Ikut Melestarikan Aksara Kuno Nusantara Bersama Komunitas Aksakun

Ikut Melestarikan Aksara Kuno Nusantara Bersama Komunitas Aksakun
info gambar utama

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kekayaan alam dan budaya. Pulaunya yang membentang dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia memiliki banyak ragam budaya.

Mulai dari bahasa daerah, adat dan istiadat, istilah tertentu, upacara atau perayaan khusus, dan masih banyak lagi. Budaya di Indonesia juga mewariskan aksara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aksara memiliki arti sebagai sistem tanda grafis untuk berkomunikasi dan sedikit banyak mewakili ujaran.

Di Indonesia sendiri, mungkin sebagian Goodmates telah cukup akrab dengan Aksara Sunda atau Aksara Jawa. Namun, semenjak telah mengenal alfabet atau huruf-huruf yang sudah umum kita gunakan secara universal, penggunaan aksara semakin jarang apalagi dalam keseharian.

Umumnya aksara-aksara daerah masih ada pada mata pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan bahasa daerah setempat. Kehadiran komunitas satu ini memiliki kepedulian yang besar terhadap pelestarian aksara-aksara kuno nusantara. Penasaran ingin berkenalan dengan komunitas satu ini? Yuk, mengenal lebih jauh bersama Komunitas Aksakun!

Mimpi Komunitas Aksakun Melestarikan Aksara

logo baru dari komunitas Aksakun (Aksara Kuno Nusantara) | Foto: Instagram Aksakun/Line Today
info gambar

Kehadiran Komunitas Aksakun atau Aksara Kuno Nusantara ini berawal dari impian untuk mengumpulkan semua data mengenai aksara. Impian ini kemudian berlanjut dengan mencetuskan ide untuk membuat peta interaktif, berisikan informasi data-data mengenai aksara yang telah berhasil terkumpulkan.

Baca juga:Ciptakan Presentasi yang Memukau Lewat 4 Tools Ini

Ide tersebut muncul akibat keprihatinan atas keterbatasan akses data mengenai informasi-informasi aksara yang berada di nusantara. Keinginan ini juga terdorong dengan rendahnya peminat dari masyarakat yang masih mau menekuni persoalan aksara dan media penulisannya, yakni naskah dan prasasti.

Berkat besarnya keinginan untuk berbagi informasi mengenai aksara, Komunitas Aksakun menggelar kelas belajar aksara bersama pada 2009 di Bandung. Kelas ini bertujuan untuk terus menyebarluaskan dan mempopulerkan aksara-aksara kuno nusantara terhadap khalayak.

Untuk menjangkau seluruh generasi, Komunitas Aksakun juga memanfaatkan platform situs resmi mereka di aksakun.org untuk berbagi informasi perihal aksara kuno nusantara agar lebih mudah terjangkau.

Sesuai dengan visi dan misinya tersebut, Aksakun memiliki fokus utama terhadap aksara yang tertulis pada naskah dan prasasti. Menurutnya, kedua artefak budaya itu yang mendokumentasikan askara pada masanya dan memungkinan masih ada pada masa kini di berbagai pelosok Indonesia.

Melansir dari situs resminya, sebagian besar naskah dan prasasti yang ada sudah terdata oleh museum, serta peneliti yang terkait dan perpustakaan daerah maupun pusat. Namun, sebagian lainnya belum terkaji karena masih tersimpan di masyarakat.

Baca juga:Main Tamiya Bersama Komunitas Street Mini 4WD Indonesia

Ada yang menarik mengenai penjelasan logo pada Aksakun. Pada situs resmi mereka, Aksakun menggunakan logo berupa pohon lontar yang memiliki latar batu prasasti. Bukan hanya sekadar gambar, logo tersebut memiliki makna pohon lontar dan batu merupakan bagian dari beberapa media tulis masyarakat Nusantara.

Logo ini menyesuaikan dengan tujuan utama Aksakun. Bukan hanya menyajikan data selengkap mungkin, tetapi untuk mengumpulkan berbagai aksara yang telah tertulis pada naskah-naskah kuno juga mengumpulkan goresan pada batu prasasti.

Nantinya, pengumpulan ini akan melengkapi upaya Aksakun untuk membuat pemetaan aksara. Dengan begitu, masyarakat bisa mengenal aksara-aksara dari berbagai pelosok nusantara sebagai salah satu warisan budaya yang harus terus lestari.

Baca juga:IPB University Hadirkan Komunitas Golf, Tertarik Bergabung?

Nah, logo terbaru dari Aksakun juga tidak kalah memiliki makna yang menarik. Melansir dari akun Instagram @aksa.kun, kini Komunitas Aksakun menggunakan logo berbentuk sebuah pohon.

Bentuk pohon terpilih sebagai sebuah saksi bisu dari sejarah yang tangguh dan dapat bertahan lama. Harapannya, Komunitas Aksakun juga memiliki ketangguhan dan semangat pantang menyerah dalam melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak lama di Indonesia.

Referensi:Instagram @aksa.kun | Aksakun.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini