Mengenali Beragam Metode Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Mengenali Beragam Metode Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
info gambar utama

Setiap hari, akan ada orang yang berbelanja produk makanan, perawatan tubuh, perlengkapan rumah tangga, obat-obatan, serta produk fesyen dan kecantikan yang semua kemasannya kemudian menyumbang penumpukan sampah rumah tangga.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020 dan 37,3 persen di antaranya berasal dari aktivitas rumah tangga. Berdasarkan jenisnya, 39,8 persen di antaranya berupa sisa makan, kemudian sisanya adalah sampah plastik, kayu atau ranting, kertas atau karton, dan sampah jenis lainnya.

Menurut akademisi dari Universitas Indonesia, Dr. Eng Astryd Viandila Dahlan, pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya wilayah DKI Jakarta, hingga saat ini masih menggunakan sistem linear yaitu kumpul-angkut-buang. Semua sampah rumah tangga dikumpulkan, diangkut pengumpul sampah, dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS), dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Astryd mengatakan bahwa sistem linear seperti itu diharapkan akan dapat diubah menjadi lebih sirkular. Dengan sistem sirkular, terdapat proses di mana sampah sudah diolah dan bisa kembali ke rumah tangga dalam bentuk produk. Sistem sirkular sendiri berfokus pada 3R atau reduce, reuse, dan recycle yang tujuannya adalah mengurangi konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

Dengan menjalankan sistem sirkular, pengelolaan sampah tidak hanya dilakukan oleh pengumpul sampah dan TPS, tetapi sumbernya yaitu rumah tangga ikut andil di dalamnya dengan memilah sampah dan menumbuhkan orientasi ekonomi sirkular di sekitar pengelolaan sampah.

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 dengan tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim" bisa jadi pengingat bagi kita sebagai masyarakat Indonesia mengenai betapa pentingnya kepedulian terhadap sampah yang kita hasilkan sehari-hari dan bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga dengan baik.

Berikut beberapa rekomendasi pengolahan sampah rumah tangga yang bisa dimulai dari diri sendiri demi lingkungan yang lebih sehat:

Bukan Hanya 3R, Pengelolaan Sampah di Indonesia Harus Bisa Atasi Masalah Iklim

Membangun kebiasaan memilah sampah

Jika biasanya semua sampah dikumpulkan dalam satu tempat sebelum diambil oleh pengumpul sampah, sekarang Anda bisa mulai kebiasaan baru dengan memilah sampah. Pisahkan sampah organik dan anorganik terlebih dahulu.

Sampah organik misalnya sisa makanan, kulit buah, sisa sayur, sisa rempah-rempah, biji-bijian, dedaunan, sisik ikan, kayu, kulit telur, dan kotoran hewan. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang asalnya bukan dari makhluk hidup, misalnya semua jenis plastik, kaca, kaleng, botol, karton, mainan, juga kemasan sabun dan kosmetik.

Menilik Tantangan Sekaligus Potensi Pengelolaan Sampah Elektronik di Indonesia

Menerapkan 3R

 Prinsip 3R | @ 9dream studio Shutterstock
info gambar

Pada dasarnya prinsip 3R adalah langkah-langkah pengelolaan sampah. Prioritas utamanya adalah reduce yaitu mengurangi produksi sampah, kemudian reuse yaitu menggunakan kembali, dan recycle yaitu mendaur ulang sampah.

Dimulai dari reduce, kita bisa mengurangi produksi sampah dengan membawa kantong belanja sendiri, menggunakan produk yang bisa dipakai berulang kali, dan mengurangi produk sekali pakai termasuk tisu, pembalut, kertas, dan kemasan.

Beralih ke reuse, Anda dapat menggunakan kembali sampah untuk fungsi yang sama atau berbeda. Misalnya, menggunakan kotak bekal untuk wadah bumbu masakan, botol minuman kaca untuk tempat minyak, atau membuat kain lap dari kaus bekas yang sudah tidak layak pakai.

Pada tahapan recycle, sampah dapat didaur ulang menjadi benda bermanfaat. Contohnya, membuat pakaian baru dari kumpulan pakaian lama, celengan dari botol plastik, atau tas belanja dari seprai bekas.

Setelah 3R sebenarnya masih ada dua tahap lagi dalam pengelolaan smapah yaitu recover atau pemulian bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang menjadi sumber energi atau bahan material ramah lingkungan dan terakhir ada disposal, yang biasanya berupa abu atau material sisa untuk diolah dan dibawa ke TPA.

Meninjau 2 Tahun Komitmen Bali Kurangi Sampah Plastik

Ecobrick

Ecobrick atau batu bata ramah lingkungan yang biasa digunakan untuk membuat furnitur modular, perabotan, ruang kebun, ruang hijau, juga dinding struktur dan bangunan seperti sekolah dan rumah.

Perlengkapan membuat ecobrick antara lain botol plastik, sampah non-organik dan non-biologi, gunting, dan kayu untuk memadatkan. Untuk membuatnya, pastikan botol dan sampah dalam keadaan bersih dan kering. Kemudian isi botol dengan sampah sampai padat dan tekan-tekan sampai merata hingga tidak ada rongga seperti balok beton.

Soal Sampah Cisadane, Pejuang Waktu: Larangan Buang Sampah Tidak Efektif Tanpa Edukasi

Bank sampah

Bank sampah merupakan tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah. Sampah-sampah tersebut akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.

Pendirian bank sampah memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA, memanfaatkan sampah sehingga mempunyai nilai ekonomi, mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, menciptakan lapangan kerja, dan membudayakan ekonomi kerakyatan.

Untuk mengirimkan barang-barang yang akan dikirim ke bank sampah, sebelumnya kita harus memastikan sampah kering dan sampah basah tidak tercampur dan menghindari material berbahaya yang tercampur demi memudahkan pihak bank sampah mengelola dan mendaur ulang sampah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dian Afrillia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dian Afrillia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini