Menjadi Animator Internasional, Ronny Gani: Ada Peluang Besar Bagi Animator Indonesia

Menjadi Animator Internasional, Ronny Gani: Ada Peluang Besar Bagi Animator Indonesia
info gambar utama

Sampai saat ini, Indonesia memiliki catatan prestasi atau berbagai hal membanggakan yang diperhitungkan dalam kiprah internasional melalui berbagai industri, tak terkecuali pencapaian di bidang animasi dalam industri kreatif.

Tak dimungkiri, di kalangan masyarakat pada awalnya bahkan sampai saat ini masih sering dijumpai anggapan jika industri kreatif terlebih animasi, belum dianggap sebagai suatu bidang yang memiliki prospek menjanjikan bagi para pelakunya atau dalam hal ini animator. Padahal, kenyataannya lebih dari itu.

Beruntung, Indonesia sudah memiliki lembaga khusus yang paham akan potensi besar dari industri animasi dan terus berupaya menjadikannya sebagai salah satu industri yang menjanjikan tidak hanya di tanah air, namun juga untuk bisa berkiprah secara internasional bagi para animator, salah satunya yaitu Asosiasi Industri Animasi Indonesia (ANIMAKI).

Di saat yang bersamaan, Indonesia memiliki jajaran animator yang sukses membuktikan keahlian yang dimiliki dan mampu bersaing bahkan berkolaborasi dengan para animator dari berbagai negara lain dalam beberapa kesempatan yang sama.

Baca juga 5 Animator Indonesia di Kancah Film Dunia

Tak tanggung-tanggung, deretan animator tanah air yang sudah ada kerap kali turut terlibat dalam industri perfilman dunia layaknya produksi film Hollywood dan jajaran proyek film ternama, sebut saja Andre Surya yang terlibat dalam produksi film Iron Man 2, Griselda Sastrawinata yang turut serta menggarap film animasi Shrek, dan masih banyak talenta lainnya.

Melihat deretan keberhasilan yang sudah ada, kerap kali muncul pertanyaan soal apakah masih ada peluang untuk menambah daftar panjang animator yang berhasil menunjukkan hasil karyanya di kiprah internasional?

Menjawab pertanyaan tersebut, GNFI mendapat kesempatan berbincang dengan Ronny Gani, Senior Animator yang saat ini berkarir di Industrial Light & Magic (ILM), perusahaan bidang efek spesial film yang berpusat di Amerika Serikat dan acap kali menjadi bagian dari produksi berbagai film dunia, sebut saja film besutan Disney khususnya Marvel, dan masih banyak lagi.

Dorongan Ronny Gani menjadi seorang animator

Ronny Gani
info gambar

Tidak instan, sebelumnya banyak diberitakan kalau pria yang merupakan lulusan dari Arsitektur Universitas Indonesia ini memang mempelajari berbagai hal terkait animasi secara otodidak. Dengan perjalanan panjang yang dilalui, alih-alih meniti karir di industri yang sama seperti pendidikan yang diambil saat kuliah, Ronny memilih mengubah haluan ke industri lain yang lebih menarik minatnya.

Setelah memperhitungkan kalau dirinya tidak memiliki potensi yang cukup dan prospek menjanjikan di bidang arsitektur, di saat yang bersamaan ia berkenalan dengan 3D software yang menjadi awal mula dirinya menjajaki dunia animasi.

Lebih lanjut, Ronny merasa ada tarikan yang membuat dirinya yakin dan memutuskan untuk mendalami animasi sampai akhirnya berada pada titik sekarang ini.

“Saat itu di tahun 2009, mulai muncul format film dengan konsep story telling yang dibuat dalam bentuk animasi, di antaranya Shrek, Toy Story, dan masih banyak lagi, jadi jenis film yang belum pernah atau belum banyak hadir, di mana film dengan model seperti itu dalam produksinya mengandalkan efek visual yang dibuat menggunakan 3D software, hal itu yang menarik minat saya” ungkapnya pada GNFI, Kamis (3/6/2021).

Berangkat dari hal itu, Ronny mulai mencari tahu lebih detail mengenai industri animasi yang ada termasuk prospek dan segi lapangan pekerjaannya. Yang menarik, Ronny membeberkan bahwa pada saat itu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut, bahkan dalam skala global layaknya ILM tempat ia bekerja sekarang sejatinya dapat dikatakan cukup royal dalam merekrut pekerja seni layaknya animator yang memang memenuhi standar dan dinilai layak untuk diajak bergabung.

Baca juga 3 Animator dan Ilustrator Bangsa di Perfilman Animasi Hollywood

“Mereka (perusahaan bidang efek spesial film) sama sekali nggak melihat dari mana para animator berasal, yang dilihat hanya orang dengan skill yang ahli di bidangnya, ketika cocok dan standarnya memang ketemu, mereka sama sekali tidak keberatan memfasilitasi berbagai kebutuhan yang diperlukan buat membawa orang tersebut bergabung, jadi kebetulan memang ada fenomena seperti itu pada saat itu” jelas Ronny lebih jauh.

Kondisi di atas yang kebetulan terjadi saat itu, pada akhirnya mengantarkan Ronny untuk berkembang dengan keikutsertaan hasil karyanya dalam berbagai film terkenal yang mendunia, sebut saja keempat film The Avengers besutan Marvel, Pacifc Rim, Transformers, Ant-Man, hingga terakhir dan paling baru ialah lanjutan film A Quiet Place yang baru rilis di pertengahan tahun 2021 ini.

Peluang di industri animasi internasional

Saat ditanya soal pandangannya mengenai peluang para animator Indonesia untuk bisa berkarir baik di dalam negeri, atau mengikuti jejaknya dan menambah daftar animator tanah air yang berkiprah di industri animasi internasional, Ronny memberikan jawaban yang membangun dan meyakinkan.

“Kalau melihat kondisi dulu dan sekarang sebenarnya serupa, saat zaman saya pertama kali terjun di mana industri ini masih jadi hal yang baru, baik animator sekaligus perusahaan, keduanya masih sedikit. Sedangkan sekarang, animator dan perusahaan yang ada semakin banyak, walau peluang karirnya semakin besar tapi sudah pasti persaingannya pun semakin ketat karena perusahaan membutuhkan animator dengan kemampuan terbaik” jelas Ronny.

Tak cukup sampai disitu, Ronny juga mengungkap keyakinannya soal peluang bagi para animator di Indonesia.

“...yang penting gimana caranya supaya kita tetap bisa menjadi animator yang unggul dibanding yang lain, untuk kesempatan bagi orang Indonesia itu sangat besar, dan industri ini akan terus berkembang kalau saya lihat.”

Baca juga Menolak Menggarap Film "Ice Age 5", Animator Indonesia ini Garap Film "Peanuts"

Ronny juga mengungkap soal adanya fenomena para pelaku industri film yang akhirnya membanting setir dengan membuat film dalam format animasi. Karena jika melihat produksi film yang pada dasarnya ber-genre live action, untuk proses produksinya masih terkendala sampai saat ini. Lain halnya dengan film animasi yang pada dasarnya bisa dibangun sistem untuk melakukan pengerjaan dari rumah bagi para tim produksi.

Terlebih, Ronny juga mengungkap bahwa saat ini kebutuhan akan hiburan dari segi tayangan serial atau live streaming juga semakin meningkat, sehingga para pemilik platform streaming akan semakin banyak yang meminta konten baik berupa film atau tayangan lainnya yang sudah pasti memberi pengaruh positif bagi industri animasi.

Berbagi keberhasilan lewat Bengkel Animasi

Bengkel animasi menyelenggarakan event Indonesian CG Heroes
info gambar

Tak ingin menikmati keberhasilannya sebagai seorang animator yang berkiprah secara internasional seorang diri, membuat Rony memutuskan untuk mendirikan Bengkel Animasi, sebuah professional training center yang ditujukan bagi insan kreatif Indonesia yang ingin berkarir di industri animasi khususnya computer graphic (CG).

Dengan misi mengangkat kualitas skill animator di Indonesia, para animator yang bergabung dalam program tersebut diharapkan memiliki standar yang kompetitif di level internasional.

Di saat yang bersamaan, Ronny mengungkap walau saat ini sudah banyak animator sekaligus perusahaan yang saling mencari kesempatan untuk berkolaborasi dan bekerja, sering kali muncul kondisi di mana perusahaan tidak menemukan standar yang cukup atau dalam hal lain kurangnya kapabilitas bagi para animator untuk bisa terserap.

Berdasarkan hal tersebut, Ronny menilai ada yang kurang tepat entah dari segi pembelajaran atau hal lain yang ada pada setiap animator tanah air, sehinggal hal tersebut yang mendorong dirinya mendirikan Bengkel Animasi.

Pada Bengkel Animasi, di mana sebagian besar tutor merupakan praktisi berpengalaman yang juga sudah meniti karir dari berbagai studio animasi internasional di berbagai negara, Ronny menyatakan bahwa pihaknya memiliki prinsip menjadi penghubung antara animator tanah air yang memiliki bakat tinggi untuk bisa turut berkarier di perusahaan internasional.

Baca juga Indonesia CG Heroes, Berkumpulnya Animator Indonesia Kelas Dunia

Lebih jauh, Ronny juga mengungkap bahwa tidak masalah jika belum atau tidak dapat meniti karier sebagai animator yang go international, karena sejatinya industri animasi di Indonesia sudah cukup terbentuk dengan baik.

Pada akhir ceritanya, Ronny juga menyampaikan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi mereka yang memang tertarik untuk masuk ke industri animasi secara spesifik sebagai bagian dari industri kreatif. Dirinya meyakinkan bahwa permintaan di industri animasi saat ini sangat tinggi dengan kesempatan yang juga luas, terlebih sudah banyak perusahaan dengan bidang terkait di dalam negeri dengan status yang sudah mapan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

SA
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini