Kembang Loyang, Kuliner Wajib Masyarakat Sipultak Sambut Natal dan Tahun Baru

Kembang Loyang, Kuliner Wajib Masyarakat Sipultak Sambut Natal dan Tahun Baru
info gambar utama

Kembang Goyang, camilan khas Betawi ini sangat terkenal hingga daerah Sumatera, salah satunya Desa Sipultak, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Kembang loyang, sebutan masyarakat setempat. Pasalnya, makanan khas Betawi ini dibuat dengan loyang (cetakan) dari berbagai bentuk seperti bunga dan layang-layang. Selain itu, Kembang Loyang juga dicetak dengan berbagai ukuran loyang.

Makanan ini tak pernah sekali pun absen dari daftar makanan yang dihidangkan saat bertamu ke rumah masyarakat Sipultak pada saat menjelang Natal maupun tahun baru. Bulan Desember akan selalu disuguhi dengan wangi camilan satu ini, bahkan tidak akan pernah luput dari indra penciuman orang yang tidak sengaja lewat dari halaman rumah mereka.

Biasanya masyarakat akan merendam satu hingga dua liter beras sebelum akhirnya menggiling beras tersebut ke warung terdekat untuk dijadikan tepung. Tepung inilah yang menjadi bahan utama pembuatan kembang loyang.

Tak kalah penting, minyak pisang yang menjadi alasan tetangga ketahuan sedang membuat kembang loyang. Jika sudah tercium, ibu-ibu pasti akan bertamu dan segera mencicipi kembang loyang buatan temannya sembari membantu menghilangkan kantuk dan pegal.

Ketika Selera Kuliner Ikut Melebur dalam Pertemuan Budaya di Nusantara
Kembang goyang
info gambar

Terlihat sederhana bukan berarti mudah. Dalam membuat makanan ini, dibutuhkan kesabaran ekstra. Jadi, bagi Kawan yang cepat bosan, jangan coba-coba masak makanan ini sendirian, mata akan lebih cepat redup dibanding api gasnya. Waktu akan terasa berputar sangat lama. Adonan yang semula satu ember akan sangat sulit berkurang. Usahakan ajak Kawan GNFI yang lain, setidaknya membuat mata dan tangan tetap terkontrol.

Namun, tidak perlu khawatir, rasa lelah dan kantuk akan terbayar karena rasa gurih dan renyah dari kerupuk berkedok kue Natal ini. Dengan tempat penyimpanan yang baik dan terjaga, kembang loyang bisa tahan hingga tiga bulan. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa camilan ini selalu hadir di setiap rumah masyarakat Sipultak pada saat Natal dan tahun baru.

Kembang loyang cocok dijadikan persediaan, tetapi akan sangat jarang dijumpai setelah tahun baru karena cepat habis. Bagaimana lagi, selain rasanya yang gurih, makanan ini selalu dihidangkan bagi mereka yang bertamu dan tamu-tamu tidak akan bisa terhindarkan.

Masyarakat Sipultak termasuk masyarakat harmonis karena itu hampir semua lantai rumah akan terinjak telapak kaki di masa-masa Natal dan tahun baru. Kawan GNFI harus bersiap membuat camilan ini dengan adonan yang lebih banyak.

Tidak perlu cemas, bahan-bahannya mudah dijumpai dan terjangkau. Selain tepung beras dan minyak pisang, sediakan juga telur, minyak, gula, wijen (opsional), kelapa santan, vanila, dan tepung terigu.

Untuk loyang, umumnya masyarakat Sipultak pinjam-meminjam, bisa jadi satu loyang dipakai oleh lima keluarga di waktu yang berbeda. Tidak lupa juga, pewarna makanan. Pewarna makanan ini opsional, tergantung selera.

Menikmati Racikan Rempah yang Tersaji dalam Kuliner Tahun Baru Imlek

Warna yang paling sering dijumpai yaitu warna merah, hijau, kuning, dan putih. Warna-warna ini akan menambah selera dan nuansa keceriaan pada kembang loyang, tetapi kembali lagi pada selera masing-masing.

Proses pengolahannya juga tidak begitu sulit, Kawan hanya perlu mencampur semua bahan dalam satu wadah lalu mengukur tingkat keencerannya. Banyak masyarakat yang mempermasalahkan kekentalan adonannya karena akan berpengaruh dengan kerenyahan kembang loyang setelah siap diolah. Ada juga yang berpendapat bahwa ini faktor kuning ataupun putih telurnya.

Oleh karena itu, Kawan harus mengolahnya bersama dengan orang yang berpengalaman atau setidaknya pernah satu kali membuat atau sekadar melihat proses pembuatan adonan kembang loyang ini.

Setelah adonan siap, Kawan hanya perlu mencelupkan loyang yang sudah dipanaskan ke dalam adonan lalu memasukkan cetakan tersebut ke dalam wajan yang berisi minyak panas. Setelah itu, adonan dilepaskan perlahan dari loyang dan tinggal menunggu sampai kembang loyang matang dan berubah sedikit kecoklatan.

Kembang loyang pun siap disantap bersama orang-orang tersayang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini