal, kelihatan detail-detail mulai dari goresan-goresan, lumpur-lumpur. Pokoknya asal kelihatan real dan meyakinkan kalau itu hasil komputer” terang Ian.

Bicara mengenai tantangan dan tingkat kesulitan, Ian mengakui bahwa selain waktu pengerjaan yang terbilang mepet, klien atau dalam hal ini Marvel sendiri diketahui merupakan pihak yang selalu memiliki standar tinggi.

Dirinya mengungkap jika tim yang terlibat bisa bekerja hingga tujuh hari dalam seminggu, dengan waktu lebih dari 12 jam per hari. Dengan kerja keras seketat itu, Ian mengaku puas dengan apa yang ia dan timnya kerjakan, meskipun jika dihitung secara keseluruhan kemunculan karakter Green Goblin yang visualnya mereka kerjakan hanya muncul dengan durasi selama dua hingga tiga menit.

Bukan tanpa alasan, menurut Ian hal tersebut sudah memuaskan karena antusiasme dan euforia dari jutaan penonton di berbagai dunia akan film ini sudah membuat dirinya merasa bersyukur untuk dapat kesempatan terlibat dalam film ini.

Belum lagi, kemunculan dari tiap karakter memang tak pernah henti mengundang rasa kagum karena film ini menjadi film pertama kalinya ketiga karakter hero dan villain dari tiga generasi Spider-man bersatu.

“Orang-orang bersoraknya benar-benar kaya Timnas Indonesia menang, jadi senang, terharu, dan merasa semuanya setimpal.”

Jajaran Penyanyi Indonesia Isi Soundtrack Film Superhero “Shang-Chi” Garapan Marvel

Ketertarikan terhadap animasi dan kemungkinan berkarier di Indonesia

Bakat Ian dalam dunia animasi nyatanya memang tidak terjadi secara instan, ia mengakui bahwa dirinya telah memiliki ketertarikan dengan bidang menggambar sejak masih sekolah.

Ian sendiri baru mengetahui bahwa bidang animasi dan kesenangan menggambar yang ia geluti ternyata memiliki potensi berkarier saat sudah duduk di bangku SMA. Hal tersebut kemudian mengantarkan Ian untuk menempuh pendidikan tinggi animasi komputer di Seattle dan Florida, baru kemudian pindah ke Los Angeles untuk selanjutnya bekerja di Secret Lab.

“Memang kita belajarnya dasarnya dari sekolah, tapi kebanyakan aku juga belajar tutorial dari YouTube, asalkan terus belajar aja sih, gak peduli dari mana kita bisa kok,” tambahnya.

Bukan kali pertama ini terlibat dalam produksi film Marvel, sebelumnya Ian diketahui juga telah terlibat dalam penggarapan film Thor: Ragnarok (2017), dan beberapa film Hollywood lainnya bahkan film Mortal Kombat (2021), yang juga menyertakan aktor asal Indonesia yakni Joe Taslim sebagai salah satu pemeran utama.

Sebagai diaspora yang berkarier di Negeri Paman Sam, Ian memberikan tanggapan mengenai kemungkinan untuk kembali ke Indonesia dan berkarier di tanah air. Dirinya tidak menampik akan keinginan tersebut, namun di saat bersamaan juga merasa masih perlu belajar banyak hal dan ingin terlebih dulu mencari banyak ilmu serta pengalaman di posisinya saat ini.

Ingin Berkarir Menjadi Animator? Ini Deretan Studio Animasi Ternama di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini