Misteri Kuburan Kembar Angker di Tikungan Tugu Semarang

Misteri Kuburan Kembar Angker di Tikungan Tugu Semarang
info gambar utama

Jalan Raya Tugu di Kota Semarang merupakan jalur utama yang setiap harinya ramai dilalui kendaraan. Meski demikian, ada satu kisah misteri yang menyelimuti jalur Pantura itu, yaitu keberadaan kuburan atau makam kembar di Tugurejo, Kota Semarang.

Keberadaan kuburan kembar selama ini telah menjadi sebuah misteri dan membuat jalan di Tugurejo Semarang tersebut dikenal angker. Terlebih lagi, lokasi tersebut sering memakan korban jiwa dari peristiwa kecelakaan lalu lintas.

Menukil dari Solopos, berdasarkan cerita masyarakat, dahulunya di tengah jalan tersebut terdapat sebuah makam yang kerap disebut Kuburan Njambul. Makam itu disebut njambul karena batu nisannya menyembul ke tengah jalan.

Menyusuri Kota Lama Semarang, Little Netherland dengan Beragam Bangunan Khas Eropa

Secara kasat mata, keberadaan Kuburan Njumbul itu memang sudah tak lagi terlihat karena terbenam beton mulai akhir 2014 silam saat pembenahan jalan. Berulang kali patok itu tertimbun beton dan di cabut, ujung nisannya terus kembali muncul.

Masyarakat hingga kini tidak mengetahui makam siapa yang berada di tengah jalan tersebut. Tetapi banyak yang percaya bahwa makam tersebut merupakan milik seorang perempuan yang sering disebut-sebut sebagai perawan kawak.

“Sosok perawan kawak ini pun mitosnya kerap menampakan diri di tingkungan TPU Tugurejo hingga membuat pengendara terkejut dan terjadi kecelakaan,” tulis Adhik Kurniawan dalam Misteri Kuburan Kembar Tugurejo Semarang dan Sosok Perawan kawak.

Kisah kuburan kembar

Anwari, warga sekitar mengatakan bahwa kuburan kembar tersebut dipindahkan sekitar tahun 90 an, hal ini karena adanya proyek pelebaran jalan. Setelah proses pelebaran jalan, kini hanya makam di sisi utara saja yang dikenal dengan TPU Tugurejo.

“Makam itu berada di sisi selatan jalan sehingga hanya sisa makam di sisi utara yang kini dikenal sebagai TPU Tugurejo,” kata Anwari yang diwartakan Kompas.

Sedangkan untuk makam-makam yang tidak diketahui siapa keluarganya, maka akan dibiarkan untuk ditindih aspal. Makam yang tak diketahui dari keluarganya saja itu juga sudah tidak ada batu nisannya.

Disebutkan oleh Anwari, orang dahulu menyebut TPU Tugurejo sebagai Makam Salaman Mulyo. Tetapi masyarakat lebih mengenalnya sebagai Kuburan Kembar. Hingga kini menurutnya masih banyak makam yang terdapat di bawah jalan.

Sejarah Gereja Blenduk, Sebuah Ikon Kota Lama Semarang

Sementara itu, dirinya mengakui sering terjadi kecelakaan di area tersebut, apalagi menjelang bulan Syuro. Bahkan dalam momen itu sempat terjadi kecelakaan yang merenggut lima nyawa.

Kecelakaan ini terjadi oleh kendaraan yang melintas, baik itu motor, mobil, maupun truk. Seperti disebutkan oleh para korban, jelas Anwari, mereka melihat ada seorang wanita yang melintas dan jalan terus lurus padahal berbelok.

Sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan besar di jalur yang menikung baik dari arah timur maupun barat. Salah satu di antaranya adalah kecelakaan bus yang memakan hampir setengah penumpang bus.

“Supir truk maupun kernet yang meninggal juga banyak kejadian,” terangnya.

Mengais rezeki dari mitos

Karena sering terjadi kecelakaan di jalur tersebut, Anwari mengatakan bila area tersebut dikeramatkan terutama bagi sopir bus dan truk. Karena itu biasanya para sopir yang melintas akan melempar koin.

Istilah melempar koin saat melintas area yang dikeramatkan ini disebut dengan sawur. Dan kebiasaan itu rupanya sudah terjadi selama belasan tahun ini. Tetapi ternyata momen ini dimanfaatkan para warga untuk mengais rezeki.

Warga itu sering menyisir jalan dari Taman Lele ke timur sampai di jalur keramat itu untuk mengumpulkan koin. Bahkan dirinya bisa mengumpulkan Rp10.000 sampai Rp20.000 tiap malam setiap harinya.

Intip Kota-Kota Bersejarah di Indonesia, Opsi Wisata Terbaik (Bagian 1)

“Orang itu sudah meninggal setahun lalu. Meninggal juga tak wajar karena baru diketahui tiga hari kemudian. Sekarang tidak ada yang berani seperti itu,” ungkapnya.

Tokoh masyarakat Tugurejo, Sumarto tidak menampik bila jalan tersebut dikenal angker dan kerap memakan korban dari peristiwa kecelakaan. Meski demikian, dirinya membantah jika di tengah jalan itu terdapat makam yang dikenal dengan kuburan Njambul.

“Memang di situ terkenal angker (kerap memakan korban). Tapi, makam itu di tengah jalan tidak benar,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini