Rayuan Pulau Rote : Pulau Terluar Selatan Indonesia yang Telah Ada 30 Ribu Tahun Lalu

Rayuan Pulau Rote : Pulau Terluar Selatan Indonesia yang Telah Ada 30 Ribu Tahun Lalu
info gambar utama

Pernahkan Anda berkunjung ke Pulau Rote ?. Pulau ini adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang berada paling selatan di wilayah teritorial NKRI.

Kepulauan Rote, juga disebut Pulau Roti, adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Pulau ini terkenal dengan kekhasan budidaya pohon lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga.

Melansir laman resmi pemerintah Kab Rote bahwa Rote beserta pulau-pulau kecil disekitarnya ditetapkan sebagai Kabupaten Rote Ndao sejak tahun 2022.

Mau menelusuri lebih jauh? Yuk kita bahas satu per satu.

Selayang Pandang Sejarah Nama Pulau Rote

Menurut catatan sejarah bahwa Pulau Rote aslinya memiliki banyak nama. Setidaknya ada lima nama yang pernah beredar.

Di dalam arsip pemerintahan Hindia Belanda, pulau ini ditulis dengan nama Rotti atau Rottij” dan kemudian menjadi “Roti”.

Bagi masyarakat Rote yang mempunyai sembilan dialek, seringkali mereka menyebut pulau ini “Lote”, terkhusus bagi mereka yang tidak bisa menyebut huruf “R”.

Adapula masyarakat Rote lainnya yang menyebut pulau ini dengan nama “Lolo Deo Do Tenu Hatu” yang artinya Pulau yang Gelap.

Ada juga yang menyebut “Nes Do Male” yang artinya Pulau yang Layu/Kering, dan ada pula yang menyebut dengan “Lino Do Nes” yang berarti Pulau yang Sunyi.

Kemudian salah satu peta pada awal abad tujuh belas menyebut pulau ini dengan dialek khas pribumi bagian selatan yakni “Noessa Dahena” (Nusa Dahena) yang berarti “Pulau Manusia”.

Pulau Rote Menyimpan Surga PariwistaTersembunyi

Meskipun berada di titik nol paling selatan Indonesia, Pulau Rote ternyata memiliki potensi pariwisata yang mempesona.

Selain keindahan pesisir tropis dan Pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, juga terdapat pemandangan perbukitan yang berbatasan langsung dengan daerah pesisir khas pulau-pulau Nusa Tenggara Timur.

Inilah nama-nama pantai dan bukit yang telah dikelola menjadi primadona pariwisata pulau Rote;

1. Pantai Oeseli
2. Pantai Nembrala
3. Pantai Bo'a
4. Labirin Pantai Mulut Seribu
5. Pantai Tolanamon
6. Pantai Tiang Bendera
7. Pantai Oesosole
8. Telaga Nirwana
9. Danau Laut Mati
10. Bukit Mando’o

Riset Arkeologi : Ditemukan Gua Prasejarah di Pulau Rote Berusia 30 ribu tahun

Para ahli arkeologi sering melihat Pulau Rote sebagai bagian yang berperan dalam migrasi manusia anatomi modern ke arah Timur dan Australia.

Dari penelitian arkeolog UGM, berhasil ditemukan jejak hunian berumur sekitar 24.000 tahun lalu pada salah satu temuan gua di wilayah ini.

Melansir laman Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, bahwa Pertanggalan ini mencerminkan bahwa Pulau Rote merupakan salah satu pulau yang penting dalam sejarah persebaran manusia dan perkembangan budaya pada akhir Kala Plestosen (zaman es) yang berlanjut hingga Kala Holosen (9000 SM).

Dalam hal ini, baik Pulau Rote maupun Pulau Timor yang terletak di timur laut-nya telah dieksploitasi manusia sejak sekitar 30.000 tahun yang lalu dan mungkin lebih tua lagi.

Survei dan pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian berhasil menemukan setidaknya 18 gua dan ceruk serta situs paleolitik di sepanjang Sungai Kola yang menunjukkan adanya temuan alat serpih batu dan batu inti.

Sasando, Topi Til Langga hingga Tenun Ikat Khas Pulau Rote

Pulau Rote yang juga dikenal dengan sebutan pulau Lontar karena banyak sekali ditemui pohon lontar ini mendorong masyarakat sekitar untuk kreatif menambah nilai guna.

Tidak keliru jika masyarakat Pulau Rote mampu menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang menjadi ciri khas pulau ini.

1. Alat Musik Sasando

Siapa yang tak kenal Alat musik Sasando ?. Alat musik yang khas ini dibuat menggunakan daun lontar yang mengelilingi bambu dan berfungsi sebagai penahan resonansi dan bantalan kayu untuk menahan senar.

Alat musik ini dimainkan dengan dipetik menggunakan kedua tangan untuk memetik dawainya dan menghasilkan alunan suara yang indah.

Untuk jumlah dawai atau senar yang ada pada Sasando berbeda-beda, ada yang berjumlah 28 senar dan juga ada yang berjumlah 58 senar.

2. Topi Ti’il Langga

Ti’ilangga merupakan jenis topi tradisional orang Rote yang terbuat dari anyaman daun lontar.

Secara etimologis, istilah Ti’iI Langga berasal dari bahasa Rote (dialek Termanu) yang berarti ‘topi’. Istilah ini kemudian di gunakan untuk menyebut jenis topi yang dianyam dari daun lontar (Borassusflabillifer).

Topi khas orang Rote yang terbuat dari daun lontar yang masih muda ini merupakan topi bertepi lebar yang memiliki cula/jambul atau sering disebut juga antena karena memiliki tinggi sekitar 40 – 60 cm. Makna dari antena itu sendiri yang mengarah ke atas melambangkan pengagungan manusia kepada Tuhan.

3. Tenun Ikat

Kerajinan tangan kain tenun ikat Rote Ndao ini sudah dilakukan oleh nenek moyang mereka sejak ratusan tahun silam.

Sebelum mereka mengenal kapas, kain tenun dibuat dari bahan serat gewang. Tenunan yang dihasilkan dapat berupa sarung yang disebut juga Lambi Tei dan selimut yang disebut Lafe Tei.

Sarung dan selimut ini sering digunakan masyarakat di sana sebagai pakaian sehari-hari maupun pakaian pesta.

Tahukah Anda bahwa di pulau Rote, kedewasaan seorang wanita tidak hanya diukur dari usia semata-mata, tetapi keahlian dalam menenun ternyata menjadi salah satu ukuran seorang wanita di pulau Rote apakah sudah dianggap dewasa dan sudah pantas untuk menikah dan berumah tangga.

Tengok juga fakta-fakta menarik dari penjuru Timur Indonesia di Pulau Liki dan ujung Utara Indonesia di pulau Miangas

Referensi:

https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/383/350
https://rotendaokab.go.id/profil-daerah/sejarah/
https://www.beritadaerah.co.id/2021/01/27/tiga-fakta-unik-pulau-rote/
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=1728

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini