Terapkan Gaya Hidup Minimalis Dengan Komunitas Lyfe With Less

Terapkan Gaya Hidup Minimalis Dengan Komunitas Lyfe With Less
info gambar utama

Biasanya, banyak diskon bertebaran di tanggal kembar sehingga membuat kebanyakan orang kalap ingin membeli ini dan itu. Belum lagi, jika tergiur dengan potongan harga dan gratis ongkos kirim di e-commerce.

Tak jarang, meski memiliki barang yang sama dengan kegunaan yang tak jauh berbeda, orang tetap membeli barang dengan kegunaan yang sama. Mereka berpikir “Kapan lagi bisa membeli dengan harga murah?” atau “Mumpung murah gapapa sesekali”.

Alhasil, barang-barang yang memiliki fungsi yang sama semakin menumpuk dan berakhir hanya satu yang sering digunakan. Barang yang menumpuk, selain memakan tempat juga dapat berdebu dan rusak karena lama tak dipakai.

Apabila itu merupakan barang yang habis pakai seperti produk kecantikan, bisa jadi berakhir kedaluwarsa tetapi isi produk belum habis digunakan semua. Mungkin Goodmates pernah mengalaminya?

Komunitas Lyfe With Less kenalkan gaya hidup minimalis

Komunitas Lyfe With Less kenalkan gaya hidup minimalis. | Sumber: Lyfe With Less
info gambar

Selain biasa diisi dengan resolusi baru, tak ada yang salah jika tahun baru juga dimulai dengan gaya hidup baru. Gaya hidup minimalis mengutip penjelasan oleh The Minimalist Vegan adalah proses mengidentifikasi apa saja yang penting di dalam hidupmu dan memiliki keberanian untuk mengeliminasi sisanya.

Ketika kamu menyingkirkan yang tidak penting, kamu memberi kapasitas lebih untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidupmu. Less is more. Gaya hidup inilah yang coba dikenalkan oleh komunitas Lyfe With Less. Dikutip dari Hipwee, komunitas yang telah berdiri sejak tahun 2018 ini memiliki visi misi ingin mengenalkan tentang gaya hidup minimalis dan bagaimana cara memulainya kepada anak muda Indonesia.

Melalui konten-konten yang dibagikan lewat media sosial Instagram dan platform lainnya seperti website Lyfe With Less, siniar di Spotify, YouTube dan Telegram. Cynthia S Lestari, founder dari komunitas Lyfe With Less, ingin komunitas ini bisa menjadi wadah dan panduan bagi para pegiat gaya hidup minimalis

Untuk mewujudkan visi misi tersebut, dilansir dari situs resminya, komunitas Lyfe With Less memiliki beberapa kampanye untuk mengajak siapa pun turut serta menerapkan gaya hidup minimalis.

#BelajarJadiMinimalis merupakan kampanye utama milik Lyfe With Less. Melalui kampanye ini, mereka ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai hidup secukupnya agar mengurangi kebiasaan impulsif membeli dan menimbun barang.

Membuat berbagai kampanye

Kampanye lainnya yang juga beri manfaat untuk menambah teman baru adalah #SalingSilang. Kampanye ini merupakan wadah bagi anggota Lyfe With Less untuk menjual, menukar atau memberi gratis barang-barang yang sudah di decluttering milik mereka kepada anggota lain di grup Telegram.

Kampanye ini dilakukan rutin setiap hari Minggu pada jam yang telah ditentukan. Kamu yang tertarik dapat bergabung ke grup Telegram Lyfe With Less melalui situs resmi mereka.

Nah, siapa nih yang kalau beli barang tapi gak pernah dipakai sampai habis? Melalui kampanye #PakaiSampaiHabis dan #PakaiSampaiRusak, Lyfe With Less ajak masyarakat untuk bertanggung jawab menggunakan barang yang mereka beli atau miliki hingga habis atau sampai rusak. Kampanye ini bertujuan mengurangi pembelian impulsif dan terbuang sia-sia.

Kampanye lainnya adalah #BijakBerkonsumsi. Dari kampanye ini, Lyfe With Less ingin mendorong masyarakat menjadi konsumen yang lebih mindful. Kita selalu punya kemampuan untuk bijak memilih apa yang sebenarnya butuh kita beli.

Dengan gaya hidup minimalis dapat membawa banyak manfaat. Mulai dari menciptakan ruang lebih lapang di tempat tinggal, sampai memiliki pengaruh dalam pengaturan finansial.

Kamu yang tertarik memulai gaya hidup minimalis dapat mengikuti konten-konten informatif pada Instagram dan platform lainnya milik Lyfe With Less. Yuk, kita hidup lebih bijak lagi dengan gaya hidup minimalis!

Referensi: Lyfe With Less | Hipwee | The Minimalist Vegan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini