Cara Membangun Pentingnya Work Life Balance

Cara Membangun Pentingnya Work Life Balance
info gambar utama

Semenjak pandemi, anjuran dari pemerintah juga lembaga kesehatan, banyak orang yang harus menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home. Meski work from home memiliki kelebihan tersendiri, tak jarang seseorang kemudian merasa kesulitan membangun work life balance.

Pengertian work life balance sendiri dapat beragam dan berbeda pada setiap orang. Meski begitu, work life balance dapat kamu pahami sebagai keadaan saat kamu bisa menyeimbangkan waktu yang ada.

Waktu untuk bekerja, waktu bersama keluarga, teman, atau bahkan pada hobi yang kamu sukai. Memiliki work life balance sangat penting bagi kehidupan kamu.

Berdasarkan penjelasan oleh Better Up, manfaat memiliki work life balance yang baik adalah berkurangnya masalah kesehatan. Kalau kamu sering overwork, hal tersebut bisa memberikan beberapa konsekuensi, seperti kelelahan, kondisi kesehatan yang memburuk, bahkan berpengaruh buruk pada hubungan yang sedang kamu miliki.

Selain itu, memiliki work life balance yang baik justru bisa meningkatkan produktivitas yang kamu miliki. Meski burn out cukup menantang untuk kamu hindari, menerapkan work life balance yang baik bisa membantu mengatasinya.

Cara Membangun Work Life Balance

ilustrasi work life balance | Foto: Fajar.co.id
info gambar

Membangun kebiasaan baru memang mustahil kamu lakukan dalam satu malam. Meski begitu, kamu bisa mulai membangun work life balance dari cara paling sederhana untuk menumbuhkan komitmen agar terus berlanjut.

Baca juga:Memaknai Arti Diam Lewat Komunitas Pantomim Indonesia

Pertama, berusahalah untuk berani menolak atau mengatakan “tidak”. Sebelum mengatakan “ya”, kamu bisa menganalisis terlebih dahulu mengenai permintaan yang kamu dapatkan.

Apakah itu sesuatu yang penting dan menjadi prioritas bagi kamu? Atau justru, kamu bisa menggunakan energi tersebut untuk mengerjakan sesuatu yang benar-benar penting?

Untuk membantu kamu membuat keputusan, kamu bisa menuliskan daftar pro dan kontra. Kamu juga bisa menggunakan metode Eisenhower matrix dengan memiliki empat kuadran yang terdiri dari kegiatan penting dan mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting tapi wajib, serta tidak penting dan tidak mendesak.

Kemudian, cobalah untuk memberi batasan yang jelas. Misalnya, kamu memiliki batasan waktu tertentu untuk menerima panggilan telepon atau membalas pesan terkait pekerjaan. Komunikasikan juga hal ini terhadap rekan di lingkungan kerja.

Baca juga: Susah Berhenti Nonton Film Seri? Waspada Binge Watching!

Batasan waktu ini juga bisa kamu terapkan pada jam kerja saat work from home. Misalnya ketika sudah masuk jam tertentu, kamu tidak lagi membuka laptop atau memeriksa email terkait pekerjaan.

Cara selanjutnya adalah sengaja meluangkan waktu untuk beristirahat sejenak. Terlebih saat sedang melakukan work from home, sangat penting untuk melakukan microbreaks. Microbreaks sendiri merupakan istirahat singkat antara 30 detik hingga 5 menit. Istirahat singkat ini bisa membuat kamu terhindar dari burn out.

Kamu juga bisa memanfaatkan waktu beristirahat saat makan siang. Daripada makan siang sambil mengerjakan tugas, ada baiknya untuk menikmati dan memanfaatkan jam istirahat sekaligus beristirahat sejenak dari pekerjaan.

Baca juga: Bikin Rileks, Rasakan Sensasi Pemandian Air Panas di Indonesia

Tidak hanya itu, jangan lupa untuk tetap memprioritaskan kesehatan yang kamu miliki. Baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental, sama pentingnya untuk senantiasa kamu jaga.

Di samping jadwal pekerjaan, luangkanlah waktu untuk memiliki olahraga rutin, melakukan meditasi, serta menjaga hubungan sosial. Kamu bisa mulai menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman saat akhir pekan. Dengan begitu, work life balance bisa berjalan baik.

Referensi: Better Up | Forbes | Health Direct

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini